Mohon tunggu...
Zhafran HardiansyahAtmaja
Zhafran HardiansyahAtmaja Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa

Calon Ahli Gizi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Awas Obesitas Ancam Kesehatan Tubuh!

13 Januari 2020   21:55 Diperbarui: 13 Januari 2020   22:00 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Obesitas di dalam kesehatan sangat tidak baik untuk kesehatan tubuh, hal ini dikarenakan terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan  yang ada   pada tubuh. Yang paling sering penyebab dari obesitas ini yaitu pola makan yang tidak baik seperti mengkonsumsi  makanan berminyak dan minuman bersoda, kurangnya aktifitas tubuh juga dapat menyebabkan obesitas.

Jika kita ingin melihat tubuh obesitas atau tidak, kita dapat melihat dari berat badan dan tinggi badan. Kemudian dihitung IMT (Indeks Massa Tubuh), menggunakan rumus BB(kg)/TB2(m) , hasil yang didapat bisa dilihat lalu dibandingkan dengan indicator IMT Status Gizi.

Menurut Kemekes 2013, hasil <18,5 menunjukan kurus/kurang, 18,5-24,9 menunjukan normal, 25-27,0 menjukan hasil overweight, dan   >27 menjukan obesitas, jadi kita dapat menghitung status gizi diri sendiri.

Obesitas dibagi dalam dua kelompok yaitu obesitas sentral dan non sentral. Obesitas sentral atau yang biasa disebut dengan perut buncit ini adalah timbunan lemak yang berada disekitar perut secara belebihan. Sedangkan obesitas non sentral adalah lemak yang ada pada bagian tubuh.

Obesitas sentral sangat berbahaya karena dapat memicu terjadinya penyakit jantung. Hal ini disebabkan adanya penurunan dari adinopekti yang dapat meningkatkan terjadinya penyakit PJK. Adinopektin adalah salah satu protein yang disekresikan oleh jaringan lemak

Obesitas dapat menyebabkan penyakit seperti kolestrol, jantung, hyperplasia bahkan dapat mengakibatkan kematian. Hal ini terjadi karena pola makan yang salah, seperti makanan makanan, daging ayam, usus ayam, telur ayam, burung dara, telur puyuh, daging bebek, telur bebek, daging kambing, daging sapi, sosis daging, kepiting, kerang, udang, cumi cumi, dan lain lain.

Sebetulnya tubuh dapat memproduksi kolestrol sendiri dengan jumlah sesuai dengan kebutuhan tubuh, maka dari itu jika kita mengkonsumsi makanan tersebut maka kadar kolestrol dapat meningkat dengan cepat.

Di Korea Selatan memiliki tren diet dengan cara makan tinggi kalori tetapi tidak didampingi dengan aktifitas. Hal ini dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, hipertensi dan dislipidemia.

Peningkatan prevalensi obesitas di Negara Korea Selatan pada orang orang dewasa tahun 2001. Di negara tersebut banyak yang salah untuk penggunaan diet yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan standar diet yang ada. Hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat di negara Korea kurang mengetahui dengan benar cara untuk diet.

Perempuan memiliki risiko obesitas lebih cepat dibanding dengan laki laki. Obesitas sentral diumur 35-44 dan 45-54 lebih cepat mengalami obesitas sentral karena terjadinya kenaikan komposisi lemak dan penurunan massa otot. Menurut peneliti hal ini belum bisa dijadikan acuan untuk konsumsi makanan dengan obesitas sentral karena kurangnya gambaran subyek.

Menurut dari penelitian (Liu,ying et al,2016) obesitas dapat memicu dengan prentase 80% terjadinya kanker hati dan >2x lipat mengakibatkan kanker ovarium. Pada BMI yang tinggi juga dapat mengakibatkan risiko kanker ginjal.

Penelitian ini dilakukan pada negara Cina, dalam hal ini dinegara Cina melakukan penekanan untuk menjaga berat badan masyarakat setempat dan juga menjaga gaya hidup yang sehat.

Andropouse terjadi karena penuruan hormone testosterone yang terjadi pada pria yang memiliki usia lanjut. Pada penelitian (Ulinnuha, rofida dkk,2018) menyatakan bahwa orang yang mengalami andropouse dapat mengakibatkan obesitas.

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil IMT setiap responden, hasil dari perhitungan sekitar 54%-60% mengalami obesitas dan sekitar 42,3% tidak mengalami obesitas. Hal ini dibuktikan dengan adanya jaringan adipose yang berlebih, dan juga mengalami penurunan hormone seperti hormone testoteron.

Jika sudah terjadinya obesitas yang perlu dilakukan yaitu dengan olah raga secara teratur dan pola menjaga pola makan. Olah raga yang perlu dilakukan seperti jogging dipagi hari minimal 30 menit 1 hari.

Pola makan yang dapat menurunkan berat badan yaitu hindari makan karbohidrat tinggi seperti (nasi, mie, jagung, dll), makanan yang berminyak seperti gorengan, makanan cepat saji (kentaky), minuman bersoda, dll. Makanan tersebut harus dihindari karena dapat menyebabkan obesitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun