Mohon tunggu...
Masim Vavai Sugianto
Masim Vavai Sugianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - IT Consultant

Traveler, Seasonal Farmer, Open Source Enthusiast and Book Lover. Works as an Independent Worker and Self-Employer. https://linktr.ee/zezezahra

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Refleksi Pengalaman Pribadi: Keluar dari Jerat Masalah Keuangan

30 Desember 2022   06:21 Diperbarui: 30 Desember 2022   06:31 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Team Excellent-Dok. pribadi

Kalau dulu saya bilang alasan begini-begitu, mungkin ada yang menjawab secara lugas, "Itu sih alasan kamu saja..."

Sekarang saya tahu mengapa jawaban lugas itu-meski nggak enak didengar-memang benar adanya. Mengapa? Karena kita kan bisa berpikir. Kita bisa melakukan analisa. Kita bisa mencari tahu ide apa yang bisa dilakukan tanpa mengganggu pekerjaan yang ada.

Pesan moralnya begini : Kalau kita merasa hidup kita kekurangan, jangan tidur melulu dong ah. Jangan klepas-klepus menghabiskan berbungkus-bungkus rokok. Kalaupun cari ide, ya tidak perlu sambil merokok. Kan bisa cari tahu dari buku, dari internet dari majalah dan lain-lain. Kalau sambil merokok berbungkus-bungkus, ide tidak didapat, pengeluaran malah bertambah

Kalau merasa khawatir pekerjaan sampingan bisa mengganggu pekerjaan, coba cari tahu apa yang bisa dilakukan untuk menambah pendapatan tanpa mengganggu pekerjaan itu. Cari tahu, karena kita sedang dalam kondisi kritis. Kalau kita diam saja, jangan-jangan kita terbuai bayang-bayang semu. Kita berada dalam situasi kekurangan tapi merasa baik-baik saja. Ini yang berbahaya.

Saat dulu saya berada dalam kondisi yang sama, saya juga bingung harus mulai dari mana. Akhirnya saya membaca artikel dengan tema usaha tanpa modal atau usaha dengan modal ringan. Saya mencoba berpikir, apa yang bisa saya lakukan berdasarkan kemampuan dan kelebihan yang dimiliki. Oh iya, ternyata saya bisa mengajar. Saya pernah menjadi assisten lab komputer di kampus. Saya bisa mengajar les privat untuk mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir atau skripsi. Saya juga bisa menulis artikel atau buku. Itu semua hampir tanpa modal tambahan.

Saat saya menulis artikel, saya bisa menggunakan laptop yang biasa saya pakai untuk bekerja. Saya mencoba suatu tutorial, melakukan simulasi kemudian membuat rangkuman artikel. Artikel itu kemudian saya kirimkan ke majalah. Tulisannya diterima dan saya mendapat honor. Lumayan. Saat itu di tahun 2007, honornya 300 ribu rupiah. Saya termasuk beruntung karena tulisan pertama saya langsung diterima di majalah. Itu bukan tanpa sebab. Sebelum mengirimkan artikel, saya memilih majalah yang tepat. Karena basis pengetahuan dan pekerjaan saya terkait IT, saya memilih majalah yang membahas mengenai IT dan komputer secara umum. Saya juga memilih topik yang menarik, kemudian melakukan simulasi dan merapikan tulisan agar enak dibaca.

Dalam kondisi lain, mungkin saya tidak seberuntung itu. Belum tentu tulisan saya diterima dalam kesempatan pertama. Meski demikian, saya tidak akan menyerah. Mungkin saya akan membuat target tertentu, misalnya mengirimkan minimal 50 tulisan ke berbagai media. Jika tidak ada satupun yang berhasil, mungkin bakat saya bukan disitu dan saya akan memilih alternatif lain.

Beberapa ratus ribu rupiah tambahan per bulan itu lumayan. Jika awalnya saya hanya bisa menabung 750 ribu rupiah per bulan saya jadi bisa menabung 1 juta rupiah per bulan. Darimana tambahannya? Dari sampingan menulis artikel tadi.

Saya bahkan belajar Google Adsense. Saya belajar membuat review bahasa Inggris. Itu usaha recehan. Satu review hanya 5$ tapi 5$ itu uang. Kalau kurs 14 ribu, 5$ itu 70 ribu rupiah. Dapat tambahan 5-10$ meski nilainya kecil merupakan hal yang bagus, daripada mengeluarkan hal yang sama. Kalau kita sudah tahu susahnya cari uang 1-2 dollar atau 10-20 ribu rupiah, kita akan lebih menghargai uang. Kita akan lebih selektif dalam mengeluarkan uang.

Saya bilang ke rekan, kalau memulai usaha tidak memiliki modal sedangkan usahanya membutuhkan modal, kita masih mungkin mendapatkan modal dari penjualan barang-barang second yang tidak terlalu kita butuhkan. Misalnya kita memiliki 2 laptop padahal laptop satunya jarang dipakai. Misalnya kita memiliki perkakas sedangkan perkakas itu jarang digunakan.

Tiap recehan tambahan yang didapat, itu dikumpulkan. Diakumulasi. Dari awalnya menabung 6 juta rupiah per tahun bisa meningkat lebih banyak lagi. Asset yang ada diakumulasikan. Kita bisa belajar untuk terus memperbaiki kualitas kehidupan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun