Di pelataran rumah kami tempo dulu sungguh menarik hati
Pohon sawo berjajar melindungi dari teriknya matahari
Tanaman Luntas hijau segar lurus di tepi jalan memagari
Warna-warni bunga Kertas elok dinikmati mata turun ke sanubari
Nyaring Kicau burung bertengger di dahan-dahan pohon Jati
      Di pelataran rumah kami tempo dulu sungguh mempesona diri
      Suara riuh bocah-bocah perempuan bermain lompat tali
      Gemletak suara kelereng berbenturan milik ingusan bocah laki-laki
      Suara senyap dalam permainan petak umpet sore hari
      Lagu Jamuran riang terdengar saat rembulan menampakkan diri
Di pelataran rumah kami tempo dulu magnet bagi diri kami
Suara emak melengking memanggil nama-nama kami
Untuk sekedar jeda menikmati makan siang sayur dan nasi
Atau pulang untuk mandi bebersih diri agar wangi di sore hari
Menanti datangnya adzan maghrib untuk bersujud pada Robbi Izzati
      Di pelataran rumah kami tempo kini menguak memori kami
      Sudur-sudut pelataran berubah menjadi paving yang tertata rapi
      Pohon sawo itu sudah tertebas, pohon luntas berganti pagar besi
      Kicau burung menghiasi alam berubah riuh suara klakson silih berganti
      Pelataran rumah kami tempo dulu akan selalu kami rindu sepanjang hidup ini
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI