Mohon tunggu...
Zeny Nor Afidah
Zeny Nor Afidah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - mahasiswi

Terus semangattt

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengatasi Masalah Pembelajaran dengan Cara Menganalisis Karakteristik Peserta Didik di SD

4 Desember 2020   00:12 Diperbarui: 4 Desember 2020   00:15 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya.

Analisis sederhana yang dilakukan oleh guru di sekolah dasar sebelum memulai program pembelajaran sering kali membawa dampat positif dan berpengaruh untuk perkembangan anak.. 

Cara sederhana untuk mengetahui karakteristik siswa sekolah dasar dapat dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan pretes. Cara ini terbukti efektif untuk digunakan dalam mengetahui profil siswa yang akan menempuh pembelajaran di kelas

Menurut (Burhein, 2017) Berdasarkan karakteristik anak usia sekolah dasar yang senang bermain, bergerak, mengelompok, dan praktik langsung. Oleh karena itu, berkaitan dengan aktivitas tersebut disesuaikan dengan pertumbuhan fisiknya dan perkembangan emosional anak. 

Bentuk fisik disesuaikan dengan jenjang umurnya: periode umur 7-8 tahun (SD kelas 1 dan 2), periode umur 9 tahun (SD kelas 3), periode umur 10-11 tahun (SD kelas 4 dan 5), periode umur 12-13 tahun (SD kelas 6). 

Jenis karakteristik siswa adalah tingkat kecerdasan, gaya belajar, motivasi, dan sosiakultur. Karakteristik siswa sebagai kualitas pribadi siswa dan menunjukkan kondisi siswa.. Karakteristik dibutuhkan oleh komponen pembelajaran lainnya seperti tujuan materi strategi dan evaluasi.

Berkaitan dengan konsep tersebut, maka dapat dijabarkan sebagai berikut ini adalah

  • Senang bermain
  • Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih -- lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA, Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).
  • Senang bergerak
  • Orang dewasa dapat duduk berjamjam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
  • Anak senang bekerja dalam kelompok
  • Anak usia SD dalam pergaulannya dengan kelompok sebaya, mereka belajar aspek aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 34 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.
  • Senang merasakan atau melakukan/ memperagakan sesuatu secara langsung
  • Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep konsep baru dengan konsepkonsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentukkonsepkonsep tentang angka, ruang, waktu, fungsifungsi badan, pera jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah mata angin, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung setiap arah angina, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui secara persis dari arah mana angina saat itu bertiup.
  • Berdasarkan karakteristik anak usia sekolah dasar yang senang bermain, bergerak , berkelompok, dan praktik langsung. Oleh karena itu guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur bermain, memungkinkan siswa untuk bergerak dan bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.berkaitannya dengan aktifitas tersebut disesuaikan dengan pertumbuhan fisiknya dan perkembangan emosional anak. Bentuk aktifitas fisik disesuaikan dengan jenjang umurnya. Sehingga, melalui aktifitas fisik yang tepat dan sesuai periode diharapkan akan berdampak pada pertumbuhan fisik dan perkembangan emosi optimal.
  • Karakteristik anak beserta dengan keragaman dan keseragam baik ditinjau dari sisi sosial, psikologi, dan neurofisik menuntut adanya pola baru dalam pembelajaran. Tuntutan dimulai dari perubahan paradigma pendidikan yaitu penempatan anak sebagai pusat orbit pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus proaktif dan kreatif menyesuaikan diri dengan anak didiknya. Perubahan paradigma ini tidak mengurangi peran guru dalam pembelajaran. Bahkan peran guru bisa tambah besar tanpa mengurangi aktifitas anak di kelas. Guru tidak lagi hanya menyampaikan materi beserta maknanya kepada anak tetapi dia meminta anak terlibat aktif menentukan makna dari yang mereka pelajari sesuai dengan perkembangan intelektual, emosional dan sosial mereka. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial, moral dan sikap anak usia sekolah dasar diantaranya faktor keluarga, faktor lingkungan luar keluarga, faktor teman sebaya.
  • Disamping itu, karakteristik anak yang begitu beragam dan berkembang menuntut model pembelajaran yang bisa memfasilitasi mereka mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Banyak model-model pembelajaran yang dapat dikembangkan akhir-akhir ini berdasarkan disiplin ilmu tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Alfin, Jauharoti. 2014. Prosiding Halaqah Nasional Dan Seminar Internasional Pendidikan Islam. Surabaya: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya.

Burhaein, Erick. 2017. Aktivitas Fisik Olahraga Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa SD. Indonesian Jurnal Of Primary Education. Vol 1 (01) 51-58 

Dwi, Issufiah. 2018. The Implementyion Off Problem Based Learning Mode Pbl On Teachers And Students Grade Five Elementary School In Surakarta City. Scientific Journal Of Universitas Negeri Semarang. Vol 2 (03) 51-63

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun