Tasawuf, atau yang sering disebut sufisme, adalah cabang dalam Islam yang berfokus pada dimensi spiritual dan pendekatan langsung kepada Allah. Salah satu kitab tasawuf yang terkenal dan sering dijadikan rujukan adalah Al-Hikam karya Ibn ‘Atha’illah as-Sakandari. Kitab ini menjadi sumber inspirasi bagi para pencari hakikat spiritual karena mengajarkan kebijaksanaan hidup yang mendalam dan relevan untuk semua zaman.
Pendahuluan Kitab Al-Hikam
Al-Hikam merupakan kumpulan aforisme atau kata-kata hikmah yang singkat tetapi penuh makna. Ibn ‘Atha’illah, seorang ulama besar dari Mesir, menulis kitab ini untuk membimbing murid-muridnya menuju pemahaman mendalam tentang hubungan manusia dengan Allah. Kitab ini tidak hanya membahas aspek ibadah lahiriah, tetapi juga menekankan pentingnya penyucian hati (tazkiyatun nafs) dan pengenalan diri sebagai jalan menuju pengenalan Allah (ma’rifatullah).
Konsep-Konsep Utama dalam Al-Hikam
Tawakal dan Kepasrahan
Ibn ‘Atha’illah menekankan pentingnya tawakal, yaitu keyakinan penuh kepada kehendak Allah. Dalam salah satu hikmah, beliau berkata:
“Kesungguhanmu dalam merencanakan apa yang telah dijamin oleh Allah dan kelalaianmu terhadap apa yang diminta oleh Allah darimu adalah tanda butanya mata hati.”
Pernyataan ini mengajarkan bahwa manusia harus fokus pada usaha dalam ketaatan kepada Allah, bukan pada kekhawatiran terhadap rezeki atau hasil duniawi.
Kecintaan kepada Allah
Dalam Al-Hikam, Ibn ‘Atha’illah menjelaskan bahwa cinta kepada Allah adalah puncak dari ibadah. Beliau mengingatkan bahwa segala bentuk kebaikan duniawi hanyalah sarana untuk mendekat kepada Allah, bukan tujuan akhir.
Keikhlasan dalam Amal