Setelah rasa sedih mereka telah reda, mereka memutuskan untuk menggali tanah yang dimaksud ayah mereka untuk menemukan kotak harta karun.
Mereka akhirnya bekerja keras dan menggali tanah mereka. Tetapi mereka tidak dapat menemukan kotak harta karun di tanah itu.
Kemudian, mereka memutuskan untuk menggali sebuah tempat di tanah milik mereka. Yang dimana tanah itu sedikit berbeda dari tanah daerah lainnya. Mereka semua percaya bahwa harta karun yang dimaksud ayahnya itu terkubur di tempat itu.
Mereka mulai menggali tanah itu sampai dalam. Tetapi tetap saja, mereka tidak mendapatkan apa-apa selain air.
Lalu, seorang pejalan kaki memperhatikan tanah dan air yang mengalir dari tempat itu dan berbicara dengan anak-anak Radok tentang bertani. Pejalan kaki itu menjelaskan bahwa tanah yang digali anak-anak Radok itu tanah yang subur dan memiliki air yang melimpah, dan sangat cocok untuk bertani.
Atas nasehatnya, anak-anak Radok menabur benih sayuran, dan menanam tanaman hijau berbunga di tanah mereka.
Beberapa minggu kemudian, kebun menjadi subur dengan sayuran yang bergizi. Karena tanahnya sangat subur dengan air yang sangat melimpah. Lalu mereka menjual sayuran dengan harga bagus dan mendapatkan banyak uang.
Setelah semua ini terjadi, mereka baru menyadari bahwa kotak harta karun yang dimaksud oleh ayah mereka berupa kerja keras.
Akhirnya, anak-anak Radok mengatasi kemalasan mereka. Dengan bekerja keras, mereka akan mendapatkan lebih banyak uang, dan hidup bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H