Mohon tunggu...
Zeruya Rahah
Zeruya Rahah Mohon Tunggu... -

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa OPM Gagal Mendirikan Negara Republik Federasi Papua Barat ?

29 Oktober 2011   02:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:20 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjuangan Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk mendirikan negara Republik Federasi Papua Barat selalu gagal. Baru-baru ini,  Ketua Dewan Adat Papua (DAP) Forkorus Yaboisembut, yang mendeklarasikan dirinya sebagai presiden negara Republik Federasi Papua Barat bahkan ditangkap polisi berikut perdana menterinya, Edison Waromi serta beberapa orang pelopor berdirinya negara tersebut, seperti Selvius Bobi. Beberapa faksi OPM seperti Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menilai kegagalan itu dikarenakan pendeklarator tidak berkoordinasi terlebih dahulu dengan faksi-faksi OPM lainnya.  Ini artinya, tanpa KNPB dan faksi-faksi OPM lainnya, negara Republik Federasi Papua Barat tidak akan dapat terbentuk. Mungkin mereka berpegang pada pepatah "Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh". Namun sebagai umat beragama, saya mencoba mengutip firman Tuhan : “…kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu… Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.” (Yohanes 8:32,36) Dengan demikian saya simpulkan : Apabila kita ingin merdeka, berjalanlah dulu di jalan yang benar, karena kebenaran itulah yang akan memerdekakan kita. Pertanyaannya adalah : Apakah mendirikan negara dalam sebuah negara sudah benar, dan apakah sudah sesuai dengan perintah  Tuhan ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun