Mohon tunggu...
Zephira Mujadidardh W
Zephira Mujadidardh W Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Psychology's Student

Hello! Psychology was my study field, but i found some interesting in beauty and movies too!

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pola Asuh yang Paling Tepat untuk Era Digital

4 Oktober 2022   07:56 Diperbarui: 4 Oktober 2022   08:00 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid 19 berdampak besar bagi kehidupan masyarakat di seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia. Salah satu dampaknya adalah peralihan kegiatan yang serba luring menjadi daring. Dimulai dari proses kegiatan belajar mengajar dalam kelas, sampai kegiatan berbelanja kebutuhan sehari-hari. Tak heran jika data BPS (Badan Pusat Statistik) 2020 menunjukkan, bahwa jumlah pengguna telepon seluler meningkat sebanyak 4,20% dari tahun sebelumnya.

Penggunaan media daring sebagai pusat pembelajaran membuat semua kalangan usia harus mulai beradaptasi dalam menggunakan gawainya, termasuk anak-anak. Dilansir dari laman situs resmi milik KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), hasil survei yang dilakukan pada 8-14 Juni 2020 menunjukkan bahwa sebanyak 71,3% anak-anak telah memiliki gadget mereka sendiri. Terlepas dari penggunaannya sebagai media belajar ataupun tidak.

Sayangnya, dampak yang dihasilkan dari penggunaan gadget tidak selalu positif bagi anak-anak. Ada beberapa dampak negatif yang dapat muncul seperti risiko kecanduan, berkurangnya interaksi langsung dengan lingkungan sekitar, kecenderungan meniru adegan-adegan yang dilihat, rentan mengalami atau melakukan cyberbullying, dan lain-lain (Miranti & Putri, 2021;  Syifa et al., 2019). Dampak tersebut mungkin saja bertambah apabila rendahnya pengawasan dan bimbingan dari orang tua terhadap perilaku penggunaan gadget anak-anak.

Pada era digital seperti saat ini, pola asuh orang tua memainkan peran yang amat penting. Orang tua setidaknya harus mampu menghargai hak anak dalam dunia digital dan teknologi, serta memberdayakan mereka untuk berkembang di dalamnya, namun tetap membimbing mereka melalui komunikasi dan kepercayaan. Itulah yang dinamakan dengan pengasuhan positif (positive parenting). Dalam pengasuhan positif, anak tidak hanya sekedar dilarang, namun juga difasilitasi dengan kegiatan sehari-hari yang 'nyata' kepada anak. Contohnya seperti rekreasi keluarga, rutinitas makan bersama, dan menemani anak untuk tidur disamping sambil mengizinkannya untuk menggunakan media digital.

Oleh karena itu sehubungan dengan urgensi diatas, Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Jakarta membentuk tim yang tersusun atas:

bersama dengan tim pendukung:

  • Diani Inas Shalihah

  • Elsa Salsabila

  • Zephira Mujadidardh Washaleha, S.Psi

menyelenggarakan kegiatan psikoedukasi dengan tema "positive parenting di era digital" kepada ibu-ibu di Desa Pasirtanjung, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor. 

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 27 Juni 2022 di Posyandu Mulyasari II dengan total peserta sebanyak 28 orang. Peserta tampak bersemangat dan senang ketika mengikuti kegiatan psikoedukasi. Hal ini ditunjukkan dari antusias peserta untuk mendengarkan dan menjawab pertanyaan saat sesi psikoedukasi berlangsung. Peserta pun bersikap responsif saat berdiskusi bersama pemateri dan turut serta berbagi pengalaman. 

dokpri 
dokpri 

Kegiatan ini dimulai dengan sesi pengidentifikasian masalah yang ditemukan dalam kehidupan nyata para peserta. Untuk setelahnya, pemateri berusaha membentuk komunikasi dua arah dalam penyampaian materi yang telah dibuat. Secara bersama-sama membahas kasus yang disampaikan oleh peserta, serta mencari kaitannya dengan materi yang telah dirangkum dalam bentuk leaflet. Leaflet tersebut dibagikan kepada semua peserta secara merata sebelum acara dimulai.

Ketika kegiatan berakhir, peserta memberikan umpan balik yang sangat baik. Semua peserta tampak bersemangat dan antusias hingga akhir kegiatan. Bahkan berdasarkan kesan dan pesan yang ditulis oleh peserta, sebagian besar meminta untuk dilaksanakan kembali program psikoedukasi parenting seperti ini di Desa Pasirtanjung. Peserta juga merasa kegiatan psikoedukasi dan ilmu yang diberikan sangat bermanfaat dan memberikan solusi terhadap masalah pengasuhan selama ini. 

dokpri 
dokpri 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun