Ramadhan itu menjadi titik balik bagi Kana. Ia mulai memahami bahwa puasa adalah perjalanan hati, bukan sekadar menahan lapar dan haus. Ia pun bertekad untuk terus memperbaiki dirinya, karena ia ingin puasanya diterima Allah, bukan sekadar ritual kosong tanpa makna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!