Mohon tunggu...
zhalila
zhalila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lagi suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Music

Kegigihan dalam Mencinta: Mengulas Kisah Hopeless Romantic Lagu "Risalah Hati" oleh Dewa 19

21 Juli 2024   13:01 Diperbarui: 21 Juli 2024   13:36 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spotify.com Dewa 19

Bagi sebagian orang, lagu "Risalah Hati" pasti sudah tidak asing lagi untuk didengarkan. Lagu yang dirilis pada tahun 2000 dalam album yang bertajuk "Bintang Lima" ini sudah diputar lebih dari 6 juta kali di Spotify (data oleh kworb.net tanggal 13/07/2024). Meskipun tak sepopuler lagu Dewa 19 yang lain, seperti "Kangen" dan "Separuh Nafas", lagu ini tetap disukai oleh banyak kalangan karena liriknya yang penuh dengan nuansa 'hopeless romantic'.

Lirik lagu ini mengisahkan tentang seseorang yang begitu mencintai meskipun cintanya belum terbalas. Dalam setiap baitnya, terdengar jelas optimisme dan harapan yang tak kunjung pudar, seperti seorang hopeless romantic yang percaya bahwa cinta sejati akan tumbuh seiring berjalannya waktu.

Pada lirik pertama, "Hidupku tanpa cintamu, bagai malam tanpa bintang. Cintaku tanpa sambutmu, bagai panas tanpa hujan," Dewa 19 menggambarkan betapa hampa dan gelapnya hidup tanpa kasih sayang orang yang disayang, bagaikan malam yang gelap tanpa cahaya bintang dan betapa melelahkannya mencinta tetapi tidak berbalas, bagaikan panas menyengat tanpa hujan yang menyegarkan. Lirik ini menunjukkan bahwa pentingya kehadiran cinta dalam kehidupan seseorang, perasaan yang sering dialami oleh orang-orang yang berjiwa hopeless romantic.

Namun, perjalanan dalam mencintai seseorang itu tak berhenti begitu saja. Lirik, "Jiwaku berbisik lirih, Ku harus milikimu," menunjukkan tekad dalam hati dan jiwa seseorang yang merasa bahwa ia harus memiliki orang yang dicintainya.

Dalam meraih keinginan untuk memiliki hati orang yang disuka tentunya harus diikuti dengan upaya yang sepadan. Hal tersebut tergambar pada lirik, "Simpan mawar yang kuberi, mungkin wanginya mengilhami." Dewa 19 berharap bahwa hadiah berupa mawar yang diberikan dapat menjadi pengingat bahwa cinta tumbuh di hati orang yang dicintainya.

Kemudian Lirik, "Sudikah dirimu untuk kenali aku dulu? Sebelum kau ludahi aku. Sebelum kau robek hatiku," merupakan permintaan tulus untuk diberikan kesempatan sebelum ditolak atau disakiti. Lirik ini mencerminkan kerentanan yang sering dirasakan oleh seorang hopeless romantic, yang bersedia membuka hatinya meskipun ada risiko terluka.

Bagian refrain dari lagu ini mewakili inti dari keseluruhan lagu. Lirik, "Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku, meski kau tak cinta kepadaku," melantangkan kegigihan dan tekad kuat dari seorang hopeless romantic bahwa pada akhirnya, ia bisa membuat orang yang dia cintai jatuh cinta padanya meski pada awalnya perasaan tersebut tidak ada. Kegigihan ini merupakan inti dari semangat optimisme seorang hopeless romantic, yang percaya bahwa cinta sejati bisa tumbuh dengan kesabaran dan usaha.

Kegigihan tersebut ditekankan lagi pada lirik selanjutnya, "Beri sedikit waktu, biar cinta datang karena telah terbiasa." Dewa 19 percaya bahwa seiring berjalannya waktu, cinta akan tumbuh dari kebiasaan dan kedekatan yang terus-menerus. Hal ini merupakan perasaan umum yang dialami oleh seorang hopeless romantic---percaya bahwa cinta yang kuat bisa dibangun melalui kebiasaan sehari-hari dan momen-momen kecil bersama.

Secara keseluruhan, "Risalah Hati" oleh Dewa 19 merupakan sebuah lagu yang penuh dengan nuansa hopeless romantic. Lagu ini menggambarkan kegigihan, harapan, dan keyakinan yang tak kunjung pudar dalam cinta yang belum berbalas namun yakin bahwa cinta bisa tumbuh seiring dengan waktu dan keterbiasaan. Melalui lirik yang emosional, lagu ini berhasil menyentuh hati banyak pendengarnya, menjadikannya salah satu lagu paling ikonik dari Dewa 19 terutama untuk kaum hopeless romantic.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun