Mohon tunggu...
Zhepryla Devi
Zhepryla Devi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris

Selanjutnya

Tutup

Music

Mozart Effect: Benar Ada atau Tidak?

10 Juni 2022   23:49 Diperbarui: 10 Juni 2022   23:55 1955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Mozart (source: Grid.ID)

Pernahkah kalian mendengarkan musik klasik? Apabila iya, pernahkah kalian mendengarkan musik klasik gubahan Mozart? Atau bahkan pernahkah kalian mendengar tentang sebutan Mozart Effect? 

Apabila kita telaah dengan lebih lanjut, sebutan Mozart Effect diambil dari nama panggilan komponis musik klasik terkenal pada masa itu, yaitu Wolfgang Amadeus Mozart atau biasa disebut dengan Mozart. Mozart merupakan komponis musik pada era Klasik, yaitu pada tahun 1750-1820.

Musik klasik karya Mozart mempunyai ciri khas tersendiri dari pada musik klasik karya komponis lainnya. Dengan ciri khas musik klasik ciptaannya, pada tahun 1993 muncul adanya sebutan Mozart Effect di kalangan peneliti, sehingga sebutan itu dipakai sampai masa sekarang.

Sebutan Mozart Effect ini pertama kali muncul karena adanya penelitian oleh Frances Rauscher, Gordon Shaw, dan Catherine Ky. Frances, dan teman lainnya dengan melakukan penelitian mengenai efek sebelum dan sesudah mendengarkan musik gubahan Mozart terhadap peningkatan kerja otak. Lantas, benarkah musik klasik karya Mozart ini sangat membantu dalam peningkatan kerja otak?

Setelah para peneliti melakukan penelitian, para peneliti menemukan fakta bahwa musik klasik gubahan Mozart dapat mengatur dan mempengaruhi aliran gelombang listrik di otak.

Hal ini dikarenakan di dalam musik klasik karya Mozart terdapat keseimbangan antara dua bagian penting di dalam otak, yaitu bagian belahan otak kanan dan bagian belahan otak kiri.

Selain itu, musik klasik karya Mozart juga memiliki ciri khas melodi yang ringan, tidak datar, tidak rumit, tidak membangkitkan naik turunnya emosi yang tajam, dan tidak memiliki melodi yang terlalu lembut.

Salah satu hal yang paling terpenting adalah, musik klasik karya Mozart mempunyai tempo andante yang dapat menumbuhkan gelombang alfa aktif di otak.

Gelombang alfa aktif yang terdapat di otak ini adalah komponen paling penting untuk menciptakan suasana yang tenang dan damai di tubuh pendengarnya. 

Adanya peningkatan kerja otak yang dihasilkan oleh musik klasik karya Mozart atau bisa disebut Mozart Effect, mengakibatkan lebih untuk berkonsentrasi ketika saat bekerja dan belajar.

Selain itu, musik klasik karya Mozart juga dapat membantu meningkatkan kerja otak bayi, sehingga dianjurkan bagi ibu hamil untuk sering mendengarkan musik klasik karya Mozart untuk merilekskan badan, pikiran, dan merangsang peningkatan kerja otak janin.

Apabila kalian sulit untuk berkonsentrasi, ataupun sedang mengalami stress, cobalah untuk mendengarkan musik klasik karya Mozart. Hal ini bertujuan agar tubuh kalian rileks dan dapat menghilangkan stress berlebih. 

Dengan adanya penjelasan diatas, maka dapat dikatakan bahwa Mozart Effect itu benar ada dan sudah terbukti kebenarannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun