Mohon tunggu...
Zesa Riana
Zesa Riana Mohon Tunggu... Penulis - Social Media, Skincare, and Food Enthusiast

Dengan menulis, saya sedang bercerita kepada kamu apa yang ada di pikiran, dan juga hati saya. Tulisan saya adalah jiwa saya. Semoga kamu menyukai.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menjalani Ramadhan dengan Mulai Konsumsi Squalene

5 Mei 2021   15:10 Diperbarui: 11 Mei 2021   15:28 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Nabeel Syed on Unsplash   

Ramadhan beberapa hari lagi akan meninggalkan kita, umat muslim pun akan kembali suci setelah menjalani puasa selama 30 hari lamanya. Sebenarnya, tidak ada yang signifikan berbeda pada ramadhan kali ini, kecuali jarak tempuh dari kantor ke rumah yang semakin jauh jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jika di tahun sebelumnya saya hanya menempuh jarak 28 km dari Tambun-Jakarta dan sebaliknya, puasa tahun ini saya harus menempuh jarak kurang lebih 40km dari Tambun-Jakarta, dan sebaliknya selama 5 hari dalam seminggu. 

Bila tahun lalu saya ingat-ingat kalau saya menempuh jarak yang jauh dengan kondisi yang macet, kali ini tidak kalah dengan tahun lalu, malah bisa dibilang ini lebih macet, sehingga lebih melelahkan. Ketika lancar, saya bisa menempuh jarak 40km hanya dengan waktu 1,5 jam, akan tetapi kalau macet, 2 jam di perjalanan saja sudah bersyukur. Malah terkadang saya menempuh perjalanan selama 3jam. Kalau teman saya bilang, seperti ke Bandung saja. Sama-sama masuk dalam provinsi Jawa Barat sih, hanya beda nama daerah dan jarak saja dari Jakarta.

Menempuh perjalanan AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) selama 5 hari dalam seminggu, dengan waktu tempuh yang relatif lama ketika macet, akhirnya membuat saya harus merasakan badan yang gampang sakit, dan juga pegal-pegal yang tidak berkesudahan. Bagaimana tidak? Menyetir motor di tengah kemacetan ibukota membuat tubuh saya lelah. Bukan hanya karena saya harus menyetir selama itu, tapi juga batin yang lelah karena menghadapi para riders lain, yang suka menguji emosi. (termasuk saya sih...)

Karena efek yang ditimbulkan oleh kemacetan ini sudahlah tidak bisa saya tahan, yaitu saya sering merasakan sakit saat weekend, saya mencoba untuk mencari cara lain selain menyewa kos, atau naik kendaraan umum. Akhirnya saya disarankan oleh rekan kerja saya untuk mulai mengkonsumsi vitamin atau suplemen agar imun saya lebih kuat, sehingga tidak mudah sakit dan capek.

Tanpa pikir panjang, saya mulai mencari vitamin dan suplemen untuk saya konsumsi demi menjaga kesehatan saya sebagai musafir. Sebelum mencari, saya mulai mengingat ngingat kembali ke masa 2 atau 3 tahun lalu, vitamin apa yang saya konsumsi. Teringat oleh saya, saya pernah meminum Vitamin C, akan tetapi perut saya tidak kuat, minum vitamin lain, tapi manfaat yang saya rasakan tidak ada. Di tengah mengingat-ngingat vitamin atau suplemen apa yang cocok untuk saya, saya juga menanyakan rekomendasi vitamin yang cocok untuk saya, lewat teman-teman saya.

Di tengah-tengah itu, banyak teman saya merekomendasikan suplemen yang sedang mereka konsumsi. Ada yang merekomendasikan vitamin c, vitamin b12, hingga ada satu teman kantor saya yang mengatakan bahwa dia mengkonsumsi suplemen dengan kandungan Squalene. Mendengar kata itu, yang saya ingat adalah berita bahwa Squalene akan menjadi bahan utama untuk vaksin covid-19 pada tahun lalu. Karena penasaran, saya meminta dijelaskan, apa manfaat yang ia dapatkan. 

Dengan sukarela, dia menjelaskan kepada saya kenapa dia memilih suplemen itu, dan apa yang dirasakan olehnya setelah meminum suplemen itu. Awalnya saya pikir, apa dia sedang "berjualan"? Karena mencurigakan. Setelah saya tanya apakah dia yang jualan, dia dengan tegas menjawab tidak, dan saya hanya tertawa. 

Teman saya tahu bahwa saya skeptis terhadap apa yang dia katakan kepada saya, sampai pada akhirnya, dia mengatakan kepada saya, bahwa besok dia akan membawa suplemen itu, dan akan memberikannya kepada saya. Katanya sih, dia hanya ingin dapat pahala karena telah membantu musafir. Hahaha. Sungguh teman yang baik dan pengertian.

Keesokan harinya saat bertemu di kantor, dengan antusiasnya dia mengatakan kepada saya"

"Ini cobain satu biji dulu besok pas sahur, langsung kerasa pasti. Badan lo pasti enakkan, dan ngerasa powerfull banget kaya gue

Melihat dia yang antusias sekali, saya mencoba menanyakan kembali

"Ini lu lagi jualan gak sih? Hahahaha"

Dia hanya sinis memandang saya. Karena saya juga penasaran, saya pun mencoba 1 butir suplemen yang telah dia bawa ke kantor hanya untuk memberikannya kepada saya untuk saya minum pada saat sahur esok hari.

Keesokan harinya, selesai sahur, saya mencoba untuk meminum satu butir suplemen dengan kandungan squalene pemberian teman saya itu. Setelah mengkonsumsi satu kapsul, saya belum merasakan apa-apa, sih. Ya mungkin karena baru minum, gak mungkin langsung kan ya. Sampai akhirnya setelah adzan berkumandang, saya harus siap-siap ke kantor, saya menyadari sesuatu yang cukup mengejutkan, yaitu, ngantuk saya hilang! Badan saya yang tadinya merasa "doyong" terasa lebih segar. Mata saya melek, seakan siap menghadapi dunia.

Dengan energi baru yang entah datangnya dari mana, saya memulai perjalanan 40km saya. Mata saya sepanjang jalan terasa segar. Diiringi lagu-lagu yang saya putar lewat Spotify, saya menyusuri kota dan provinsi lain, hingga pada akhirnya saya sampai di kantor. Sesampainya di kantor, badan saya terasa sedikit lelah, namun bukan capek yang biasanya. Saya parkirkan motor, dan saya langsung menuju ke atas, kantor di mana saya bekerja.

Sesampainya di kantor, sudah ada teman saya yang memberikan saya suplemen squalene itu. Dengan antusiasnya saya mengatakan

"Badan gue kok enakan ya habis minum suplemen dari lo itu? Asli mata gue melek"

Dia pun dengan antusias menceritakan pengalamannya kepada saya setelah mengkonsumsi suplemen squalene itu. Setelah saya mendengarkan "testimoni" langsung dari teman saya, saya mengatakan kepada dia bahwa saya masih merasa capek setelah menempuh perjalanan panjang. Lalu, dia menyarankan saya untuk menaikkan dosisnya menjadi 2 butir untuk satu kali minum, karena itu yang dia lakukan ketika badannya terasa sangat lelah.

Saat itu, saya tidak langsung mengiyakan apa kata teman saya itu, karena efek itu, saya mulai mencari tentang apa itu squalene, apa kandungannya, dan testimoni tentang suplemen yang mengandung squalene ini. Benar saja, squalene ini menjadi salah satu bahan utama dalam pembuatan vaksin untuk Covid-19 karena kandungan squalene yang saya temukan pada beberapa jurnal, sudah terbukti bisa meningkatkan daya imun tubuh atau kata lainnya sih, squalene ini merupakan immune booster. Wah sejujurnya saya tidak menyangka kalau ternyata squalene ini mempunyai manfaat yang sangat besar. 

Sejak dari itu, tanpa pikir panjang saya menanyakan kepada teman saya, di mana dia membeli suplemen squalene itu. Teman saya mengatakan bahwa ia dibelikan ibunya lewat marketplace. Ternyata, ibunya juga mendapat rekomendasi dari temannya, dan cocok. Sungguh kebetulan yang bermanfaat, ya. 

Saya membeli suplemen yang ternyata bernama Alphalene itu melalui official store di shopee dengan harga sekitar 175.000 untuk 30 butir suplemen squalene. Saat ini, saya masih mengkonsumsi suplemen squalene itu, dan yang saya rasakan, tubuh saya segar dan tidak mudah sakit saat weekend. Ditambah lagi, saya juga sedang berpuasa kan.

Jika kamu mau mulai mencoba suplemen squalene seperti saya, ada yang harus kamu tahu, jika ada satu kandungan yang miriiip banget namanya, yaitu squalane. Penyebutannya juga sama banget, tapi beda manfaat loh. Nanti akan saya bahas mengenai squalane vs squalene ya. Ditunggu yaaa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun