Mohon tunggu...
Syarif Hidayatullah
Syarif Hidayatullah Mohon Tunggu... wiraswasta -

Penikmat dunia literasi yang ada di dunia ini. Buku dan internet merupakan hal yang wajib selalu ada selain makanan :D

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ucapan Selamat Hari Habitat Dunia 2015 dari Ruang Publik Bandung

30 September 2015   21:36 Diperbarui: 30 September 2015   22:10 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahukah anda bahwa ada hari dimana kita sebagai manusia perlu berpikir sejenak untuk mengeluarkan rasa peduli terhadap tempat yang selama ini kita tinggali dalam menjalani kehidupan di dunia? Ya hari itu sudah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sejak tahun 1986. Hari Habitat Dunia namanya, diperingati setiap hari Senin minggu pertama pada bulan Oktober. Permukaan kerak bumi dengan segala bentuk dan kondisinya merupakan habitat asli manusia yang Tuhan ciptakan. Kemajuan teknologi dan perkembangan manusia akan sangat mempengaruhi keberlangsungan habitat manusia. Maka dari itu, perlu adanya kepedulian terhadap pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak untuk semua lapisan masyarakat, serta rasa tanggung jawab bersama bagi masa depan habitat manusia. Dan Hari Habitat Dunia adalah momen yang pas untuk memunculkan hal tersebut.

Momen ini tentunya tidak dilakukan dengan cara-cara sederhana, tapi dengan cara yang meriah layaknya peringatan hari-hari besar dunia lainnya. Karena setiap tahunnya, Hari Habitat Dunia memiliki tema yang menarik dan berbeda-beda. Tema tersebut ditetapkan oleh UN-Habitat berdasarkan isu-isu global saat ini yang berkaitan dengan pembangunan permukiman dan perkotaan di dunia. Tema yang telah ditetapkan akan diadopsi oleh negara-negara anggota PBB sebagai acuan untuk memperingati Hari Habitat Dunia di negaranya masing-masing. 3 tahun sebelumnya, Hari Habitat Dunia memiliki tema “Changing Cities Building Opportunities” (2012), “Urban Mobility” (2013), dan “Voices from Slums” (2014). Sedangkan untuk tahun 2015, tema yang diusung adalah “Public Spaces for All” atau “Ruang Publik untuk Semua”. Tema ini diangkat sebagai upaya untuk mendorong penyediaan ruang publik yang dapat diakses dan dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali.

Indonesia turut antusias dan akan berperan aktif dalam memperingati Hari Habitat Dunia 2015. Kota Denpasar, Bali, akan menjadi pusat sekaligus tuan rumah peringatan Hari Habitat Dunia tingkat nasional. Penetapan Denpasar sebagai tuan rumah oleh Kemen PU-PR melalui Dirjen Cipta Karya ini tidak terlepas dari pengalaman yang dimiliki oleh ibukota Provinsi Bali ini dalam penyelenggaraan kegiatan habitat serta berperan lebih dalam agenda habitat pasca 2015. Selain itu juga, Bali merupakan tempat yang bisa dijadikan contoh dalam harmonisasi masyarakat dan lingkungannya. Rangkaian acara peringatan Hari Habitat Dunia 2015 di Indonesia akan berlangsung selama 1 minggu dari tanggal 5 – 11 Oktober 2015. Pada 5 Oktober akan dibuka dengan statement Menteri PU-PR tentang Hari Habitat Dunia 2015 yang bertempat di Jakarta, keesokan harinya akan ada audiensi dengan Presiden RI di Istana Negara. Setelah itu, barulah peringatan dilanjutkan di Bali dan dipusatkan di Denpasar. Akan ada 3 lokasi yang digunakan untuk menggelar berbagai acara peringatan Hari Habitat Dunia 2015, yaitu Lapangan Renon sebagai titik utama, Wisma Werdhapura, dan Sanur.

Lapangan Renon yang di dalamnya terdapat Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajrasandi) sangatlah cocok dengan tema Hari Habitat Dunia 2015. Karena Lapangan Renon merupakan ruang publik yang sangat diminati oleh masyarakat Bali sebagai tempat untuk melakukan berbagai kegiatan seperti olahraga, yoga, car free day, atau sekedar duduk-duduk bersama keluarga. Lapangan asri yang terletak di Denpasar Selatan, Desa Renon, ini juga bisa digunakan sebagai tempat kegiatan untuk memperingati hari-hari nasional seperti upacara bendera hingga menjadi tempat pementasan musik. Beberapa acara yang akan dilaksanakan diantaranya kunjungan ke kawasan-kawasan ruang publik di Denpasar, seminar, pameran, sepeda santai, pesta kuliner, beragam perlombaan, hiburan rakyat, dan aksi Keep the Beach Clean di Pantai Sanur. Semua ini dimaksudkan sebagai kampanye bersama, baik Pemerintah maupun Masyarakat untuk peduli terhadap permasalahan permukiman serta memikirkan solusi bagi pengembangan permukiman dan perkotaan yang berkelanjutan di Indonesia, khususnya ruang publik.

Di tengah hiruk pikuk kehidupan perkotaan dengan tuntutan sikap individualis yang tinggi, tentunya kita semua akan selalu setuju terhadap sebuah pernyataan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup seorang diri. Di tengah dua sisi kehidupan yang berbeda itu, privasi dan publik, perlu adanya ruang-ruang di kota untuk menyeimbangkannya. Ruang publik merupakan sebuah oase dari penatnya kehidupan masyarakat kota dengan permasalahan yang silih berganti. Sebagai tempat yang bisa menimbulkan perasaan rileks, ruang publik haruslah memiliki kualitas, yaitu ruang publik harus bisa digunakan untuk berbagai kegiatan dan kepentingan luas serta mampu memenuhi kebutuhan penggunanya (Responsive), ruang publik harus bisa diakses dan dimanfaatkan oleh siapa saja tanpa harus mengeluarkan biaya serta menjamin kebebasan dalam beraktivitas (Democratic), dan ruang publik harus bermakna yang dapat membuat orang-orang merasakan kesan yang kuat antara ruang publik dengan kehidupan mereka (Meaningful).

[caption caption="Anak-anak bermain di salah satu sudut Alun-Alun Bandung - dok : pribadi"]

[/caption]

Fungsi ruang publik diantaranya sebagai tempat bermain dan berolahraga, tempat bersantai dan komunikasi sosial, tempat untuk mendapatkan udara segar dari alam, hingga berfungsi sebagai tempat penyerapan air hujan, memelihara ekosistem tertentu, dan memperindah arsitektur bangunan. Indeks yang digunakan untuk menilai bahwa ruang publik itu baik atau tidak, dapat dilihat dari jumlah orang yang terlibat dalam setiap aktivitas, jumlah orang dalam kelompok, dan waktu yang digunakan dalam melaksanakan aktivitas. Karena ruang publik yang baik dapat meningkatkan hubungan, kesehatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan bagi semua masyarakat serta dapat mendorong investasi, pembangunan ekonomi, dan kelestarian lingkungan.

[caption caption="Alun-Alun Bandung Tak Pernah Sepi Pengunjung - dok : pribadi"]

[/caption]

Bandung, tempat saya mencari ilmu dan penghasilan, adalah salah satu kota yang pada beberapa tahun terakhir ini sedang bergeliat mengembangkan berbagai ruang publik. Ini diawali dengan terpilihnya seorang arsitek bernama Ridwan Kamil sebagai Walikota, tentunya beliau paham betul mengenai ruang publik yang baik untuk menunjang kehidupan masyarakat di kotanya. Walaupun sebenarnya, dari dulu Bandung sudah mempunyai aneka macam ruang publik yang menjadi ikon kota. Hanya saja, pada era Ridwan Kamil ini, ruang-ruang publik yang sudah ada lebih ditingkatkan dalam hal fungsi, konsep, dan desainnya. Sebut saja Alun-Alun Bandung, ruang publik yang sudah ada dari jaman Belanda ini kini menjadi taman yang luas, bersih, rapih, menarik, dan nyaman bagi masyarakat yang mengunjunginya. Meninggalkan kesan sebelumnya yang kotor, tidak terawat, dan tempat menumpuknya PKL. Alun-Alun Bandung bisa dikatakan sebagai contoh ruang publik yang baik, bisa dilihat dari jumlah pengunjung setiap harinya yang tidak pernah sepi. Karena di sana, kita bisa berinteraksi, bertemu, dengan berbagai lapisan masyarakat, tua muda, laki-laki perempuan, dari berbagai status sosial dan profesi, menampilkan berbagai ekpresi yang ceria. Lapangan rumput sintetis, desain yang unik, adanya perpustakaan, menjadikan Alun-Alun Bandung sebagai tempat yang tidak hanya untuk rekreasi tapi juga edukasi.

[caption caption="Taman Musik, tempat yang sering saya gunakan untuk berdiskusi - dok : pribadi"]

[/caption]

Selain Alun-Alun, terdapat pula Lapangan Gasibu dan Tegallega. Kedua tempat ini merupakan ruang publik yang bisa digunakan untuk kegiatan apa saja. Mulai dari tempat berolahraga, berkumpul komunitas, pementasan musik, pameran, pasar rakyat, upacara pemerintahan, hingga berbagai event besar lainnya. Bahkan pada saat tulisan ini dibuat, Gasibu sedang dalam proses revitalisasi dengan desain dan konsep yang menarik. Yang paling mencuri perhatian adalah hadirnya taman-taman tematik yang berada di kota Bandung. Seperti Taman Musik, Taman Jomblo, Taman Film, Taman Fotografi, Taman Persib, Taman Pustaka Bunga, Taman Superhero, Taman Bima, dan masih banyak lagi. Taman-taman ini dibuat agar masyarakat Bandung tertarik dan mau berkumpul di ruang terbuka, hingga nantinya akan terjadi interaksi positif dan mengarah pada peningkatan angka kebahagiaan dan kreatifitas. Jika masyarakatnya bahagia dan kreatif, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan daya saing ekonomi kota. Saya pribadi pun semenjak hadirnya taman-taman tersebut memiliki kebiasaan baru yaitu bertemu dan mengobrol dengan teman di taman, yang sebelumnya selalu dilakukan di kafe. Karena berinteraksi di ruang publik itu memiliki sensasi tersendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun