Mohon tunggu...
Zhaffira Cania Winni
Zhaffira Cania Winni Mohon Tunggu... Ilustrator - Mahasiswa di Universitas Sebelas Maret

Just an ordinary gal who likes to draw

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pengalaman MOPDB/MOS

17 Agustus 2015   21:48 Diperbarui: 17 Agustus 2015   21:51 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sesampainya disekolah, saya mencari teman-teman satu gugus dan berkumpul untuk menghadiri apel pagi. Setelah apek pagi, kamu kembali ke kelas untuk berlatih yel-yel. Ada satu teman saya yang datang terlambat dan disuruh untuk menyanyikan yel-yel sendiri di depan kelas. Dia tampak malu namun tetap melanjutkannya. Belum selesai kami berlatih, ada seorang anggota osis yang memberitahukan bahwa guru yang member materi akan segera masuk kelas.

Materi yang disampaikan adalah Wiyata mandala. Wiyata mempunyai arti pendidikan dan Mandala adalah tempat atau lingkungan. Kami diajarkan tentang wilayah-wilayah sekitar. Seperti lingkungan yang paling kecil, yaitu lingkungan keluarga, lalu lingkungan masyarakat dan seterusnya. Lalu lingkungan paling terkecil di sekolah adalah antar teman, sehabit itu antar seluruh siswa, guru dan satu sekolah. Setelah pemberian materi tentang wiyata mandala, kami diberi materi tentang HIV/AIDS oleh guru lain. Kata guru itu, HIV adalah nama bakterinya dan AIDS adalah nama penyakitnya. Kami diberitahu apa saja yang dapat menularkan AIDS dan apa saja yang tidak. Akibatnya apa dan seterusnya.

Setelah pemberian materi, para anggota osis masuk ke dalam kelas kamu. Mereka memeriksa atribut dan kesalahan apa saja yang kami buat. Pertama atribut kami masih salah semua dan kami ‘pun dimarahi karena itu.yang kedua kami dimarahi karena ada yang update tentang MOPDB di sosial media. Kami meminta maaf kepada anggota osis atas kesalahan kami dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Mereka memaafkan kami dengan syarat kami harus memegang janji dan memperbaiki atribut-atribut yang masih salah.

Kami turun kebawah untuk mengumpulkan tanda tangan setelah sesi pemeriksaan itu. Kami berkumpul bersama dan menyusun strategi agar mendapat tanda tangan secara beramai ramai. Mendapatkan tanda tangan anggota osis tidaklah semudah ‘meminta dan diberi’. Kami harus memenuhi apa yang mereka perintahkan. Seperti menebak dari kelas berapa, sekbid berapa, menyanyikan yel-yel gugus kami, dan lain-lainnya. Walaupun perintahnya kadang aneh-aneh, kami tetap menurutinya. Ya karena kalau tidak, kami tidak akan mendapatkan tanda tangan tersebut. Setelah waktunya selesai, kami kembali ke kelas untuk mencatat barang bawaan untuk keesokan harinya dan kembali turun ke bawah untuk melaksanakan apel siang dan setelah itu diperbolehkan pulang.

Sesampainya dirumah, saya memperbaiki atribut yang salah. Saya membuat ulang kalung dan ayah saya ikut membantu dengan memperbaiki name tag. Kali ini saya tidak bergadang sampai larut malam karena tidak terlalu banyaknya barang yang perlu saya buat ulang atau perbaiki.

Hari terakhir MOPDB berjalan sama seperti kemarin. Kami datang pagi-pagi untuk melaksanakan apel, pemberian matei dari guru, lalu kami melalui sesi pemeriksaan lagi. Menurut anggota osis, ada salah satu anggota gugus kami yang membuat status di sosial media yang berbunyi ‘3 hari menjadi orang gila’. Setelah sekian lama tidak ada yang mengaku, salah seorang anggota osis menjadi tidak sabar dan menanyai kami satu persatu. Akhirnya ada salah satu anak yang mengaku. Ia dibawa keliling ke kelas lain sebagai hukuman. Kami juga ditanyai apakah ada yang membawa kendaraan bermotor atau tidak, karena ada 4 kunci sepeda motor di anggota osis. Namun karena tidak ada yang mengaku, mereka juga tidak mengungkit soal itu lagi. Teman saya, Bilqiss, sempat membuat janji kepada seorang anggota osis untuk bertanggung jawab atas semua kesalahan anggota gugus. Ia di panggil kedepan dan di suruh untuk meminta maaf tanpa berbicara, ditulis, maupun bergerak. Saya juga dipanggil karena menurut anggota osis tersebut alasan masuk SMAN 16 di name tag saya tidak pantas dan karena saya tidak bias bertanggung jawab atas gugus saya ini. Saya ‘pun juga disuruh untuk meminta maaf tanpa berbicara, ditulis, dan bergerak. Salah seorang anggota osis memberi keringanan dengan diperbolehkan bergerak. Kami ‘pun segera meminta maaf kepada semua anggota osis yang ada dikelas itu. Kakak pembimbing kami ‘pun dihukum karena itu. Saya masih merasa sedih dan bersalah karena harus membuat kakak pembimbing kami di hukum. Untungnya, anggota-anggota osis itu memaafkan kami dan memperbolehkan kami duduk. Setelah itu kami disuruh untuk tenang dan tidak panic (hah.), setelah tenang kami disuruh turun ke bawah untuk berkumpul melaksanakan apel siang dan mendengarkan beberapa pengumuman.

Esoknya kami sudah tidak memakai atribut, setelah melaksanakan apel pagi dan materi PPDB, kami disuruh untuk menyanyikan yel-yel gugus kami. Dimulai dari gugus satu dan seterusnya. Ketika giliran gugus tujuh, teman-teman saya sangat nervous. Namun saya berusaha memberi semangat kepada mereka. Kami ‘pun maju dengan sangat ‘pede’nya dan mendapat tepuk tangan sangat meriah. Setelah itu kami bermain game dan dibentuk suku-suku. Ternyata hari itu adalah hari perlombaan antar gugus dan antar siswa. Setelah selesai, kami melaksanakan apel siang dan mendengarkan beberapa pengumuman. Besok ada pengumuman tentang pemenang-pemenang dengan kategori peserta MOPDB laki-laki terbaik, peserta MOPDB perempuan terbaik, gugus terbaik, tanda tangan terbanyak, dan suku terbaik.

Ternyata karena gugus kami paling heboh sendiri, kami ‘pun mendapatkan juara tersebut sebagai gugus terbaik! Kami sangat senang dan saya sebagai ketua gugus, mewakili semua anggota gugus untuk mengambil hadiah tersebut. Setelah itu kami berfoto beramai-ramai dan pulang dengan perasaan bahagia.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun