Mohon tunggu...
zhafiramttzl
zhafiramttzl Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Jati Diri di Tengah Globalisasi: Pengembangan Identitas Diri pada Remaja

30 November 2024   12:04 Diperbarui: 30 November 2024   12:04 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Globalisasi telah membawa perubahan yang sangat signifikan dalam kehidupan manusia di seluruh dunia, termasuk di kalangan remaja. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat, serta arus budaya pop global yang masif, telah menciptakan lingkungan yang sangat dinamis dan penuh beragam pengaruh. Di satu sisi, globalisasi membuka cakrawala baru bagi remaja untuk berinteraksi dan memperluas wawasan. Namun di sisi lain, globalisasi juga membawa tantangan tersendiri bagi remaja dalam mempertahankan dan mengembangkan identitas diri mereka. 

Bagaimana caranya agar tetap dapat menjadi diri sendiri di tengah arus globalisasi yang begitu kuat? Pertanyaan ini menjadi penting untuk dijawab karena pembentukan dan pengembangan jati diri merupakan tugas terpenting pada masa remaja. Pada usia ini, individu berada dalam proses pencarian dan peneguhan jati dirinya, nilai-nilai yang dianut, serta perannya dalam masyarakat. 

Eksplorasi Minat dan Bakat 

Salah satu cara efektif bagi remaja untuk mengembangkan identitas diri mereka adalah melalui eksplorasi minat dan bakat. Kegiatan positif ini tidak hanya membantu remaja menemukan apa yang mereka sukai dan kuasai, tetapi juga memberikan rasa kepercayaan diri. Melalui berbagai kegiatan, seperti seni, olahraga, atau sains, remaja dapat mengeksplorasi potensi diri mereka dan menemukan identitas unik yang membedakan mereka dari orang lain. Mereka cenderung lebih termotivasi dan bersemangat saat terlibat dalam aktivitas yang sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Ini juga dapat membantu mengurangi kecenderungan untuk terlibat dalam perilaku negatif karena mereka memiliki saluran positif untuk mengekspresikan diri.  

Peran Penting Lingkungan Keluarga dan Masyarakat

Lingkungan sekitar memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan identitas diri pada remaja. Keluarga yang positif dapat memberikan rasa aman dan percaya diri, sementara nilai-nilai dan tradisi yang diajarkan membantu remaja memahami identitas budaya mereka. Selain itu, lingkungan sekolah juga berkontribusi signifikan, di mana remaja menghabiskan banyak waktu berinteraksi dengan teman sebaya. Hubungan ini dapat mempengaruhi cara mereka melihat diri sendiri dan orang lain, serta memberikan pendidikan formal yang penting untuk pengembangan keterampilan dan pengetahuan. Lingkungan sosial, termasuk teman dan komunitas, turut memperkaya pengalaman remaja, di mana pengaruh teman sebaya dapat memengaruhi perilaku dan pilihan hidup mereka.

Media Sosial sebagai Alat Ekspresi 

Media sosial dapat menjadi pedang bermata dua bagi semua pengguna, termasuk remaja. Media Sosial memberikan ruang bagi kreativitas dan ekspresi individu. Remaja dapat memanfaatkan berbagai platform untuk menemukan komunitas yang mendukung minat dan nilai-nilai mereka. Namun, media sosial juga dapat memperkuat tekanan untuk tampil sesuai standar tertentu. Oleh karena itu, remaja perlu mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis dan selektif dalam menyaring berbagai pengaruh yang datang dari luar. Mereka harus mampu memilah mana yang sesuai dengan jati diri mereka dan mana yang tidak. Hal ini penting agar remaja tidak terjebak dalam arus globalisasi yang dapat menghilangkan keunikan diri dan budaya lokal. 

Tantangan Pengembangan Jati Diri 

Sayangnya, tidak semua remaja mampu menemukan dan mengembangkan jati diri mereka dengan cara yang positif. Terkadang, kebingungan dan ketidakpastian yang dialami remaja dalam proses pencarian identitas justru mendorong mereka ke arah perilaku negatif. Beberapa remaja mencari eksistensi diri dengan bergabung dalam geng yang melakukan vandalisme dan perkelahian antar geng. Mereka berharap dapat menemukan rasa diterima dan membangun identitas dirinya melalui kegiatan-kegiatan tersebut. Namun, perilaku ini justru semakin menjerumuskan mereka ke dalam masalah dan jauh dari pembentukan jati diri yang positif.

Selain itu, ada pula remaja yang mencoba mencari jati diri dengan mengadopsi gaya hidup dan ideologi yang ekstrem, seperti mengikuti aliran punk. Mereka merasa sistem sosial yang ada tidak sesuai dengan nilai-nilai yang mereka yakini sehingga mencoba memberontak dengan menunjukkan penampilan dan perilaku yang kontras. Namun, pilihan ini justru semakin mempersulit hubungan mereka dengan keluarga dan menyulitkan proses pembentukan jati diri yang sehat. Kasus-kasus di atas menunjukkan bahwa remaja yang gagal menemukan jati diri yang positif cenderung akan terlibat dalam perilaku negatif sebagai upaya untuk menunjukkan eksistensi diri. Oleh karena itu, peran keluarga, sekolah, dan masyarakat menjadi semakin penting dalam memberikan bimbingan, dukungan, dan lingkungan yang kondusif bagi remaja untuk dapat mengembangkan identitas diri yang sehat dan produktif.

Kesimpulan  

Pencarian jati diri di tengah globalisasi adalah proses kompleks yang penuh tantangan bagi remaja. Meskipun ada risiko terjerumus ke dalam perilaku negatif, tetapi dengan dukungan pendidikan yang baik, eksplorasi minat dan bakat yang aktif, lingkungan sosial yang positif, serta pemanfaatan media sosial secara bijak, remaja dapat menemukan cara-cara konstruktif untuk mengembangkan identitas mereka. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk menciptakan ruang yang aman dalam perjalanan menemukan jati diri di dunia yang terus berubah ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun