Si anak mengakhiri teleponnya dengan ayahnya.
Dihapusnya air mata di sudut mata, lalu berbalik masuk kamar, ketika ibunya menatap wajahnya, dia tersenyum.
Ibu: apa kata ayahmu nak?
Anak: "kata ayah iya ibu, ayah Kali ini yang antar aku ke sekolah."
Ibu: "baguslah nak, sekolahmu jauh, kamu akan kelelahan kalau harus berjalan kaki.Doakan ibu lekas sembuh ya, biar besok ibu bisa antar kau ke sekolah."
Anak: "iya ibu, ibu tenang saja, ayah yg antar, ayah bilang aku tunggu didepan gang supaya cepat ibu."
Ibu: "berangkatlah nak, belajar yg rajin yg semangat."
Anak: " iya ibu"
Tahun berganti tahun, kenangan itu tertanam dalam di ingatan si anak.
Dia sekolah sampai pasca sarjana dengan biaya beasiswa.
Setelah lulus dia bekerja di perusahaan asing dengan gaji yang besar.