Mohon tunggu...
LUTHFIANA AZIZAH
LUTHFIANA AZIZAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia

i'd love to draw.

Selanjutnya

Tutup

Film

Breakdown MV BTS - Blood, Sweat & Tears Melalui Karakteristik Estetika

24 Oktober 2022   01:57 Diperbarui: 24 Oktober 2022   20:00 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Disini siapa sih yang gak tau BTS alias (BANGTAN SONYEONDAN) alias Boyband K-Pop nomor 1 di dunia? di tahun 2016 BigHit Entertainment label yang menaungi Boyband BTS (yang sekarang namanya udah jadi HYBE LABELS)  merilis lagu Blood, Sweat and Tears yang booming banget di kalangan KPOPers pada masanya, bahkan jadi lagu yang cukup iconic diantara lagu-lagu BTS lainnya, loh!

            Blood, Sweat and Tears adalah salah satu single dari era album WINGS. Lagu tersebut merepresentasikan "cinta buta" yaitu orang yang sedang terobsesi pada seseorang, padahal ia tahu bahwa jika ia menyukai atau terobsesi dengan orang tersebut dirinya bisa celaka, melakukan hal-hal yang negatif, lepas kendali, bahkan melukai dirinya sendiri.
 
             Biasanya, BTS memiliki teori tersiratnya sendiri di masing-masing MV yang satu sama lain saling berkaitan, pada music video Blood, Sweat and Tears terlihat mengangkat konsep Miss en Scene di era Yunani (Greek). Penasaran, gak? Yuk coba breakdown MV nya!

Pada scene pertama , dibuka dengan setting latar tempat disebuah bangunan museum patung Yunani yang tidak begitu terlihat tertata secara rapih, yakni diantaranya :

  • Perseus
  • Persefone
  • Poseidon
  • Aphrodite
  • Venus De Milo
  • Hermes

Juga ada 1 lukisan besar yang terus dipandangi oleh JIN () yaitu karya Pieter Bruegel the Elder dengan judul The Fall of the Rebels Angels, lukisan ini mempertegas makna yang ingin ditunjukan oleh sutradara yaitu tentang sifat baik dan buruk manusia, ketundukan atau mudahnya tergoda pada suatu hal. 

Pada scene selanjutnya, dibelakang SUGA () terlihat lukisan "The Lament for Icarus" ketika Icarus jatuh mati dari langit karena sayapnya yang meleleh karena terbang terlalu tinggi dekat matahari padahal sudah diingatkan oleh ayahnya.

Dalam lukisan tersebut terlihat tangisan dan darah yang disebabkan Icarus mati,  hal ini merepresentasikan bagaimana perjuangan atau kekhawatiran orang-orang sekitar ketika kita bertindak tidak 'sesuai' akal sehat yang membahayakan diri sendiri.

Terdapat Patung Pieta karya Michelangelo di scene individual J-Hope yang memiliki karakter dalam teori khusus BTS tersendiri yang bersinggungan langsung dengan kisahnya dengan seorang Ibu. 

Terdapat beberapa perubahan mood warna yang spesifik dalam MV ini, warna ungu tua merepresentasikan sebuah keberanian untuk melakukan sesuatu yang mana Ia harusnya siap untuk take the risk, namun selain itu juga melambangkan rasa sedih dan frustasi.

Familiar dengan scene ini? Betul banget! scene ini adaptasi dari lukisan terkenal "The Last Supper" karya Leonardo da Vinci. Dalam MV setiap orang memiliki Apel di piringnya masing-masing, seperti cerita bagaimana Adam dan Hawa bisa turun ke bumi, karena tidak tahannya godaan setan untuk memakan buah Khuldi yang direpresentasikan oleh Apel.

Nah itu dia kalau, beberapa breakdown dalam MV BTS - Blood, Sweat & Tears.

sekarang kita bahas tentang karakteristik-karakteristik dalam konsep estetika pada music video ini.

  1. Karakteristik Zaman Mimetik

    Karena mimetik memiliki pengertian sebagai metode pembentukan karya sastra pada dasar kenyataan kehidupan sosial yang dialami lalu diimajinasikan dan divisualisasikan, terjadinya "Icarus Falls" yang sinkron dengan tema lagu ini membahas tentang mudahnya manusia tergoda oleh seseorang atau sesuatu dan rela melakukan apa saja demi mendapatkannya, merupakan isu sosial yang sudah menjadi turun temurun dari zaman dahulu, yaitu mimesis.

  2. Karakteristik Zaman Reinassance

    kesimetrisan bisa cukup dilihat dalam MV ini, terlihat banyak sekali hal yang menjunjung kesimetrisan dan perspektif yang tepat. Seperti di scene museum, awalnya patung-patung yang berjajar berantakan namun di pertengahan durasi menjadi simetris.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun