"Nggak tahu Pak?"Â
"Kok, nggak tahu?"
Bu hetty terdiam, tak tahu harus menjawab apa. Tadi tak terlintas sedikitpun dalam pikirannya untuk bertanya siapa nama tamu itu dan darimana. Ah, Â boro-boro nanyakeun ngaranna, nu aya mah sieun we, Â jawabnya dalam hati.
"Kenapa diam saja Bu Hetty? "Sok atuh calik heula !"Â
"Sawios Pak. Sebaiknya Bapak segera ke ruang tamu. Kayaknya ia tidak sabar ingin bertemu Bapak "
"Hayu atuh urang ka ditu" ajak Pak Bahana sambil melangkah tenang menuju ruang tamu.Â
Ketika Pak Bahana datang, laki-laki itu sedang berdiri dekat pintu. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. Matanya tak lepas memandang siswa-siswa yang sedang bermain kejar-kejaran di halaman sekolah.Â
"Selamat siang, Pak" sapa Pak Bahana. Ia terkejut dan membalikkan badannya.
"Siang, saya Ramon. Ayahnya Wendy" dengan gagah ia mengulurkan tangan.
"Oh, orangtuanya Wendy. Saya Bahana Pak, Kepala Sekolah SD Berdikari" jawab Pak Bahana sambil memegang erat tangan
laki-laki tersebut.Â