Dari generasi Baby Boomers ke generasi Z, kita dapat melihat perbedaan yang mendasar dari generasi dulu hingga sekarang. Semakin lama generasi kita ini menginginkan segala sesuatunya serba cepat atau instant dan mulai tidak menghargai proses. Padahal membaca sebuah buku baik dari yang tipis sampai yang tebal, semuanya pasti membutuhkan proses membaca. Tiap halaman per halaman dan bab per bab harus kita lalui dan nikmati. Namun bagian membaca inilah yang sulit untuk dilalui dan dinikmati para generasi Z jaman sekarang ini malas melakukan proses membaca untuk mengetahui suatu cerita. Menurut PISA, 2010, tingkat membaca siswa di Indonesia urutan ke-57 dari 65 negara.
Minat dalam membaca buku sangat rendah. Sebagian besar tidak membaca buku secara mendalam dan berproses, sehingga hasil yang akan dipahami juga pasti hanya akan asal tahu saja. Dari sinilah yang terjadi bukanlah kecerdasan cendekia yang didapatkan. Hal ini dibuktikan dengan indeks minat baca dari 1.000 penduduk hanya satu yang membaca.Â
Kebiasaan yang menghambat minat baca dalam generasi Z dikenal dengan filosofis copas atau copy paste. Istilah copy paste yang merupakan kebiasaan pragmatis dimana kita menggunakan segala macam skema ketika tugas datang dengan menggunakan filosofi copas (copy paste) bulat-bulat dari internet tanpa mau membumbuinya dengan pemikiran kita. Kebiasaan copy paste dan kurangnya literasi memperlambat pembangunan sumber daya manusia di Indonesia dan susah menjadi momok yang menakutkan di masyarakat modern kita.
Perlu kita pahami bahwa copy paste ini mempengaruhi kreativitas kita dalam berekspresi melalui tulisan dan membuat reputasi buruk karena mengambil karya orang tanpa berusaha untuk mencari pengalaman belajar dari diri sendiri. Pembiasaan seperti itu harus dihilangkan dengan meningkatkan gemar membaca dan menulis serta menghargai karya tulis orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H