Mohon tunggu...
Zarna Fitri
Zarna Fitri Mohon Tunggu... Freelancer - Terus bermimpi

Hidup harus bermakna

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fakta Unik dan Menarik Seputar Teh Talua, Minuman Khas Ranah Minang

8 Desember 2024   22:52 Diperbarui: 8 Desember 2024   23:28 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teh talua. Sumber: Merdeka.com

Teh talua atau teh telur merupakan minuman khas dari Ranah Minang yang tentu saja bahan utamanya adalah teh dan telur, selain ada penambahan gula dan jeruk nipis untuk pemberi rasa asam dan segar. Kalau biasanya teh dinikmati hanya dengan seduhan air panas dan penambahan gula, di sinilah uniknya teh dari Ranah Minang ini.

Berikut saya rangkum beberapa fakta unik dan menarik lainnya dari teh talua.

  • Teh talua dibuat menggunakan teh yang diseduh dan telur ayam kampung atau bebek. Kalau teh yang biasa kita kenal bisa diseduh menggunakan teh celup yang siap saji, maka untuk teh telur ini harus pakai teh yang diseduh langsung. Walaupun ada juga yang mebuat pakai teh celup tapi rasanya 'kurang nendang' katanya. Bahkan di daerah di luar Minang, penjual teh talua biasanya menggunakan teh langsung yang berasal dari Ranah Minang. Katanya sih, biar rasanya lebih otentik. Selain itu telur yang digunakan adalah telur ayam kampung atau telur bebek dan hanya kuningnya saja.
  • Teh talua identik dengan minuman untuk bapak-bapak. Waktu masih kecil saya mendengar kalau anak-anak tidak boleh minum teh talua, kalau orang Jawa bilang pamalih. Teh talua biasanya disuguhkan untuk bapak-bapak. Di warung-warung kopi biasanya menjadi menu andalan dan best seller sebagai teman maota (mengobrol) atau bermain kartu dan domino bersama yang lain. Dari literatur yang saya baca, sebenarnya minuman ini juga tidak masalah diminum oleh perempuan tapi di Ranah Minang sendiri lebih identiknya bapak-bapak yang mengkonsumsinya.
  • Teh talua lebih sering dan nikmat diminum malam hari. Jarang sekali ada yang minum minuman ini di pagi hari. Dinikmati malam hari dengan tujuan untuk menambah stamina setelah seharian lelah bekerja. Selain itu, konon katanya minuman ini berkhasiat untuk menambah stamina pria dewasa sehingga lebih cocok dikonsumsi di malam hari.
  • Teh talua aslinya dikocok menggunakan lidi. Beberapa buah lidi kemudian diikatkan dan digunakan untuk mengocok telur dan gula sampai mengeluarkan buih atau busa. Nah, peralihan menggunakan mixer karena akan pegal tangan yang menjual jika menggunakan lidi. Tangga buliah tangan dek nyo (bisa pegal tangan karena mengocoknya) kalau kata orang Minang. Tapi sepertinya masih ada warung-warung yang mempertahankan mengocok pakai lidi. Katanya berbeda rasa dan aroma mengocok menggunakan lidi dibandingkan menggunakan mixer. Mungkin ibarat menghaluskan bumbu memakai blender dan cobek.
  • Teh talua lebih nikmat diminum di warung dari pada dibuat sendiri di rumah. Dari beberapa bapak-bapak yang saya tanya, rata-rata menjawab demikian. Ada kenikmatan tersendiri ketika memesan teh talua di warung dari pada dibuat sendiri ataupun dibuatkan istri di rumah. Bapak-bapak itu berpendapat bahwa ketika disantap di warung bersama teman-teman maota (mengobrol), nikmatnya lebih berbeda. Mungkin seperti menikmati indomie kali, ya. Lebih nikmat dan enak ketika beli di warmindo dari pada bikin sendiri di rumah.
  • Teh talua tidak dikonsumsi setiap hari. Tidak seperti kopi atau teh yang dikonsumsi tiap hari, berbeda halnya dengan teh talua ini. Bapak-bapak di Ranah Minang tidak setiap hari mengkonsumsinya. Paling 2-3 kali seminggu. Ada yang menjawab karena bosan, ada juga yang menjawab karena masalah kesehatan. Seperti diketahui, minuman ini manis apalagi sekarang ada yang menambahkan dengan kental manis. Makanya tidak heran untuk yang di perantauan, biasanya membeli minuman ini hanya karena taragak (rindu) ataupun ketika merasa badan pegal-pegal.

Itulah beberapa fakta unik dan menarik seputar teh talua yang bisa saya rangkum. Tentu banyak fakta lainnya yang belum saya tuliskan. Nanti saya tambahkan atau di artikel berikutnya saya bahas lagi.

Yuk, minum teh talua untuk mengobati rindu kampung halaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun