Mohon tunggu...
zhalfazhahira
zhalfazhahira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

Saya merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga tahun 2024

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hubungan antara Bunuh Diri dan Kesehatan Mental: Sebuah Tinjauan

3 Desember 2024   20:39 Diperbarui: 3 Desember 2024   21:05 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kesehatan mental sering sekali luput dari perhatian, padahal memiliki kondisi mental yang sehat itu sangatlah penting. Hal ini dikarenakan, memiliki mental yang sehat merupakan salah satu kunci untuk bisa menjaga kesehatan tubuh dan bisa mengurangi berbagai kemungkinan buruk yang bisa terjadi kedepannya. Kesehatan mental adalah kondisi ketika batin dan watak berada dalam keadaan sejahtera sehingga bisa menjalankan aktivitas dan menikmati kehidupan secara normal. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa kesehatan mental bisa mencakup kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial. Ketika berbagai hal tersebut berada dalam kondisi yang baik, seseorang akan memiliki kemampuan untuk berpikir, bertindak, berhubungan dengan orang lain, dan bisa membuat keputusan dengan tepat. Sebaliknya, seseorang dengan kondisi mental yang buruk akan mengalami kesulitan untuk mengendalikan emosi, menghadapi stres, serta berpikir jernih. Seseorang dengan mental yang buruk juga cenderung memiliki hubungan yang tidak baik dengan orang di sekitarnya atau kerap menarik diri dari kehidupan sosial.

Namun, perlu diingat bahwasannya kesehatan mental yang buruk dan gangguan mental adalah dua hal yang berbeda. Seseorang bisa saja memiliki kondisi mental yang buruk meski tidak didiagnosis dengan gangguan mental tertentu. Sebaliknya, seseorang yang didiagnosis dengan gangguan mental tertentu tetap bisa memiliki kondisi mental, fisik, dan sosial yang baik. Kesehatan mental dan fisik adalah dua hal yang saling memengaruhi dan berjalan beriringan. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Sebagai contoh, seseorang dengan gangguan mental, terutama depresi, memiliki risiko lebih tinggi untuk berkeinginan melakukan bunuh diri.

Akibat dari adanya kesehatan mental yang buruk adalah munculnya keinginan untuk melakukan bunuh diri. Keinginan ini bisa muncul dalam diri siapapun dan tidak memandang bulu. Seperti kasus pada hari Rabu (18/9) sekitar pukul 5.55 WIB, seorang mahasiswa semester 5 dari Universitas Ciputra yang melakukan aksi bunuh diri dengan melompat dari lantai 22 di gedung kampusnya yang berada di Sambikerep, Surabaya. Dari pesan terakhir yang  dikirimkan korban kepada sahabatnya, polisi menyimpulkan bahwasannya motif korban untuk bunuh diri karena diduga adanya masalah asmara dengan kekasihnya. Ini terungkap dalam pesan korban yang menyatakan masih cinta meski sudah putus dengan mantan kekasihnya.
"Aku juga sayang pacarku, aku minta maaf," kata Akhyar— polisi yang menyelidiki kasus ini—  membaca chat korban kepada sahabatnya. "Ada petunjuk dari pacar korban bahwa beberapa hari lalu sudah putus. Korban ini sudah pacaran, sudah 7 bulan, semalam pukul 22.00 WIB melalui WA kepada pacar isinya jaga diri baik-baik. Aku minta maaf, aku pamit," pungkas Akhyar. Kesehatan mental yang buruk dapat meningkatkan risiko bunuh diri. Orang yang melaporkan kesehatan mental yang buruk hampir empat kali lebih mungkin meninggal karena bunuh diri.

Berikut ini adalah beberapa gangguan kesehatan mental yang sering berkaitan dengan keinginan untuk bunuh diri, yakni:

1. Depresi

Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan sedih yang berkelanjutan dan kehilangan minat terhadap aktivitas yang sebelumnya disukai. Depresi dapat memengaruhi perasaan, cara berpikir, dan berperilaku, bahkan hubungan dengan orang di sekitar.

2. Gangguan kecemasan

Gangguan kecemasan adalah suatu kondisi ketika seseorang memiliki rasa cemas berlebihan dan tak dapat mengendalikannya sehingga berdampak negatif terdapat kehidupan sehari-hari. Selain rasa cemas, penderita biasanya memiliki rasa untuk sulit percaya diri, sulit konsentrasi, dan menjadi penyendiri. Gangguan kecemasan berbeda dari perasaan gugup atau cemas yang normal dan melibatkan rasa takut atau kecemasan yang berlebihan. Gangguan kecemasan merupakan gangguan mental yang paling umum. Gangguan ini memengaruhi hampir 30% orang dewasa di beberapa titik dalam hidup mereka.

3. Stres

Stres adalah suatu keadaan seseorang yang tertekan secara emosional maupun mental. Seseorang yang memiliki gangguan stres tidak dapat berkonsentrasi dengan baik, tidak ingin mengerjakan apa pun karena menurunnya motivasi dalam hidup, serta mudah tersinggung.

Sering kali seseorang yang sudah memiliki niat untuk bunuh diri sudah menunjukkan beberapa gejala psikologis seperti yang disebutkan di atas. Namun, karena beberapa gejala di atas dianggap biasa saja dan diabaikan, orang-orang di sekitarnya banyak yang "terkecoh" dan akhirnya pertolongan yang bisa diberikan pun terlambat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun