Di Al Hikmah IIBS Siswa Diperbolehkan Mengerjakan Ulang Tugas Dan Ujian?
Mengapa
Setiap sekolah memiliki metode pengajaran yang berbeda-beda. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah, "Mengapa di Al Hikmah IIBS kita diperbolehkan untuk mengerjakan ulang tugas atau ujian?" Artikel ini akan mengupas tuntas alasan di balik kebijakan ini dan bagaimana pendekatan tersebut dapat meningkatkan proses belajar siswa.
Sistem Pembelajaran di Al Hikmah Boarding School
Di Al Hikmah IIBS, siswa belajar melalui sistem e-learning. Platform ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan umpan balik langsung setelah menyelesaikan soal. Jika siswa merasa tidak puas dengan hasil tugas atau ujian, mereka dapat meminta untuk mengerjakan ulang.
Proses Belajar yang Berkelanjutan
Berikut adalah beberapa keuntungan dari sistem pengerjaan ulang:
Umpan Balik Real-Time: Setelah mengerjakan soal, siswa mendapatkan informasi tentang mana yang benar dan mana yang salah, yang memungkinkan mereka untuk memahami kesalahan mereka.
Kesempatan Meningkatkan Nilai: Misalnya, jika seorang siswa mulai dengan nilai 70, mereka masih memiliki peluang untuk memperbaikinya menjadi 100 dengan hasil usaha mereka.
Penguasaan Materi: Dengan diberi kesempatan untuk mencoba kembali, siswa diharapkan dapat benar-benar memahami topik yang sedang dipelajari.
Mengatasi Rasa Takut untuk Salah
Salah satu alasan mengapa siswa sering kali takut untuk mencoba adalah kekhawatiran mereka akan kegagalan. Dalam konteks pendidikan, ketakutan untuk salah bisa menghambat proses belajar. Di Al Hikmah IIBS. pendekatan pengajaran yang terbuka bertujuan untuk menghilangkan tekanan ini. Seperti yang dijelaskan dalam podcast, "Kamu harus bisa mencoba, walaupun jatuh lima kali, berdiri sepuluh kali."
Contoh dari Dunia Permainan
Ustaz memberikan contoh dari pengalaman pribadi bermain video game seperti Super Mario Bros. Ketika karakter dalam game tersebut gagal melewati suatu level, pemain tidak perlu khawatir karena bisa mengulang kembali tanpa kehilangan kemajuan.
Kolaborasi Lebih Penting daripada Kompetisi
Di Al Hikmah, pendekatan yang diambil adalah lebih berfokus pada kolaborasi daripada kompetisi. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh psikolog pendidikan, seperti Lev Vygotsky, dengan teorinya mengenai Zona Perkembangan Proksimal (ZPD).
Pengertian Zona Perkembangan Proksimal
Lingkaran Kecil: Keterampilan yang bisa dikuasai siswa secara mandiri.
Lingkaran Sedang: Keterampilan yang bisa dikuasai dengan bantuan orang lain.
Lingkaran Besar: Keterampilan yang tidak bisa dikuasai baik secara mandiri maupun dengan bantuan.
Dengan struktur ini, Vygotsky menekankan pentingnya dukungan sosial dalam proses pembelajaran. Melalui kolaborasi baik antara siswa sendiri maupun dengan guru, siswa dapat belajar secara lebih efektif.
Penelitian Mendasari Pendekatan Ini
Salah satu penelitian yang mencuri perhatian adalah eksperimen yang dilakukan oleh YouTuber terkenal Mark Rober. Dia ingin membuktikan bahwa belajar coding itu mudah dengan mengajukan tantangan kepada para pengikutnya. Terdapat dua kelompok peserta:
Kelompok Pertama: Diadakan pengurangan poin setiap kali mereka melakukan kesalahan.
Kelompok Kedua: Diberikan instruksi untuk "coba lagi" tanpa risiko pengurangan poin.
Hasilnya, kelompok kedua menunjukkan 65% berhasil menyelesaikan tantangan, sementara hanya 52% dari kelompok yang pertama berhasil. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketika para peserta merasa lebih berisiko, motivasi mereka cenderung turun, menghambat kemajuan belajar mereka.
Mendorong Semangat Belajar
Di Al Hikmah IIBS, filosofi ini diemban agar siswa merasa terbebas dari takut salah. Dengan demikian, siswa didorong untuk terus belajar dan berinovasi. Konsep mengerjakan ulang bukan hanya tentang memperbaiki nilai, tetapi juga perkembangan diri yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Sistem pembelajaran di Al Hikmah IIBSÂ mendorong siswa untuk mengerjakan ulang tugas dan ujian untuk memfasilitasi pemahaman yang lebih dalam, mengurangi tekanan, dan memperkuat semangat kolaborasi. Dengan memanfaatkan teori pendidikan seperti Zona Perkembangan Proksimal, sekolah ini menunjukkan bahwa pendidikan harus berfokus pada pengembangan diri setiap individu daripada sekadar penilaian nilai.
Dengan kebijakan yang mengedepankan kesempatan belajar ini, diharapkan siswa dapat mencapai potensi maksimal mereka dan merasa lebih percaya diri dalam menyelesaikan tantangan di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H