Mohon tunggu...
Politik

Highlight Politik Jokowi di Tahun 2017, Menyongsong Pemilihan Presiden 2019

20 Januari 2018   23:42 Diperbarui: 21 Januari 2018   04:33 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Joko Widodo atau yang akrab dipanggil dengan Jokowi merupakan salah satu politisi yang berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Dalam perjalanan politiknya, Jokowi telah menduduki jabatan-jabatan penting seperti walikota Solo, gubernur DKI Jakarta, dan sekarang ini tengah menjalani amanah sebagai presiden Republik Indonesia. Bagi seorang presiden yang baru menjabat sebanyak satu periode, tidak menutup kemungkinan bahwa Jokowi mencalonkan diri kembali untuk menjadi presiden pada periode berikutnya. Kemudian, bagaimana kah kabar elektabilitas Jokowi dalam menyongsong pemilihan umum presiden tahun 2019? Beberapa artikel Kompasiana selama tahun 2017 berikut ini agaknya dapat dijadikan referensi mengenai highlight politik Jokowi.

  • Mengusik Jokowi dan Prabowo melalui Perang Survei

Ketika pelaksanaan pemilihan umum presiden semakin mendekat, beredar desas-desus maupun kemungkinan siapa yang akan mencalonkan diri sebagai presiden pada periode berikutnya. Perang survey pun tidak dapat dihindari. Salah satu survei menarik terkait elektabilitas kemudian mencuat nama Jokowi, Prabowo, dan sejumlah politisi populer lainnya. Misalnya saja, berdasarkan survei Indo Barometer yang berlangsung sepanjang November, elektabilitas Jokowi mencapai 34,9%, kemudian Prabowo mencapai 12,1%, dan Anies Baswedan mencapai 3,6%. Hasil survei tersebut bukan lah satu-satunya survei, masih banyak survei lainnya yang mengukur elektabilitas Jokowi dan Prabowo. Pun hasilnya juga beragam.

Artikel Selengkapnya

  • Munaslub Golkar, Kefasihan Jokowi, dan "Political Efficacy"

Pada tanggal 18 Desember 2018, Jokowi menghadiri acara Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang diselenggarakan partai Golongan Karya (Golkar). Jokowi hadir sebagai wujud kepedulian dan penghargaannya kepada partai Golkar. Dalam acara tersebut Jokowi dengan fasih membeberkan masalah internal partai Golkar yaitu adanya perselingkuhan politik seraya memberikan political efficacy sebagai wujud pertahanan solidaritas partai. Upaya komunikasi dan solidaritas partai Golkar pun dianggap memiliki dampak terhadap elektabilitas Jokowi pada tahun 2019.

Artikel selengkapnya

  • Pilkada 2018, Unjuk Taring Jokowi ke Megawati

Menjadi suatu hal yang menarik ketika membicarakan Pilkada 2018 sebagai ajang unjuk taring Jokowi kepada Megawati. Walaupun Jokowi sudah memiliki dukungan melalui pegiat media sosial dan para aktivis yang turut berpengaruh dalam pembuatan kebijakan, dukungan partai sebagai kendaraan politik pun harus diraup. Usahanya dalam mendapatkan dukungan tersebut agaknya telah terlihat pada partai Golkar. Jokowi terlihat memiliki kendali. Misalnya, dilihat dari tindakan partai Golkar yang mengalihkan surat rekomendasi Pilkada Jabar dari Ridwan Kamil ke Dedi Mulyadi merupakan salah satu bentuk restu Jokowi. Waktu akan menjawab, apakah Jokowi akan menjadi King Master.

Artikel selengkapnya

  • Yuk, Kita Intip Perjalanan Masa Pemerintahan Jokowi-JK Saat Ini!

Berbicara mengenai elektabilitas Jokowi, torehan prestasi tidak dapat dihiraukan. Hal ini dapat diintip dari perjalanan kinerjanya pada masa pemerintahan Jokowi-Jusuf Kala. Sepuluh di antaranya yaitu membuat 33 bendungan di berbagai wilayah Indonesia, mengupayakan swasembada beras yang menghasilkan pemberhentian impor beras kecuali beras menir dan beras penderita diabetes, membangun berbagai ruas jalan tol di banyak daerah seperti Trans Papua, membangun LRT dan MRT, membangun "Pendulum Nusantara", memberi sanksi pengemboman kapal laut yang melakukan illegal fishing melalui menteri kelautan dan perikanan, membubarkan Pertamina Energy Trading Ltd akibat adanya korupsi besar-besaran dan dikenal sebagai sarang mafia migas, menindak kelanjutan bisnis PT Freeport dengan memberikan 3 syarat, mengeksekusi mati 18 orang gembong narkoba dalam kurun waktu 3,5 tahun, dan pengadaan Kartu Indonesia Pintar (KIP) serta Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Artikel Selengkapnya

Gaya berpolitik Jokowi dapat direpresentasikan melalui "kopi". Hal ini dikarenakan Jokowi seringkali berpihak kepada minuman ini bukan kepada misalnya teh atau pun minuman lainnya. Terdapat beberapa artian dari aktivitas ngopi ini misalnya sebagai gambaran bahwa Jokowi cinta produk lokal dan bahkan mengajak masyarakat untuk melakukan hal serupa. Kopi juga dianggap sebagai minuman lintas kelompok sosial politik, minuman seorang pekerja keras, minuman yang memiliki lambang filsafat hidup, dan minuman yang dapat memberi nilai kesederhanaan.

Artikel selengkapnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun