Mohon tunggu...
Annsha Zero
Annsha Zero Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketing

🥰

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Payung Merah Putih di Hari Kemerdekaan

8 Agustus 2024   14:56 Diperbarui: 8 Agustus 2024   14:57 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah desa kecil yang tenang, setiap 17 Agustus selalu disambut dengan meriah. Kali ini, momen perayaan kemerdekaan terasa istimewa dengan kehadiran sebuah payung merah putih yang menjadi pusat perhatian.

Di sebuah sudut pasar desa, Pak Budi, seorang pengrajin payung, sedang sibuk menyiapkan barang dagangannya. Tahun ini, ia memutuskan untuk membuat sesuatu yang berbeda---payung dengan desain merah putih yang terinspirasi dari bendera negara. Dengan teliti, Pak Budi mengaplikasikan setiap warna, menjadikannya lebih dari sekadar pelindung dari hujan dan panas, tetapi simbol kemerdekaan yang menghubungkan semua orang.

Ketika hari perayaan tiba, payung-payung merah putih yang dijual Pak Budi mulai menghiasi pasar. Ada yang dipasang di gerai dagangan, ada pula yang dibawa pulang oleh penduduk desa untuk dipajang di rumah mereka. Semua orang sepertinya terpesona oleh keindahan dan makna dari payung tersebut.

Di tengah keramaian pasar, seorang gadis kecil bernama Mia dan neneknya, Bu Sari, mengunjungi stan Pak Budi. Mia sangat ingin membeli payung merah putih untuk menambah kemeriahan perayaan di rumah mereka. Namun, saat mereka hendak memilih payung, Mia terpesona oleh sebuah payung yang lebih besar dengan motif bendera yang sangat indah.

Pak Budi melihat tatapan penuh kekaguman di mata Mia dan memutuskan untuk menceritakan kisah di balik payung tersebut. Ia bercerita tentang bagaimana payung ini tidak hanya berfungsi untuk melindungi dari hujan dan panas, tetapi juga melambangkan semangat persatuan dan kebanggaan atas kemerdekaan yang diperjuangkan para pahlawan.

Mia dan Bu Sari mendengarkan dengan penuh perhatian. Mereka terinspirasi oleh cerita tersebut dan merasa semakin bangga untuk memiliki payung yang tidak hanya cantik tetapi juga penuh makna. Pak Budi dengan senang hati membungkus payung dengan rapih dan memberikan diskon khusus sebagai bentuk apresiasi kepada mereka.

zeropromosi.com
zeropromosi.com

Saat pulang ke rumah, Mia dan Bu Sari membawa payung merah putih dengan bangga. Di halaman rumah, mereka menggelar bendera dan menyiapkan makanan untuk merayakan Hari Kemerdekaan. Payung yang kini berdiri megah di tengah halaman berfungsi sebagai peneduh saat mereka merayakan, tetapi lebih dari itu, payung tersebut menjadi simbol yang mengingatkan mereka akan makna perjuangan dan persatuan bangsa.

Ketika matahari terbenam, keluarga Mia dan penduduk desa berkumpul di sekitar payung, merayakan dengan musik dan tawa. Payung merah putih itu berdiri tegak, seolah menjadi penjaga dan saksi bisu dari kebanggaan dan kebersamaan yang tercipta. Ia menyatukan semua orang dalam suasana perayaan yang penuh makna.

Dan begitu malam menjelang, di bawah sinar bintang, payung merah putih itu tetap berdiri, memancarkan semangat kemerdekaan yang menyentuh hati setiap orang yang melihatnya. Dalam setiap goresan warna, ada cerita tentang cinta tanah air dan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun