Tanggaran, 5 November 2024 - Mahasiswa Universitas Negeri Malang yang sedang menjalankan Kuliah Kerja Nyata di Desa Tanggaran, Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek melakukan promosi tempat wisata di Tanggaran. Puncak Argolawe, tempat wisata setempat yang dituju untuk melakukan promosi, adalah puncak yang dapat menjadi spot pendakian, tempat camping, atau sekedar tempat healing untuk melihat indahnya bukit-bukit dan pemandangan sekitar.
Puncak Argolawe adalah tempat wisata puncak yang berada di Desa Tanggaran, Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek. Puncak yang berada pada ketinggian 892 mdpl ini juga dapat menjadi spot pendakian yang menantang bagi pemula, namun terbayarkan dengan pemandangan sekitar yang indah dan sejuk, terutama saat sunrise atau sunset. Puncak Argolawe memiliki banyak potensi sebagai tempat wisata, namun sayangnya pandemi COVID-19 pada tahun 2020 lalu berdampak pada berkurangnya pengunjung dan menghambat proses revitalisasi tempat wisata ini.
Sebagai bentuk program kerja dan kontribusi untuk Puncak Argolawe, peserta KKN membuat ecobrick yang bertuliskan Argolawe dan plat besi yang bertuliskan Puncak Argolawe dan ketinggian diatas permukaan laut. Ecobrick sendiri adalah botol-botol plastik yang diisi dengan sampah-sampah untuk membuat blok yang dapat digunakan untuk membuat sesuatu. Pembuatan ecobrick bertuliskan Argolawe juga dibuat untuk memberikan pesan tersirat bahwa sampah sehari-hari dapat dimanfaatkan kembali menjadi sesuatu yang berharga dan memiliki makna. Pembuatan ecobrick Argolawe beserta rangkanya memakan waktu sekitar empat minggu, dikarenakan memerlukan botol-botol plastik dan sampah yang cukup banyak.
Kegiatan utama promosi Puncak Argolawe dilakukan pada hari Minggu [27/10] bersama Prajurit Rimba Trenggalek dan warga sekitar yang ikut membantu, yang dimulai dengan kerja bakti dan bersih-bersih kaki bukit serta dokumentasi. Kegiatan berikutnya adalah bersama-sama mendaki dan mengangkut ecobrick Argolawe ke puncak. Pengangkutan ecobrick Argolawe dilakukan dengan penuh jerih payah dikarenakan ukurannya yang cukup besar dan lebih berat dari yang dikira, serta medan pendakian yang sempit dan curam untuk mengangkat ecobrick. Namun pengangkatan menjadi lebih mudah oleh Prajurit Rimba Trenggalek dan warga sekitar, karena telah membantu mengangkat ecobrick Argolawe sampai puncak.
Sesampainya di puncah, ecobrick Argolawe diletakkan pada tempat yang cocok menjadi spot foto wisatawan. Setelah istirahat sebentar, kegiatan berikutnya adalah kerja bakti dan bersih-bersih Puncak Argolawe serta dokumentasi bersama Prajurit Rimba Trenggalek dan warga sekitar. Setelah kerja bakti dan mengumpulkan sampah-sampah untuk dibawa turun, anggota KKN dan Prajurit Rimba Trenggalek bersama-sama turun dari Puncak Trenggalek, sekaligus membersihkan jalan yang dilewati dari rumput-rumput atau sampah.