Mohon tunggu...
Zhafirah Najwa
Zhafirah Najwa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tema dalam Novel "Orang-Orang Biasa" Andrea Hirata!

29 Oktober 2024   18:02 Diperbarui: 29 Oktober 2024   18:03 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Orang-Orang Biasa" karya Andrea Hirata adalah novel yang menyajikan kisah unik tentang sekelompok warga desa yang menjalani kehidupan sederhana, tetapi penuh warna. Andrea Hirata, yang dikenal lewat "Laskar Pelangi", kali ini mengeksplorasi dunia satir dengan humor dan kritik sosial yang tajam, menyajikan cerita yang ringan namun menyentuh isu-isu kehidupan masyarakat.

Kisah dalam "Orang-Orang Biasa" berpusat pada sekelompok orang desa yang disebut sebagai "orang-orang biasa". Mereka adalah para sahabat yang, meskipun dianggap biasa dan kurang beruntung, memiliki persahabatan yang erat dan selalu saling mendukung. Mereka memutuskan untuk melakukan aksi pencurian bank untuk mengumpulkan uang demi pendidikan seorang anak. Namun, dengan latar belakang yang jauh dari kata sempurna dan tanpa pengalaman kriminal, mereka menghadapi berbagai rintangan yang tak terduga dan penuh humor sepanjang misi mereka.

Andrea Hirata menggunakan humor satir untuk menyoroti absurditas dan ketidakadilan dalam masyarakat. Meskipun berisi kritik, cara penyampaiannya ringan dan menghibur. Penggunaan Bahasa penulisan Andrea Hirata tetap sederhana dan mengalir, menjadikannya bacaan yang mudah dipahami, tetapi tetap memiliki makna mendalam. Karakter-karakter dalam "Orang-Orang Biasa" adalah orang-orang yang sering dianggap sebagai "gagal" oleh standar masyarakat. Masing-masing memiliki sifat dan latar belakang unik, yang menjadikan interaksi mereka penuh warna dan humor, tetapi tetap terasa manusiawi.

Tema Utama
1. Persahabatan dan Solidaritas: cerita ini menyoroti bagaimana persahabatan dan kerja sama di antara orang-orang yang dianggap "biasa" dapat menghadapi situasi sulit, bahkan yang tak terbayangkan.

2. Kritik Sosial dan Sistem Pendidikan: Andrea Hirata menyelipkan kritik terhadap sistem sosial, terutama tentang kesenjangan dalam pendidikan. Keinginan para tokoh untuk mendanai pendidikan anak menjadi motivasi utama di balik aksi mereka, yang sekaligus menyindir realitas bahwa pendidikan berkualitas sering kali sulit diakses oleh orang dari golongan ekonomi rendah.

3. Keberanian dan Ketulusan: dalam ketidakmampuan mereka yang nyata, keberanian dan ketulusan para karakter justru memberi mereka kekuatan untuk mencoba hal-hal besar.

Pesan Moral
Novel ini mengajak pembaca untuk melihat keindahan dalam kehidupan orang-orang yang sering dianggap "biasa." Hirata menunjukkan bahwa setiap orang memiliki kekuatan dan keberanian, meskipun sering kali tidak tampak di permukaan. Kisah ini juga menggugah kesadaran bahwa orang-orang sederhana pun bisa memiliki ambisi besar untuk kebaikan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun