Mohon tunggu...
Susanti Susanti
Susanti Susanti Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker Susanti

Mari Berkarya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Profesi Apoteker Berbagi Sehat

1 Oktober 2016   13:29 Diperbarui: 1 Oktober 2016   14:12 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbagi yuk… “Emang aku bisa? Aku kan bukan orang kaya,” mungkin kebanyakan orang akan menjawab demikian untuk menolak berbagi. Namun, ada kalimat bijak yang menyatakan bahwa “Seseorang bukan kaya karena sudah memiliki banyak, tetapi karena sudah berbagi banyak.”

Sebenarnya, semua orang dapat berbagi. Semua orang adalah orang kaya. Setiap orang punya kekayaan berbeda-beda, bisa berupa kekayaan harta, kekayaan ilmu pengetahuan, kekayaan wawasan, kekayaan keterampilan, kekayaan tenaga fisik, kekayaan kebijaksanaan, dan lain-lain. Di era globalisasi ini, cara untuk berbagi pun bermacam-macam, bisa ketemu langsung, maupun melalui perantara (bank, ekspedisi, dan berbagai media elektronik maupun non-elektronik). Menurut aku, yang penting adalah ada niat untuk berbagi yang tepat.

Dalam artikel ini, aku akan berbagi pengalaman Apoteker berbagi. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian menjelaskan bahwa Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.

Ehm, mungkin ada beberapa kisah memilukan yang bisa Apoteker bagikan. Saat anak-anak kecil ditanya, “Apa cita-cita kamu?” Mungkin akan banyak yang menjawab dokter, perawat, guru, polisi, dan lain-lain, tetapi jarang sekali akan ada yang menjawab “Apoteker.” Selain itu, banyak mahasiswa yang masuk berkuliah di farmasi karena belum ditakdirkan untuk menjadi dokter. Nah, lalu udah jadi Apoteker nih, disapa sebagai apa ya? Kalau dokter kan biasanya disapa, “Dok.” Kalau Apoteker? Hahaha, sebut saja, “Bapak” atau “Ibu”.

Tetapi, sebenarnya Apoteker punya peran penting untuk mewujudkan Indonesia Sehat juga lho. Sehat adalah aset paling berharga yang harus dimiliki oleh semua orang. Jadi mulai dari siswa di Sekolah Menengah Farmasi, mahasiswa di jurusan farmasi, dan program studi profesi Apoteker yang kelak menjadi Apoteker hingga Apoteker-Apoteker yang sudah mengabdi di dunia kerja, mari berbagi sehat.

Dulu saat aku adalah seorang mahasiswa farmasi, aku sering berbagi ide dan informasi. Aku dan teman-teman berbagi ide dalam sebuah lomba bernama Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Ini merupakan suatu lomba yang rutin diadakan setiap tahun oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Proposal-proposal PKM diseleksi dan tim yang lolos akan diberi dana untuk menjalankan proposal ataupun insentif atas karya tulis tersebut. Selain itu, selama kuliah, ada beberapa mata kuliah yang mendorong mahasiswa untuk mengirimkan karya-karya ke media massa, bila karya dimuat maka mahasiswa tersebut akan diberikan nilai yang menjanjikan pada mata kuliah tersebut.

Tentu saja, ide dan informasi yang dibagikan kebanyakan berhubungan dengan latar pendidikan. Informasi-informasi yang pernah dikupas seperti Khasiat Jus Pare Mampu Menghilangi Jerawat di Wajah, Coklat sebagai Cemilan Sehat, dan lain-lain. Baik secara langsung maupun tidak langsung, ide dan informasi yang dibagikan membawa manfaat kepada masyarakat.

Selanjutnya saat kuliah program studi profesi Apoteker di era modern ini, mahasiswa juga diberi tugas untuk berbagi sehat melalui video yang di upload ke youtube. Video-video tersebut berupa video promosi kesehatan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, video cara penggunaan produk farmasi yang benar, dan lain-lain.

Sebagai salah satu tenaga medis, Apoteker tentu juga dituntut berperan sebagai sahabat sehat masyarakat. Oleh karena itu, seorang Apoteker harus memiliki pengetahuan luas dalam melaksanakan tugasnya sebagai sumber informasi obat bagi masyarakat. Informasi tersebut dapat ditujukan kepada pasien maupun tenaga medis lain. Informasi-informasi yang perlu disampaikan seorang Apoteker saat menyerahkan obat kepada pasien, antara lain: khasiat, dosis, lama dan cara pemakaian, cara penyimpanan serta efek samping obat tersebut. Makanan/ minuman/ aktivitas tertentu yang dianjurkan ataupun yang perlu dihindari selama pengobatan juga merupakan informasi yang tidak kalah penting untuk disampaikan kepada pasien.

Informasi yang diberikan harus benar, jelas dan mudah dimengerti. Pentingnya Apoteker sebagai sumber informasi obat ini selain bisa mengoptimalkan penyembuhan, juga dapat mencegah penyalahgunaan dan penggunaan yang salah dari suatu obat. Hal ini menjadi semakin penting di mana swamedikasi (pengobatan sendiri) menjadi semakin tren di masyarakat.

Berikut adalah salah satu informasi sehat yang dibagikan oleh mahasiswa dulu dan Apoteker sekarang:

Analgesik merupakan golongan obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa sakit atau nyeri. Analgesik merupakan obat yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dalam hal swamedikasi saat sakit tersebut masih ringan. Ada beberapa hal yang harus menjadi pedoman masyarakat dalam penggunaan analgesik. Hal-hal tersebut dapat diringkas menjadi 5 harus dan 5 jangan:

HARUS

JANGAN

Harus mengerti keluhan yang dialami.
Jangan overdose (melebihi dosis yang dianjurkan).
Harus membaca brosur obat.
Jangan minum alkohol.
Harus memberitahukan kondisi kesehatan.
     Saat akan menggunakan obat, beritahukan kepada dokter atau Apoteker apakah ada alergi terhadap obat tertentu, apakah ada gangguan hati, ginjal, jantung, lambung, dan penyakit lainnya, apakah mengonsumsi alkohol dan obat lain.
Jangan mengkombinasikan (mengonsumsi bersama obat atau herbal lain).
Harus sesuai aturan.
Jangan perut kosong.
Harus berkonsultasi kepada dokter atau Apoteker (terutama bila terjadi alergi obat, sakit sering terjadi, bahkan bertambah parah).
Jangan sembarangan membeli dan mengonsumsi.

Peran Apoteker semakin penting di era kemajuan teknologi dan informasi ini, di mana berbagai informasi dapat diperoleh masyarakat dengan mudah. Oleh karena itu, masyarakat harus mampu menyaring informasi-informasi tersebut agar tidak tersesat menuju kehidupan sehat. Nah, kini sudah tersedia beberapa wadah elektronik tempat para Apoteker berbagi, seperti Halo Apoteker Indonesia (HAI), dan farmasetika.com. Kedua wadah dikelola oleh para Apoteker-Apoteker keren Indonesia. Melalui kedua wadah tersebut, berbagai informasi penting dan jawaban atas pertanyaan masyarakat tentang obat dapat disajikan dengan jelas, menarik, dan mudah dimengerti.

Aku Apoteker yang sudah dan bangga berbagi. Sudahkah anda berbagi? Mari ajak sejawat anda ikut berbagi agar bidang pekerjaan anda semakin eksis.

Akun Twitter: https://twitter.com/93Zhpl

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun