Mohon tunggu...
Zainal Hartoyo
Zainal Hartoyo Mohon Tunggu... Dosen - (zhartoyo@gmail.com)

Aktif dalam kegiatan penjaminan mutu dan akreditasi program studi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kiat Memulai Bisnis Anti Gagal

22 November 2020   07:00 Diperbarui: 22 November 2020   07:06 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ulang (Shutterstock)

Ketika kita akan memulai sebuah bisnis pikiran utama yang muncul dibenak kita adalah apakah bisnis kita akan berhasil. Pemikian ini merupakan sesuatu yang wajar, kita tentu tidak mau bisnis kita gagal. Supaya bisnis kita tidak gagal, kita perlu mengetahui kiat-kiat apa saja yang kita perlukan untuk mengurangi resiko kegagalan tersebut.

Kiat pertama, pastikan bahwa produk kita dalam bisnis tersebut mampu bersaing dengan produk yang sejenis dari pesaing bisnis kita. Untuk tahu apakah produk kita bisa bersaing atau tidak kita memerlukan riset kecil-kecilan.

Andaikan kita akan terjun dalam binis bakso, dimana di sekitar tempat tinggal kita akan memulai binis tersebut sudah banyak orang membuka bisnis bakso. Kebetulan lingkungan kita ini dekat dengan kampus, jadi tentu saja calon konsumen kita adalah para mahasiswa. 

Maka, riset kecil-kecilan tersebut dapat kita lakukan dengan cara: pertama, kita buat prototipe produk bakso kita, kedua kita beli bakso yang dijual disekitar lingkungan kita, ketiga ajaklah sekitar 10 orang mahasiswa yang kita kenal yang kita tahu bahwa mereka menyukai bakso, untuk mencicipi bakso-bakso tersebut, terakhir mintalah komentar dari para mahasiswa tersebut terkait bakso mana yang rasanya paling mereka sukai. 

Dari komentar para mahasiswa tadi, kita akan tahu apakah bakso kita tersebut enak atau tidak, kekuranganny dimana, dll. Dari situ, jika ternyata bakso kita belum masuk kriteria bakso yang enak menurut para mahasiswa tersebut kita bisa melakukan penyempurnaan.

Ada baiknya kita lakukan riset kecil-kecilan berulang sampai kita temukan produk bakso yang benar-benar pas menurut selera para mahasiswa tersebut.

Kiat kedua, jika kita hanya memiliki modal tetapi tidak ahli dalam membuat produk dalam bisnis yang akan kita bangun, cari lah orang yang ahli dalam membuat produk tersebut dan jadikan dia juga sebagai salah satu pemilik bisnis tersebut. 

Sebaliknya juga berlaku, jika kita ahli dalam membuat produk namun tidak punya modal maka cari orang yang memiliki modal dan jadikan dia salah satu pemilik bisnis tersebut.

Kembali pada bisnis bakso tadi. Kita ahli dalam membuat bakso dan menurut penelitian kecil-kecilan kita tadi kita tahu bahwa menurut calon konsumen, bakso kita enak dan sesuai selera mereka. 

Namun, untuk memulai usaha, kita tidak punya modal yang cukup. Untuk kasus seperti ini, kita tentu perlu orang lain sebagai pemodal. Orang tersebut bisa saudara dan teman kita yang memang tertarik dengan bisnis, tetapi bukan modal pinjaman dari bank karena akan sangat beresiko. 

Tidak juga disarankan modal berasal dari pinjaman kepada teman atau saudara, hal ini juga akan sangat beresiko. Baiknya, kepada saudara atau teman kita tersebut, kita sampaikan bahwa kita ingin membuka usaha bakso, kita juga sudah melakukan penelitian kecil-kecilan yang menunjukkan bahwa bakso kita enak menurut calon konsumen, tetapi kita tidak memiliki modal yang cukup untuk memulai usaha tersebut.

Kita sampaikan juga bahwa tujuan kita adalah mengajak saudara atau teman tersebut sebagai salah satu pemilik bisnis bakso tersebut dengan modal yang dibutuhkan sebesar 10 juta rupiah (misalnya). 

Dengan komposisi 5 juta rupiah adalah modal membali alat, sewah tempat, beli bahan, dll. Kemudian 5 juta rupiah lagi merupakan kompersi dari keahlian kita dalam membuat bakso. 

Modal yang kita belum punya adalah 5 juta rupiah yang dibutuhkan untuk mebeli alat, sewah tempat, beli bahan, dll. tersebut. Jika saudara atau teman kita bersedia maka binis tersebut akan bisa kita jalankan dengang perhitungan bagi hasil masing-masing 50% sesuai modal.

Pada kiat kedua ini, ada sesuatu yang beda dari biasanya yaitu kita mengkonversi keahlian kita menjadi bentuk uang. Ini sebenarnya adalah trik kita supaya jelas pembagian hasilnya nanti. 

Selain itu juga, andaikan saudara atau teman kita tersebut hanya memberikan modal 2 juta rupiah kepada kita, maka kita bisa mencari orang lain lagi sampai modal 5 jutah itu terkumpul semuanya, dengan persentasi bagi hasil sesuai modal yang diberikan. Hal ini, nantinya akan menghindarkan kita dari konflik dalam hal bagi hasil. Jika terjadi konflik bisa-bisa bisnis kita tersebut bangkrut.

Lalu, bagaimana jika kita tidak ahli dalam membuat bakso, tetapi kita punya uang untuk modalnya. Kita pelu mencari orang yang ahli membuat bakso yang akan menjadi pemilik bisnis bakso tersebut bersama dengan kita. Kita ajak dia menjadi pemilik bisnis dengan komposisi modal seperti kasus di atas. 

Mengapa kita perlu menjadikan dia sebagai pemilik bisnis bakso tersebut? Kalau misalnya dia kita jadikan karyawan, usaha baru berjalan sebulan, dia sudah tidak betah dan kemudian berhenti, maka usaha bakso kita berhenti karena tidak ada yang bisa membuat bakso.

Kalau pun kita dapat pengganti dikemudian hari, maka bisa jadi ini akan mengubah citarasa bakso kita karena orang yang membuatnya berbeda, kita tentu harus memastikan lagi dengan riset kecil-kecilan apakah bakso kita itu enak atau tidak. Hal ini akan membuat modal membengkak. 

Ketika usaha bakso kita berhenti tersebut bisa juga membuat konsumen kita lari, padahal kita awalnya sudah membangun kepercayaan kepada konsumen tersebut. Dan bisnis kita gagal jadinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun