Ajak Balita Ke Masjid Sejak Dini
Â
Langkah kecil seorang ayah yang menggandeng balitanya ke masjid merupakan pemandangan yang menghangatkan hati. Senja sebelum Maghrib, semburat langit merah menyertai anak-anak kecil bersarung berlari-lari penuh canda menuju masjid. Para emak juga sudah mempersiapkan air wudu sebelum azan Maghrib berkumandang, menyadari waktu salat Maghrib yang pendek.
Di serambi masjid, anak-anak kecil bercanda dan kejar-kejaran sambil menunggu ikamah dari muazin. Tawa riang menyemarakkan serambi masjid, walaupun  serambi masjid tidak terlalu luas akan terasa luas karena bisa menjadi arena bermain anak-anak. Keindahan dan keramahan ini akan terus terikur di sanubari anak-anak sampai dewasa menjadi memori indah. Masjid sebagai tempat yang dibutuhkan, tidak sekedar menjalankan salat, tetapi bisa untuk tempat mengaji bersama, bertemu dengan teman-teman sebaya, dan bisa jadi tempat yang menyejukkan hati.
Jangan sampai masjid yang ramah berubah menjadi tempat yang angker, sehingga anak enggan datang ke masjid. Aturan-aturan ketat dari takmir masjid: tidak boleh berisik, tidak boleh bermain di area masjid, jangan tidur di masjid, menjadi hal yang menakutkan bagi anak, belum lagi bila marbot masjid memasang muka menyeramkan, muka ditekuk, semakin menambah traumatik anak untuk mengunjungi masjid.
Pengelola masjid di perkotaan sudah banyak memikirkan bagaimana masjid menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak. Mulai dari menyediakan taman bermain, membiarkan anak-anak berlarian di masjid, bercanda ceria, bahkan ada masjid yang menyediakan nursery room atau ruang laktasi. Ruang ini disediakan khusus untuk ibu menyusui agar mereka dapat menyusui atau memompa ASI dengan nyaman dan privasi. Biasanya, ruang laktasi dilengkapi dengan fasilitas seperti kursi yang nyaman, meja kecil, wastafel, dan stopkontak untuk pompa ASI.
Bagaimana Mengelola Masjid Ramah Anak
Mengelola masjid ramah anak memerlukan pendekatan yang holistik dan inklusif, sehingga anak-anak merasa diterima dan nyaman di lingkungan masjid. Berikut adalah langkah-langkah untuk menciptakan masjid ramah anak yang ideal:
1. Menyediakan Ruang Khusus Anak
- Buat area khusus di dalam atau sekitar masjid untuk anak-anak, seperti ruang bermain atau belajar.
- Pastikan ruang ini aman, bersih, dan dilengkapi dengan fasilitas seperti buku bacaan Islami, mainan edukatif, dan alat tulis.
2. Memberikan Edukasi dan Pembelajaran Islami
- Adakan program khusus untuk anak, seperti kelas tahfiz, pelajaran agama, atau kegiatan kreatif Islami (menggambar atau prakarya bertema Islam).
- Gunakan metode pengajaran yang interaktif dan menyenangkan agar anak lebih tertarik belajar.
3. Melatih Pengurus dan Jamaah untuk Ramah Anak
- Latih pengurus masjid dan jamaah agar bersikap sabar dan memahami kebutuhan anak-anak.
- Hindari mempermalukan atau menegur anak secara keras ketika mereka melakukan kesalahan, seperti berlari atau berbicara di dalam masjid.
4. Menciptakan Suasana Masjid yang Ramah
- Gunakan desain interior yang ramah anak, seperti warna-warna cerah dan gambar edukatif Islami.
- Pastikan masjid memiliki fasilitas yang memadai, seperti toilet anak, tempat wudhu dengan ukuran sesuai, dan area menyusui bagi ibu.
5. Mengadakan Kegiatan yang Mengintegrasikan Anak
- Selenggarakan acara seperti lomba azan, ceramah anak, bazar buku Islami, atau buka puasa bersama untuk melibatkan anak dalam kegiatan masjid.
- Libatkan anak dalam kegiatan ibadah berjamaah, seperti salat, dengan memberikan motivasi positif.
6. Menjaga Keamanan dan Kebersihan
- Pastikan lingkungan masjid aman untuk anak-anak, tanpa risiko kecelakaan seperti tangga licin atau benda tajam.
- Sediakan tempat sampah dan jaga kebersihan area agar anak nyaman bermain dan belajar.
7. Menjalin Komunikasi dengan Orang Tua
- Ajak orang tua berperan aktif dalam membimbing anak saat di masjid.
- Berikan pemahaman kepada orang tua bahwa kehadiran anak di masjid adalah bagian dari pembelajaran ibadah sejak dini.
8. Memiliki Kebijakan yang Fleksibel
- Jangan melarang anak datang ke masjid, meskipun mereka masih kecil.
- Buat kebijakan yang mendukung partisipasi anak, seperti tidak keberatan dengan sedikit kebisingan selama anak belajar beradaptasi.
Dengan menciptakan masjid yang ramah anak, kita tidak hanya mendidik generasi penerus yang mencintai Islam, tetapi juga menjadikan masjid sebagai pusat pembelajaran dan kebersamaan yang inklusif. Yuk ajak balita kita ke masjid...!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H