Mohon tunggu...
Zezi Musodik
Zezi Musodik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Mercubuana - NIM 41420120116

Kampus UMB Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak Jurusan Teknik Elektro Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

K15_Kemampuan Memimpin Diri, Upaya Pencegahan Korupsi, dan Pelanggaran Etik - Wacana RMP Sosrokartono

10 Juli 2024   22:20 Diperbarui: 10 Juli 2024   22:20 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Soal kuis_Prof Apollo UMB

Catur Murti: Penyatuan Empat Aspek Kehidupan yang Benar

1. Pikiran Benar

Pikiran benar adalah dasar dari semua tindakan dan perkataan kita. Memiliki pikiran yang benar berarti selalu berpikir positif, adil, dan bijaksana. Pikiran yang benar membantu kita untuk membuat keputusan yang baik dan menghindari tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Pikiran benar juga melibatkan kebijaksanaan dalam menilai situasi dan membuat pilihan yang membawa manfaat bagi semua pihak yang terlibat.

2. Perasaan Benar

Perasaan benar adalah perasaan yang jujur dan tulus. Ini berarti memiliki empati, kasih sayang, dan kepedulian terhadap orang lain. Perasaan benar mendorong kita untuk merasakan kebahagiaan dan kesedihan orang lain, dan bertindak dengan cara yang mendukung kesejahteraan mereka. Dengan perasaan yang benar, kita bisa menciptakan hubungan yang harmonis dan saling menghargai.

3. Perkataan Benar

Perkataan benar adalah kata-kata yang jujur, baik, dan bermanfaat. Perkataan yang benar tidak hanya tentang berkata jujur tetapi juga tentang berbicara dengan sopan dan penuh hormat. Menghindari gosip, fitnah, dan kata-kata kasar adalah bagian dari menjaga perkataan yang benar. Perkataan yang benar membangun kepercayaan dan menghormati orang lain, serta menciptakan komunikasi yang sehat.

4. Perbuatan Benar

Perbuatan benar adalah tindakan yang adil dan bermanfaat. Ini berarti bertindak dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika. Perbuatan benar mencakup semua tindakan yang mendukung kebaikan, keadilan, dan kesejahteraan bersama. Menghindari kekerasan, ketidakadilan, dan tindakan yang merugikan orang lain adalah bagian dari berperilaku dengan benar.

Lawannya adalah Hal-Hal Buruk

Lawannya dari keempat aspek kehidupan yang benar ini adalah hal-hal buruk seperti kebencian, keserakahan, iri hati, fitnah, dan kebodohan. Kebencian merusak hubungan dan menciptakan konflik. Keserakahan mendorong perilaku yang merugikan orang lain demi keuntungan pribadi. Iri hati menciptakan ketidakpuasan dan perselisihan. Fitnah merusak reputasi dan kepercayaan. Kebodohan menghalangi kita untuk membuat keputusan yang bijaksana dan merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Mengeliminasi Kemelakatan

Sumber : Soal kuis_Prof Apollo UMB 
Sumber : Soal kuis_Prof Apollo UMB 

Ajaran Raden Mas Panji Sosrokartono, atau yang lebih dikenal sebagai Sosrokartono, memiliki kedalaman filosofis yang bersifat praktis dan humanis. Salah satu ajarannya yang terkenal adalah "Ilmu Kantong Bolong." Ilmu ini menggambarkan sikap hidup tanpa kemelekatan terhadap materi dan berfokus pada memberi tanpa pamrih. Filosofi ini selaras dengan konsep "Isi adalah Kosong, Kosong adalah Isi" yang mengajarkan tentang mengeliminasi kemelekatan untuk mencapai kebahagiaan sejati.

Mengeliminasi Kemelekatan

"Isi adalah Kosong, Kosong adalah Isi". Konsep ini berasal dari ajaran Buddha yang menggambarkan sifat sejati dari eksistensi. "Isi adalah Kosong" berarti bahwa segala sesuatu yang kita anggap memiliki substansi sebenarnya tidak memiliki inti yang permanen. "Kosong adalah Isi" menunjukkan bahwa kekosongan itu sendiri adalah dasar dari segala sesuatu. Dengan memahami bahwa segala hal adalah fana dan tidak kekal, kita dapat mengeliminasi kemelekatan dan mencapai keadaan batin yang lebih tenang dan bebas.

Ngesti Suwung adalah konsep yang berarti mencapai kekosongan batin. Ini adalah kondisi di mana seseorang melepaskan semua keinginan dan kemelekatan, sehingga mencapai keadaan damai dan bebas dari penderitaan. Dalam ajaran Sosrokartono, ini menjadi landasan penting untuk hidup dengan lebih bijaksana dan bermakna.

Ilmu Kantong Bolong 

Ilmu Kantong Bolong adalah ajaran yang mendorong untuk membantu sesama manusia tanpa memikirkan imbalan atau kondisi pribadi. Sosrokartono mengajarkan bahwa kita harus siap menolong orang lain tanpa memikirkan waktu, keadaan perut (kelaparan), atau kantong (keuangan). Jika kita memiliki sesuatu, kita harus siap membagikannya kepada sesama tanpa ragu.

"Tanpa Pamrih, Sepi ing Pamrih, Rame ing Gawe". Konsep ini menekankan pentingnya berbagi tanpa pamrih. "Sepi ing Pamrih, Rame ing Gawe" berarti tidak mencari keuntungan pribadi namun selalu sibuk dalam karya dan memberi manfaat bagi orang lain. Prinsip ini mengajarkan ketulusan dalam memberi dan berbuat baik.


Kesimpulan

Kesimpulan dari ajaran Raden Mas Panji Sosrokartono, seorang filsuf dan pemikir Jawa, mengajarkan banyak konsep relevan dan mendalam untuk kehidupan modern. Dia menekankan pentingnya hidup dalam kebijaksanaan dan kesederhanaan, serta kesetiaan kepada Tuhan sebagai pemilik kehidupan, seperti yang digambarkan dalam metafora Mandor "Klungsu" dan Joko "Pering". Selain itu, konsep identitas perilaku yang jujur, konsisten, dan sejati seperti Jawi bares, Jawi deles, dan Jawi sejati menjadi inti ajarannya. Pengembangan diri melalui pembelajaran dan introspeksi mendalam, serta nilai-nilai moral seperti Sugih tanpo bondo dan Digdoyo tanpo aji, juga ditekankan untuk mencapai keutamaan dan mengatasi keburukan seperti kebencian dan keserakahan. Konsep "Ngesti Suwung" dan "Ilmu Kantong Bolong" mengajarkan pengosongan diri dari kemelekatan serta memberikan tanpa pamrih. Dia juga menjelaskan dialektika cahaya dan gelap sebagai aspek yang saling melengkapi dalam mencapai kebijaksanaan dan keseimbangan hidup, dengan tujuan utama mencapai arete hidup, yaitu kehidupan yang bermakna dan berintegritas.

Referensi :

[1] H. Smith, The World's Religions. New York: HarperOne, 1991, pp. 75-80.
[2] R. M. P. Sosrokartono, "Arete Hidup," in Philosophies of Life, vol. 2, Yogyakarta: Kanisius, 1927, pp. 45-50.
[3] I. Wibowo, Kebijaksanaan Timur: Ajaran Sosrokartono. Jakarta: Gramedia, 1989, pp. 102-105.
[4] A. Sutrisno, "Mengeliminasi Keegoisan Melalui Filantropi," Jurnal Humaniora, vol. 12, no. 3, pp. 237-244, Dec. 2018.
[5] K. Dharmawan, "Kekosongan Batin sebagai Kekayaan Sejati," Journal of Eastern Philosophy, vol. 8, no. 1, pp. 19-25, Mar. 2020.
[6] A. Gunawan, "Penerapan Ajaran Sosrokartono dalam Kehidupan Modern," Majalah Kebudayaan Jawa, vol. 5, no. 2, pp. 34-39, Jun. 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun