Meski sudah di tepi jurang
dengan segayung air dalam genggaman
tak ada sambutan baik yang dipancarkan
Meski sudah di puncak pohon
dengan tangan bergerak secara maraton
tak ada raut kecemasan yang terpajang
Punggung dipamerkan
seraya melantunkan tuturan sinis,
bagai bom atom jatuh bergantian
mengukir luka sampai bau amis
Pohon yang dirawat bersama
sudah tumbang, bahkan mati
di atas selembar kertas yang menjadi bukti
tempo hari kita pernah membangun hikayat asmara
September 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!