Mohon tunggu...
Zainudin Saputra
Zainudin Saputra Mohon Tunggu... -

nama saya zhay... saya menyukai hal-hal yang baru dan menarik buat diri saya..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi Seorang Purchasing/ Buyer

15 Desember 2012   11:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:36 116424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagai anak lulusan SMK apa lagi jurusan teknik, mendengar kata Purchasing / Buyer itu sangat awam sekali.

itu lah yang saya rasakan pada saat yang masuk didunia kerja industri, setelah mengundurkan diri dari pekerjaan yang berbau teknik, awalnya saya pikir purchasing itu adalah bagian peleburan timah,ya itulah yang ada dibayangan saya hehehe,  karena tempat saya bekerja dibidang manufacturing Automotive.

Purchasing adalah suatu department yang dimana segala sesuatu pembelian,negosiasi harga,pembuatan PO (purchase Order ), work permint,advent payment, IA/EA,dll harus melewati purchasing/buyer.

benar-benar awam sekali saya pertama bekerja sebagai purchasing/buyer,  satu bulan saya di training agar bisa menjadi seorang purchasing. Saya digembleng terus menerus oleh manajer saya supaya saya bisa menghandel pekerjaan yang dibilang sangat sukar untuk dikerjakan.

Didepartment purchasing saya dibagian General Supply,saya menangani kebutuhan 5 department diantara nya GA ( General Affair ) ,IT ,SHE (Safety ),APS, QC (quality Control ).

Dimana kebutuhan masing-masing department berbeda-beda, itu yang menjadi problem saya pada awal saya bekerja dipurcasing,karena setiap department pasti meminta item yang berbeda beda, mulai dari barang-barang elektronika,kebutuhan stationary ATK,komputer,software,peralatan APD,Pipa-pipa,metal joint,alat ukur seperti dial caliper gauge,insert caliper,Bahkan barang-barang seperti sapu ijuklah,pengki,dll saya yang harus membeli,meminta penawaran harga dan negosiasi harga. Dan saya harus memahami 8 benar di purchasing diantaranya:

8 Benar Dalam Pembelian

1

Benar Deskripsi / Spesifikasi

2

Benar Jumlah dan Satuan

3

Benar Harga

4

Benar Tanggal Pengiriman

5

Benar Syarat Pembayaran

6

Benar Supplier

7

Benar Informasi

8

Benar Dokumentasi

8 Benar Dalam Harga

1

Benar Deskripsi / Spesifikasi

2

Benar Standar Kemasan dan Satuan Terkecil

3

Benar Mata Uang

4

Benar Discount (Potongan Harga) dan Terbaik

5

Benar Perpajakan

6

Benar Masa Berlaku (Validasi)

7

Benar Informasi

8

Benar Dokumentasi

8 Benar Dalam Supplier

1

Benar Legalitas

2

Benar Agen Resmi

3

Benar Company Profile

4

Benar Katalog

5

Benar Daftar Harga

6

Benar Pengiriman

7

Benar Informasi

8

Benar Dokumentasi

Belum lagi untuk pembuatan Work Permit, jika ada pekerjaan pembangunan,atau instalasi dan yang berhubungan dengan jasa,saya yang harus memberikan arahan terhadap supplier untuk mengisi form yang diberikan,dan menginput data work permit nya.

Saya ingat pada saat membuat PO,pertama kalinya saya gagal terus sampai-sampai menghabiskan banyak kertas form PO,sulit sekali menjadi seorang purchasing, tapi dari sanalah saya belajar banyak dari mulai berinteraksi dengan supplier,jujur saya ini orang yang tidak banyak bicara dan suka berdiam diri.Tapi karena pekerjaan saya ini setiap hari harus berinteraksi dengan supplier untuk meminta penawaran harga dan negosiasi harga saya menjadi lebih pede berbicara dengan orang lain.Selain itu juga dari purchasing saya banyak belajar dalam hitung menghitung harga,dan mengetahui harga-harga dan nama item yang saya akan beli. menjadi seorang purchasing tidak semudah yang saya pikirkan harus mempunyai pemikiran yang cermat,teliti,bisa mengambil keputusan yang tepat.

sampai sekarang saya masih bekerja sebagai purchasing dan saya masih banyak belajar untuk menjadi seorang purchasing yang mampu menghandel segala pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun