Mohon tunggu...
Zeta Raihan
Zeta Raihan Mohon Tunggu... Penulis - your skinny friend

not the best, but still good

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penelitian Di Mars Hanya Membuang Uang?

9 Maret 2021   23:39 Diperbarui: 10 Maret 2021   14:28 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mars telah lama memikat manusia sejak pertama kali kita melihatnya sebagai objek mirip bintang di langit malam. Kemudian, pada akhir tahun 1800-an, teknologi pertama teleskop ditemukan untuk pertama kalinya bisa mengungkapkan kepada kita tentang permukaan Mars.

Dan sekarang, kita mengetahui setidaknya hingga 3,5 miliar tahun yang lalu, planet Mars yang kini kering dan dingin itu kemungkinan pernah dapat dihuni seperti Bumi kita. Selama seabad terakhir, semua yang telah kita pelajari tentang Mars menunjukkan bahwa planet ini dulunya cukup mampu menampung ekosistem.

Sayangnya, planet ini sekarang diselimuti oleh atmosfer karbon dioksida tipis dan tidak dapat mendukung bentuk kehidupan seperti yang kita kenal di Bumi. 

Gas metana juga secara berkala muncul di atmosfernya, ditambah tanah permukaannya mengandung senyawa yang dapat menjadi racun bagi kehidupan.

Meskipun air memang ada di Mars, seluruh air tersebut terkunci di lapisan es yang berada di kedua kutubnya, dan kemungkinan juga ada yang terkubur dalam jumlah besar di bawah permukaannya.

Secara garis besar, Mars saat ini tidak layak huni. Meski begitu, saat ini, ketika para ilmuwan mengamati permukaan Mars, mereka melihat fitur-fitur yang disinyalir merupakan bekas adanya aliran air di sana. Fitur-fitur tersebut antara lain adalah bekas sungai, danau, dan delta.

Sampai akhirnya, pada suatu waktu dalam evolusi Mars, planet ini mengalami transformasi yang begitu dramatis. Dari dunia yang dulunya mirip Bumi menjadi planet kering dan berdebu seperti sekarang.

Pertanyaannya, apa yang terjadi? Ke mana perginya air di Mars itu? Apa yang terjadi dengan atmosfer Mars hingga setipis itu?

Nah, mengeksplorasi Mars adalah jawaban untuk membantu para ilmuwan menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi, yang secara tidak langsung bisa membuat kita mempelajari tentang perubahan penting dalam iklim yang dapat mengubah suatu planet, dan pada akhirnya kita bisa mencegah Bumi untuk menjadi seperti Mars.

Tentu kita tidak ingin Bumi yang kita cintai ini menjadi tandus dan dingin? Kalau masih nyinyir, “Buat apa buang-buang uang meneliti Mars? Mending buat kehidupan di Bumi.” Mereka hanya tidak tahu meneliti Mars seperti ini juga memiliki tujuan untuk menyelamatkan miliaran manusia agar tetap hidup di planet ketiga dari Matahari ini.

Dengan kata lain, mengeksplorasi Mars bukan berarti kita akan meninggalkan Bumi begitu saja.

Dengan adanya satelit-satelit dan robot penjelajah baru seperti Hope, Tianwen-1, dan Perseverance, kita tinggal menunggu data-data baru yang menarik tentang planet Mars.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun