Pembaharuan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi pada pandemi saat ini berkembang pesat sebagai penyalur berita atau informasi yang efektif. Terlebih pada media massa yang selalu melakukan pembaharuan dalam bidang teknologi. Banyak orang yang memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk menambah ilmu pengetahuan, untuk menampilkan berita, untuk mengenalkan budaya daerah, sebagai sarana transportasi, dsb. Hal ini dapat dirasakan oleh semua kalangan bahwa pengetahuan tentang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi harus tetap ditingkatkan dan diupayakan agar suatu saat nanti Negara Indonesia dapat berevolusi menjadi negara maju.
Kita harus mengetahui apa itu "Teknologi, Informasi, dan Komunikasi" yang biasa disingkat TIK adalah suatu implementasi, studi, pengembangan, perencanaan, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer khususnya pada perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), dikutip dari ITTA (Information Technology Association of America). Â
Dari pengertian tersebut keberadaan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi sudah sangat jelas dan terus diperhatikan oleh seluruh lapisan masyarakat di dunia. Rangkaian kegiatan ini sangat berguna dan berpengaruh pada setiap individu akibat tersebarnya informasi terarah dan terstruktur. Teknologi, Informasi, dan Komunikasi dalam penyampaiannya memerlukan media sebagai saluran informasi dan keikutsertaan publik untuk menikmati pembaharuan TIK itu sendiri.
Perkembangan zaman pada era digitalisasi membawa pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan dunia ke depannya. Bagaimana peran media massa dan peran media sosial agar mampu menyerang  pola pikir seseorang. Bahkan dijadikan sebagai suatu kesimpulan untuk memecahkan berbagai macam masalah.Â
Dengan cara seperti apa yang dapat dilakukan? Caranya banyak, misal dengan mengexpost tulisan-tulisan mengenai dirinya sendiri, untuk menyindir dan menyudutkan orang lain, sebagai curhatan agar dikasihani oleh orang lain, dsb. Disini jelas bahwa media massa maupun media sosial mampu memberikan dampak yang sangat berpengaruh terhadap health mental dirinya sendiri. Kecanduan bermain media sosial dan merasa berat untuk meninggalkannya. Kondisi seperti ini dialami oleh seluruh komponen masyarakat Indonesia khususnya pada anak remaja dan orang dewasa. Dapat diketahui bahwa peranan orang tua sangat penting dalam membimbing dan mengawasi anak menggunakan sosial media.
Peningkatan penggunaan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi terutama pada saat pendemi saat ini membuat semua orang mau tidak mau harus mengenal lebih jauh adanya Teknologi, Informasi, dan Komunikasi. Karena segala aspek kehidupan telah berubah menuju era serba digital. Era yang dimaksud jika tidak ada internet maka semua akan menjadi tidak berguna. Era dimana segala kegiatan yang tadinya dilakukan dengan berdiri dan duduk berganti dengan rebahan. Sebuah era baru yang harus diterima dan dapat disiasati bagaimana sistem kerjanya.
Aktivitas kehidupan akan lebih lengkap jika perkembangan berita semakin luas dan mudah dijangkau. Berbagai bidang kehidupan juga memanfaatkan kemajuan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi untuk melakukan pembelajaran maupun pengembangan. Hal ini juga termasuk dalam media massa maupun media sosial. Pribadi atau individu menempatkan dirinya sebagai user pada sebuah akun media sosial. Karena mencapai jumlah yang sangat tinggi, yang memungkinkan adanya interaksi komunikasi secara tidak langsung. Proses selanjutnya yaitu adanya keterikatan secara jiwa dan pikiran dalam sebuah koneksi.
Bagi saya media adalah wadah yang luar biasa dan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Tetapi tetap harus memasang bendera waspada, karena dampak negatif dari media tidak kalah dengan dampak positif yang ada pada media. Media membantu banyak hal untuk mempersiapkan segala kebutuhan informasi untuk disebarluaskan ke berbagai kalangan agar mendapatkan informasi secara serentak dan dalam jangkauan yang berbeda bahkan dengan waktu yang bersamaan. Media massa berperan sebagai suatu alat penyampaian informasi atau pesan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Selain itu, media sosial juga mencakup interaksi secara global dan adanya pertukaran informasi antar pengguna.
Dalam Film The Social Dilemma, disajikan beberapa tokoh penting yang pernah bekerja di aplikasi dan situs ternama seperti Facebook, Google, Instagram, Microsoft, Pinterest, Twitter, dan Youtube. Seperti yang ada pada film dokumenter "The Social Dilemma" pertama kali tayang di Netflix tanggal 9 September 2020 yang disutradarai oleh Jeff Orlowski ini mengulik fakta yang sesungguhnya tentang media sosial. Dari bagian dalam yang tidak terlihat dan mungkin sebagian besar orang tidak mengiranya. Film ini mengupas semua hal yang berkaitan dengan media sosial serta dampak dari penggunaan media sosial yang menimbulkan rasa cemas dan dilema terhadap pengguna.
Film ini diawali dari kekaguman terhadap power media sosial, yang membuat mereka berkeinginan bekerja langsung di perusahaan yang menaungi media sosial. Mereka bekerja sebagaimana mestinya, akan tetapi seiring berjalannya waktu mereka merasakan ada yang ganjal dengan pekerjaan mereka. Mereka mengatakan jika dampak dari media sosial sangat buruk. Mereka bekerja bukan untuk kepentingan sosial melainkan untuk bisnis. Sehingga ada kutipan "if you're not paying for the product, then you are the product". Jika kamu tidak membayar untuk produk, maka kamulah produknya. Artinya, kamu mungkin bebas mengakses sosial media tanpa biaya, hanya dengan data internet. Kamu menggunakannya secara gratis, maka kamulah produk yang sebenarnya. Kamulah produk yang diperjual-belikan.
Film dokumenter ini mewawancarai seseorang yang memiliki background, pengetahuan, atau wawasan sesuai dengan apa yang dibicarakan. Film ini bercerita tentang pentingnya sebuah interaksi menggunakan media sosial yang berpengaruh pada kebiasaan. Tentunya sulit untuk dihentikan sehingga menimbulkan rasa dilema.Â