Sejujurnya, aku perempuan yang senang hal-hal kecil romantis. Mengenalmu lebih jauh dan melewati banyak malam bersamamu, membuatku mendadak berubah menjadi perempuan yang apatis dan makin impulsif. Karena kamu laki-laki aneh, tidak suka kuperhatikan dan kumanja-manja.
Dua puluh dua menit berlalu setelah kita habiskan berkeliling, kamu terlihat lelah. Aku dan kamu duduk di bangku di bawah pohon beringin yang menghadap kolam kecil. Rimbunnya pohon dan angin yang bertiup lembut membuat kita mengantuk. Agar tidak terlelap, kamu mulai berdongeng. Ingat, ini hanya dongeng.
"Jarang sekali menemukan tempat sesejuk ini, ingin rasanya aku tinggal di Bogor. Tentu saja bersamamu."
Aku tersenyum tanpa menanggapi, aku tahu kau hanya berdongeng.
"Kita akan punya rumah, tak perlulah terlalu besar. Yang penting halamannya luas cukup untuk menanam banyak pohon dan tempat anak-anak kita bermain."
Aku tersenyum tanpa menanggapi, aku tahu kau hanya berdongeng.
"Kita akan selalu bersama-sama. Kita akan menikah."
Aku tersenyum tanpa menanggapi, aku tahu kau hanya berdongeng.
***
Dongeng, mitos dan legenda adalah hal-hal yang lebih banyak rekayasanya dibanding kenyataan. Karena itu dongengmu juga tidak akan pernah menjadi kenyataan.
Seperti mitos yang mengatakan bahwa malam jumat adalah malam menyeramkan. Bagiku setiap malam menyeramkan jika memang Tuhan takdirkan.