Namun, kesalahan menimbulkan pengeluaran yang besar. Salah satu motivasi utama pengembangan aplikasi AI untuk kedokteran adalah untuk mencegah dokter belajar melalui kesalahan saat melakukan tugas-tugas penting.Â
Fondasi AI adalah pembelajaran heuristik, yang merupakan kapasitas mesin untuk belajar dari pengalaman dunia nyata. Hal ini sangat menantang untuk dicapai karena desain logika komputer yang ketat.
Rekayasa neuromorfik, algoritma genetika, dan evolusi buatan meliputi arah AI masa depan. Rekayasa neuromorfik bertujuan untuk mengubah sirkuit mikro menjadi media komputasi analog yang menyerupai jaringan saraf.Â
Struktur yang dihasilkan merangkum esensi neuron dalam perangkat keras, khususnya transistor, kapasitor, dan resistor pada prosesor silikon. Hal ini menghasilkan perangkat keras yang secara konsisten dapat menyimpan informasi analog sebagai muatan listrik. Tujuan penelitian kontemporer adalah untuk mereplikasi interkoneksi rumit otak manusia.Â
Penerapan teori evolusi Darwin pada AI merupakan tujuan algoritma genetik dan evolusi buatan. Pendekatan evolusi buatan memastikan pelestarian populasi genotipe (kromosom) yang layak yang mengkodekan arsitektur kontrol.Â
Munculnya arsitektur kontrol yang disukai secara evolusi difasilitasi oleh perkawinan genotipe ini berdasarkan tekanan seleksi, seperti halnya dalam genetika standar. Integrasi ketiga metodologi ini merupakan peluang yang menjanjikan untuk menciptakan automata yang mampu belajar, mengingat, dan bahkan berevolusi.
Dalam waktu dekat, kontrol komputer dapat menawarkan berbagai fungsi menarik yang akan meningkatkan batas dan pengalaman virtual. Berdasarkan data pencitraan praoperasi atau intraoperatif dari struktur yang dilindungi, seperti arteri, batas virtual dapat diterapkan untuk menetapkan zona larangan terbang selama operasi. Ini akan mengurangi kemungkinan komplikasi yang diakibatkan oleh kesalahan bedah dan akan memajukan pekerjaan Acrobot.Â
Pengalaman yang lebih mendalam bagi dokter dapat dicapai melalui penggunaan batas virtual. Tujuannya adalah untuk menetapkan lingkungan seperti kokpit tempat dokter dikelilingi oleh semua peralatan yang diperlukan untuk melakukan prosedur atau "terbang."Â
Dalam skenario yang ideal, konsol dokter bedah akan mencakup sistem fusi data yang komprehensif di ruang kerja. Ini dapat melibatkan dokter bedah yang melihat "gambaran lengkap" dengan melapisi data MRI praoperasi dengan data biokimia waktu nyata dan gambar visual.
Dokter bedah tidak perlu melihat ke samping untuk mengamati gambar MRI di lingkungan ini. Dokter bedah akan "melihat" kontras yang tepat dalam komposisi biokimia antara tumor yang dieksisi dan jaringan yang berdekatan saat batas virtual ditemukan di ruang kerja bedah.Â
Selain itu, stasiun kerja bedah dapat dilengkapi dengan kemampuan audio untuk memberi tahu dokter bedah tentang data yang berasal dari sumber di luar jangkauan kamera.Â