Ketika mengajukan pinjaman, penting untuk memastikan bahwa jumlah kredit yang diajukan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan bayar. Mengajukan pinjaman yang lebih besar dari yang dibutuhkan bisa menambah beban finansial dan risiko keterlambatan pembayaran. Sebaliknya, pinjaman yang terlalu kecil juga mungkin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Untuk itu, selalu pertimbangkan hal berikut:
1. Hitung Kebutuhan: Tentukan berapa jumlah yang kamu butuhkan secara tepat.
2. Cek Kemampuan Bayar: Hitung pendapatan bulanan dan seberapa banyak yang bisa disisihkan untuk membayar cicilan setiap bulan.
3. Konsultasi dengan Pihak Bank: Jika ragu, jangan segan untuk berkonsultasi dengan pihak bank atau lembaga keuangan.
Risiko Kredit dan Suku Bunga Pinjaman
Suku bunga kredit seringkali dipengaruhi oleh tingkat risiko kredit. Bank akan menilai apakah peminjam memiliki risiko untuk gagal bayar atau tidak. Semakin tinggi risiko, semakin tinggi pula suku bunga yang ditawarkan. Misalnya, jika seseorang memiliki rekam jejak kredit yang buruk, bank kemungkinan akan mengenakan suku bunga yang lebih tinggi untuk menutupi risiko tersebut.
Contoh Penerapan Suku Bunga Berdasarkan Risiko
Jika Rika ingin meminjam Rp10.000.000 dengan suku bunga 12% per tahun, namun Rika memiliki rekam jejak kredit yang buruk, bank bisa menaikkan suku bunga menjadi 15% per tahun. Dalam hal ini, Rika harus membayar tambahan Rp1.500.000 setiap tahun hanya karena bank menilai adanya risiko tinggi terhadap kemampuannya untuk melunasi pinjaman.
Tenor Kredit: Pendek vs Panjang
Tenor kredit adalah jangka waktu yang diberikan kepada peminjam untuk melunasi pinjaman. Tenor dibagi menjadi dua jenis utama: tenor pendek dan tenor panjang, tergantung pada jenis pinjaman yang diajukan.
1. Tenor Pendek: Durasi pinjaman antara 1 hingga 24 bulan. Pinjaman ini biasanya untuk pembelian barang elektronik, kebutuhan modal usaha kecil, atau kebutuhan mendesak lainnya. Contohnya, Widia mengajukan pinjaman sebesar Rp5 juta dengan tenor 3 bulan untuk modal usaha.