Pemerintahan sipil Depok dikenal sebagai Gemeente Bestuur. Kepala pemerintahan sipil ini, ya yang disebut presiden Depok. Strukturnya terdiri dari lima anggota yaitu presiden, sekretaris, bendahara, dan dua komisaris. Presiden-presiden tersebut adalah Gerit Jonathans, Frederick Samuel Laurens, Martinus Laurens, Leonardus Leander dan terakhir Johanes Mathijs Jonathans pada tahun 1952.
Sejak tahun 1952, Depok diserahkan kepada pemerintahan Indonesia oleh presiden terakhir Depok. Penyerahannya melalui akta penyerahan tanah partikulir
Jika dilihat usia Depok sebagai kotamadya memang sangat muda. Tapi jika dilihat sejarahnya sebelum menjadi bagian wilayah Jawa Barat, usianya sudah ratusan tahun.
Sudah kebayang, ya yang disebut presiden di Depok itu seperti apa. Ada presiden tapi tidak ada wakil presidennya. Nah, untuk menyusuri sejarah kepresidenan Depok itu, kami diajak Bapak Boy ke rumah presiden terakhir Depok. Bangunannya berada tepat di seberang bekas rumah sakit Harapan Depok yang tutup tahun 2022. Tak jauh dari Cornelis Koffie. Oh iya, bangungan rumah sakit itu dulunya adalah kantor pemerintahan Depok. Otomatis presiden Depok juga berkantor di situ.
Di rumah presdien Depok itu masih dihuni oleh  cucu beliau. Kami disambut seraya menunjukkan kamar dan bangunan rumah yang masih dijaga kelestariannya. Di sekelilingnya terdapat pohon dan bunga-bunga nan rindang. Menambah sejuk dan lestari bangunan rumah tersebut.
Selanjutnya kami melewati Gereja Immanuel yang merupakan tempat belajar para budak dahulunya. Perjalanan kami berakhir di SMP Kasih. Bertepatan dengan derasnya hujan yang turun.
Di SMP Kasih, Bapak Boy kembali menambahkan cerita tentang sejarah Depok. Ada banyak peninggalan sejarah Depok juga yang tersimpan di sini. Saat hujan mulai reda, Bapak Boy juga selesai bercerita. Kami pulang deh ke rumah masing-masing dengan membawa ilmu dan pengetahuan baru.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI