Mohon tunggu...
Zesy Zahara
Zesy Zahara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas SuryaKancana

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengatasi tentang Pembelajaran Berbasis Proyek di Sekolah

7 Juni 2024   09:52 Diperbarui: 7 Juni 2024   10:16 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning atau PJBL) telah menjadi salah satu metode pembelajaran yang semakin populer di berbagai institusi pendidikan. Metode ini menekankan keterlibatan siswa dalam proyek-proyek yang relevan dan bermakna selama jangka waktu tertentu. Melalui PJBL, siswa diajak untuk menyelidiki dan merespons pertanyaan atau tantangan kompleks melalui proses penelitian, analisis, dan pengembangan solusi. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir kritis, bekerja sama, dan menerapkan pengetahuan serta keterampilan lintas disiplin untuk menghasilkan produk atau presentasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Namun, meskipun memiliki banyak keuntungan, penerapan PJBL tidak terlepas dari berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kebutuhan waktu yang lebih banyak untuk perencanaan dan pelaksanaan dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional. Sumber daya tambahan seperti bahan penelitian, peralatan, dan akses teknologi juga sering dibutuhkan, yang bisa menjadi kendala di banyak sekolah.

Peran guru dalam PJBL juga mengalami perubahan signifikan. Guru harus bertransformasi dari sekadar pengajar menjadi fasilitator dan pembimbing. Hal ini memerlukan keterampilan dan pendekatan berbeda dari pengajaran tradisional, di mana guru harus mampu mengelola kelas yang lebih dinamis dan memastikan semua siswa tetap terlibat aktif.

Evaluasi dan penilaian dalam PJBL juga lebih kompleks dibandingkan penilaian tugas biasa. Penilaian harus mencakup proses serta hasil akhir, termasuk keterampilan kolaboratif dan pemecahan masalah. Siswa juga mungkin menghadapi kesulitan dalam kerja tim, terutama jika belum terbiasa. Konflik antar anggota tim dan pembagian tugas yang tidak merata bisa menjadi masalah serius.

Selain itu, tidak semua siswa memiliki akses yang sama ke sumber daya yang diperlukan, seperti teknologi atau bahan penelitian. Ini bisa menciptakan kesenjangan dalam pencapaian proyek. Siswa mungkin membutuhkan waktu untuk memahami konsep dan tujuan proyek, terutama jika belum terbiasa dengan metode ini. Oleh karena itu, bimbingan intensif di awal mungkin diperlukan.

Mengelola kelas PJBL bisa lebih menantang, terutama dalam menjaga disiplin dan memastikan semua siswa aktif terlibat. Guru juga mungkin khawatir tentang pencapaian standar kurikulum, terutama jika proyek memakan waktu lama dan mengurangi waktu untuk materi lain.

Namun, ada beberapa solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasi tantangan ini. Perencanaan dan manajemen waktu yang efektif sangat penting. Membuat rencana proyek yang terstruktur dengan jadwal yang jelas, termasuk tenggat waktu untuk setiap tahap proyek, sangat membantu. Pelatihan dan pengembangan guru juga diperlukan untuk membantu mereka mengelola kelas yang dinamis dan mendukung siswa.

Penilaian berbasis kriteria bisa dikembangkan untuk mencakup penilaian proses serta hasil akhir, termasuk kolaborasi, pemecahan masalah, dan kemampuan presentasi. Fasilitasi kerja kolaboratif bisa dilakukan dengan mengajarkan keterampilan kerja tim kepada siswa dan membantu mereka mengembangkan strategi untuk mengelola konflik.

Penyediaan sumber daya yang setara sangat penting, dengan memastikan akses ke teknologi, perpustakaan, dan sumber daya online. Sekolah bisa mencari dukungan dari komunitas atau organisasi lokal untuk memenuhi kebutuhan ini.

Orientasi dan pembimbingan awal dapat memberikan pemahaman yang jelas tentang tujuan dan manfaat PJBL kepada siswa. Dengan bimbingan intensif di tahap awal proyek, siswa dapat lebih cepat beradaptasi dengan metode ini. Pengelolaan kelas yang dinamis bisa dicapai dengan teknik manajemen kelas yang efektif seperti pembagian peran yang jelas dalam kelompok, aturan kelas yang disepakati bersama, dan pemantauan progres secara rutin.

Integrasi kurikulum dengan proyek yang memungkinkan siswa mencapai tujuan pembelajaran kurikulum sambil terlibat dalam kegiatan yang menarik dan bermakna juga bisa membantu. Dukungan dan kolaborasi antara guru, sekolah, dan komunitas dapat mendorong berbagi praktik terbaik dan sumber daya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun