Tiga sampai empat tahun melakukan hal tersebut, saya sampai pada titik pemikiran bahwa apa yang saya lakukan bisa memiliki peluang untuk dikembangkan lebih lanjut. Saya juga tidak kepingin melakukan fokus saya ke usaha lain pada saat saya sedang bekerja di perusahaan. Jadi saya menghadap pimpinan perusahaan, kemudian mengutarakan niat saya untuk mengundurkan diri. Saat itu bulan Mei 2010, bulan ulang tahun saya. Bulan dimana saya biasanya membuat keputusan besar atau menjalankan berbagai hal yang bisa mengubah jalan hidup saya. Meski awalnya pimpinan perusahaan keberatan mengingat posisi dan peluang karir saya, namun akhirnya ia bisa memahami dan menerima apa yang saya sampaikan. Ia meminta saya untuk tetap bekerja dengan beberapa fasilitas dan fleksibilitas tambahan hingga akhir Desember 2010 agar secara paralel perusahaan bisa mendapatkan pengganti saya dan melakukan alih pekerjaan dengan baik. Jika orang lain mengundurkan diri dengan status "one month notice", saya mengundurkan diri dengan situasi "six month notice"
Tahun 2022 ini, usaha yang saya jalani dalam bentuk perusahaan kecil dibidang jasa IT-Excellent Infotama Kreasindo-menapak ke usia 11 tahun.
Banyak yang bilang, "Cape amat sampai harus kerja sampingan...". Ya namanya pengalaman mungkin tidak harus sama untuk setiap orang. Bisa saja orang lain lebih sukses tanpa wirausaha, lebih mapan dengan meniti karir di perusahaan atau melakukan hal lain yang dianggap lebih tepat. Itu sah-sah saja dan itu benar adanya. Tidak untuk didikotomikan. Konteks tulisan ini bukan untuk segera keluar dari pekerjaan dan berwirausaha. Konteksnya adalah untuk mau mereview situasi kita dan melakukan upaya untuk mengatasi masalah. Kita yang lebih tahu situasi kita masing-masing. Kita perlu mengingat fakta bahwa jika kita diam saja tanpa melakukan apa-apa juga cape kok. Jika diam saja kita cape dan kita beraktivitas juga cape, lebih baik kita beraktivitas untuk mendapatkan kemaslahatan kehidupan. Baik untuk kita maupun keluarga, agar pada gilirannya nanti kita juga dapat berkontribusi pada masyarakat.
Hidup kita milik kita, susah maupun senang, kita juga yang menjalaninya.
Saya kutipkan kembali salah satu bait puisi favorit saya dari novel Balada Si Roy, "Telegram"- Toto ST Radik :
Jalannya berkelok dan mendaki
Siapa menanti tak pernah kutahu
Sunyiku pun kekal: menjajah diri
Dan angin pun gelisah menderu
Ah, ingin aku istirahat dari mimpi
Namun selalu kudengar ia menyeru
Tentang jejak di tanah berdebu
Diam-diam aku pun berangkat pergi
Catatan :
- History dan proses yang sampaikan diatas pernah saya tuliskan di blog personal disini : Mengapa harus resign dari kantor
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H