Peran perempuan masa kini tidak dibatasi dinding tembok rumah yang harus menyelesaikan hal-hal domestik. Kesetaraan gender membuka peluang perempuan berkiprah di semua bidang dan semua level. Bahkan potensi perempuan tidak diragukan eksistensinya. Selain itu kiprah perempuan tidak sekedar berlatar belakang gaungnya kesetaraan gender, potensi yang dimiliki, jumlah perempuan yang lebih besar dari pada lelaki, tuntutan ekonomi keluarga mengharuskan perempuan mandiri dan membantu terpenuhinya kebutuhan keluarga. Kondisi ini membuat pilihan berkarir di luar rumah menjadi keharusan.
Banyak konsekuensi yang harus diterima ketika seorang perempuan sibuk di luar rumah baik berupa kegiatan rumah tangga yang tidak sempat tersentuh seperti cuci baju, memasak, kebersihan rumah dan yang tak kalah penting anak yang akan berpindah pengasuhan kepada asisten rumah tangga. Waktu yang minim untuk berinteraksi dengan anak menjadikan kurangnya waktu berkomunikasi. Membangun kedekatan dengan anak dengan manajemen waktu yang ketat harus mulai dibangun. Ciptakan waktu seberkualitas mungkin karena secara kuantitas tidak bisa dicapai. Dari sekian banyak kerepotan  working mom banyak hal positif berimbas bagi anak, yaitu mendorong kemandirian anak.
Bagaimana Working Mom Mendorong Kemandirian Anak:
1. Memberikan Teladan Positif: Anak belajar dari melihat orang tua mereka bekerja keras, mengelola waktu, dan menjalani berbagai tanggung jawab. Ini mengajarkan anak pentingnya tanggung jawab dan usaha untuk mencapai tujuan.
2. Melibatkan Anak dalam Tugas Sehari-hari: Karena ibu memiliki waktu yang terbatas, anak sering diajak untuk membantu pekerjaan rumah tangga, seperti membereskan mainan, mempersiapkan makan sendiri, atau mengurus kebutuhan pribadinya. Ini mendorong mereka untuk lebih mandiri.
3. Menanamkan Rasa Percaya Diri: Dengan memberi mereka tanggung jawab yang sesuai dengan usia, anak merasa dihargai dan mampu, sehingga kepercayaan diri mereka meningkat.
4. Memberikan Kesempatan untuk Mengambil Keputusan: Anak dari working mom sering dilatih untuk membuat keputusan sendiri, misalnya memilih pakaian, menyiapkan bekal sekolah, atau menentukan prioritas belajar.
5. Mengajarkan Manajemen Waktu: Anak belajar mengatur jadwal harian mereka, seperti kapan harus belajar, bermain, atau membantu di rumah, karena mereka melihat ibu mereka juga mengelola waktu dengan baik.
6. Memupuk Kemandirian Emosional: Anak-anak ini sering kali belajar mengelola emosi mereka sendiri karena ibu mereka tidak selalu ada setiap saat. Namun, dukungan emosional yang tetap diberikan membantu anak merasa aman meskipun belajar mandiri.
Manfaat Kemandirian bagi Anak:
- Kreativitas dan Pemecahan Masalah : Anak menjadi lebih kreatif dalam mencari solusi atas masalah kecil yang mereka hadapi.
- Kepercayaan Diri yang Kuat: Mereka merasa mampu mengatasi tantangan tanpa terlalu bergantung pada orang lain.
- Kemampuan Adaptasi yang Lebih Baik: Anak-anak ini lebih siap menghadapi perubahan lingkungan, seperti masuk sekolah atau situasi baru lainnya.
- Rasa Tanggung Jawab: Mereka terbiasa bertanggung jawab atas tugas mereka sendiri, baik di rumah maupun di sekolah.
- Persiapan untuk Masa Depan: Kemandirian ini mempersiapkan mereka untuk menjalani kehidupan dewasa dengan lebih baik, seperti dalam hal pekerjaan, hubungan, dan pengelolaan hidup pribadi.
Tips untuk Membentuk Kemandirian Anak ketika dalam Posisi Working Mom:
- Komunikasi Terbuka: Pastikan anak memahami alasan Anda bekerja dan beri tahu bahwa mereka tetap menjadi prioritas utama.
- Latih Kemandirian Sejak Dini: Mulai dari hal kecil, seperti membiasakan anak menyimpan mainan sendiri.
- Apresiasi Usaha Mereka: Beri pujian saat mereka berhasil melakukan sesuatu sendiri, sehingga mereka termotivasi.
- Tetap Sediakan Waktu Berkualitas: Meski sibuk, pastikan ada waktu khusus untuk memberikan perhatian penuh kepada anak.
- Libatkan Mereka dalam Pengambilan Keputusan: Misalnya, diskusikan jadwal harian atau aktivitas akhir pekan bersama.