Mohon tunggu...
Zetty Azizatun Nimah
Zetty Azizatun Nimah Mohon Tunggu... Guru - Guru Madrasah_Guru ngaji_Dosen_Instruktur

Hobi membaca dan menulis, travelling, mengajar, bercerita, melakukan sesuatu yang baru

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Anak Tantrum, Beri Sentuhan Lembut!

24 Desember 2024   04:00 Diperbarui: 23 Desember 2024   23:45 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar anak Tantrum (https://id.images.search.yahoo.com/search/images;)

Sering kita melihat anak kecil yang marah tidak terkendali, melempari barang, memukul. Tentu orang di sekitarnya merasa terganggu karena suara berisik dan barang-barang di sekitar yang rusak karena dilempar-lempar. Kemarahan yang meledak-ledak ini disebut tantrum. Tantrum sendiri adalah luapan emosi yang ditandai dengan ledakan perilaku, seperti menangis, berteriak, memukul, atau melempar barang. Tantrum biasanya terjadi pada anak-anak usia 1-6 tahun karena mereka masih belajar mengelola emosi dan sering kali belum memiliki kemampuan bahasa yang cukup untuk mengekspresikan keinginan atau frustrasi mereka.

Kenapa tentrum? Banyak faktor yang menyebabkan anak tantrum di antaranya adalah 1) Frustrasi Komunikasi, anak tidak mampu mengungkapkan keinginannya karena keterbatasan Bahasa. keterbatasan Bahasa yang tidak dimengerti apa maunya oleh orang dewasa menjadikan mereka kecewa karena apa yang diinginkan tidak bersambut dan tidak tercapai. 2) Lelah atau lapar, kondisi fisik seperti kelelahan atau rasa lapar sering memicu tantrum. 3) Stimulasi Berlebihan, lingkungan yang terlalu ramai atau membingungkan dapat memicu stres. 4) Mencari Perhatian, tantrum kadang menjadi cara anak mencari perhatian orang tua. 5) Perasaan Tidak Nyaman, misalnya, pakaian yang tidak nyaman, sakit, rasa lapar, haus atau perubahan lingkungan.

Luapan emosi ini bentuknya bisa bermacam-macam. Tapi umumnya, orang tua menganggap 'mengamuk' adalah ciri anak tantrum. Padahal, jenis tantrum ada bermacam-macam lho, bund! Anak bisa saja mengalami tantrum meski tidak tampak marah apalagi sampai mengamuk.

  • Tantrum Mengamuk, tantrum jenis ini adalah jenis tantrum yang paling sering ditemui orang tua. Anak biasanya mengamuk, berteriak-teriak, menegangkan tubuh, berguling-guling hingga menjatuhkan diri ke lantai, melempar bahkan sampai merusak barang jika ada hal yang mengganggunya. Biasanya, ini terjadi bila anak tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Atau bisa juga karena ia merasa tidak aman, terganggu, ketakutan, atau sedang merasa dalam keadaan berbahaya.
  • Tantrum ManipulatifCiri-ciri jenis tantrum ini, anak akan bertingkah seolah-olah menjadi anak baik-baik, biasanya untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Anak juga akan menirukan perilaku orang yang tidak disukai. Ia juga akan menarik perhatian / Caper (cari perhatian) orang dewasa dengan cara memprotes berbagai hal. Biasanya, anak yang bertingkah seperti ini untuk mencari perhatian orang-orang di sekitarnya.
  • Tantrum Putus Asa: Anak yang tantrum model ini cenderung diam. Anak seakan kehilangan gairahnya untuk melakukan sesuatu, merasa tidak berdaya, dan putus asa
  • Tantrum Stres: Akibat perasaan tertekan dengan lingkungannya anak bisa saja mengalami stres. Akibatnya anak bisa bersikap berlebihan, entah itu tantrum mengamuk berlebihan atau justru diam berlebihan karena tidak bisa mengontrol emosinya.

Jangan kelabakan bila anak tantrum. Banyak cara mudah menghadapi anak tantrum. Yang pertama dilakukan ibu adalah harus tetap bersikap tenang, jangan bereaksi dengan kemarahan, tarik napas dalam-dalam dan kendalikan emosi. Yang ke dua, berikan pelukan dan sentuhan lembut pada anak, sentuhan dan belaian membuat anak merasa aman, nyaman, dan tenang, yang ke tiga, Alihkan Perhatian, tawarkan sesuatu yang menarik, seperti mainan atau aktivitas baru. Yang ke empat, berbicara dengan tenang dan jelas, sampaikan kata-kata sederhana untuk membantu anak memahami situasi. Yang ke lima Pahami pemicu tantrum, identifikasi penyebab tantrum, seperti rasa lapar atau lelah, dan segera atasi.

Adapun strategi yang perlu diterapkan agar tantrum pada anak bisa hilang adalah: 1) kesabaran ibu untuk melatih komunikasi anak. Ajarkan anak untuk mengungkapkan emosi atau kebutuhannya dengan kata-kata sederhana. 2) Gunakan pendekatan konsisten, terapkan aturan dan rutinitas yang konsisten agar anak merasa aman dan tahu apa yang diharapkan. 3) Berikan pilihan, berikan pilihan sederhana, seperti "Mau pakai baju merah atau biru?" untuk mengurangi rasa frustrasi. 4) Puji perilaku positif, beri pujian saat anak berhasil menenangkan diri atau bertindak baik. 5) hindari memberi imbalan untuk tantrum, jangan menyerah hanya untuk menghentikan tantrum, agar anak tidak belajar menggunakan tantrum sebagai alat manipulasi.

Dengan pendekatan yang sabar dan konsisten, ibu dapat membantu anak mengelola emosinya dengan lebih baik dan mengurangi frekuensi tantrum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun