Mohon tunggu...
zevin novaldi
zevin novaldi Mohon Tunggu... -

baca buku

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hubungan PAN dan Muhammadiyah

12 Maret 2014   22:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:00 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat kembali ke belakang sejarah berdirinya Partai Amanat Nasional (PAN), diawali dari hasil Sidang Tanwir Muhammadiyah, 5-7 Juni 1998 di Semarang – Jawa Tengah. Waktu itu, Komisi C merekomendasikan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah agar mempersiapkan berdirinya satu partai politik. Pada saat penutupan sidang, Amien Rais mengumumkan akan membentuk partai politik baru yang kini dikenal dengan PAN. Sejak itulah pertautan hubungan historis dan emosional antara Muhammadiyah – PAN terpatri kuat.

Keterlibatan aktivis, pengurus dan warga Muhammadiyah pada awalnya dalam pendirian PAN yang begitu massif dan intens menjadi salah satu faktor pendorong cepatnya perluasan infrastruktur PAN. Sedikit banyaknya keberadaan PAN sangat membantu dengan berdirinya di daerah, semua berkat keterlibatan jaringan infrastruktur Muhammadiyah yang sebelumnya sudah ada di seluruh wilayah republik ini. Begitu PAN dideklarasikan 23 Agustus 1998, diikuti pembentukan PAN di wilayah provinsi dan kabupaten/kota yang terlibat menjadi inisiator dalam komite pendirian PAN mayoritas berasal dari aktivis, pengurus dan warga Muhammadiyah. Memang kita tidak bisa menutup mata kepada para inisiator yang terlibat bukan berasal aktivis, fungsionaris dan warga Muhammadiyah.

Menyangkut hubungan PAN dengan Muhammadiyah memang sangat sulit untuk memutuskannya, mengingat historis dan kultural kelahiran partai ini adalah hasil ijtihad Muhammadiyah sendiri. Faktualnya secara organisatoris, tidak ada hubungan antara PAN dan Muhammadiyah. Tapi, ada benang merah yang mengikat kuat antara PAN dengan Muhammadiyah. Dimana keberadaan PAN sampai kapanpun tidak akan bisa dilepaskan dengan Muhammadiyah.

Namun, menjelang pemilu seperti sekarang ini hubungan Muhammadiyah dan partai politik sering dipertanyakan. Biasanya, yang sering dipertanyakan adalah hubungan Muhammadiyah dengan PAN.
Satu hal yang pasti, hubungan antara Muhammadiyah dan PAN tidak pernah bertentangan, bahkan sangat sering sejalan dan bekerja sama. Walau Muhammadiyah tidak ada hubungan organisasi secara langsung dengan PAN, tetapi dakwah - dakwah Muhammadiyah yang berkaitan dengan bidang politik sering disalurkan melalui PAN Secara organisasi, Muhammadiyah tak berada dalam politik kekuasaan ataupun politik praktis. Memang Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi besar Islam di Indonesia diyakini masih memiliki ikatan kultural dengan PAN, dikarenakan PAN memiliki latar belakang sejarah dengan Muhammadiyah.

Selain itu, beberapa hari yang lalu, hampir di seluruh media massa Hatta menegaskan bahwa PAN sendiri adalah sebuah partai inklusif, bukan eksklusif yang tertutup untuk semua kalangan masyarakat . PAN bukan hanya hadir untuk warga muslim saja, tetapi bagi seluruh rakyat Indonesia. PAN juga tidak memandang latar belakang suku dan agama.

Dengan demikian, saya berharap tulisan ini menjadi bermanfaat dan sedikit mencerahkan pemikiran kita mengenai hubungan Muhammadiyah dan Partai Amanat Nasional.

Salam Sejahtera….

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun