Mohon tunggu...
zainal arifin
zainal arifin Mohon Tunggu... Guru -

Ketika berbagi hidup terasa lebih nikmat dan dalam taat hidup menjadi lebih bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tolong Ubah Nilai Anakku (1)

5 Desember 2017   05:41 Diperbarui: 5 Desember 2017   05:43 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nggak tahu Pak?" 

"Kok, nggak tahu?"

Bu hetty terdiam, tak tahu harus menjawab apa. Tadi tak terlintas sedikitpun dalam pikirannya untuk bertanya siapa nama tamu itu dan darimana. Ah,  boro-boro nanyakeun ngaranna, nu aya mah sieun we,  jawabnya dalam hati.

"Kenapa diam saja Bu Hetty? "Sok atuh calik heula !" 

"Sawios Pak. Sebaiknya Bapak segera ke ruang tamu. Kayaknya ia tidak sabar ingin bertemu Bapak "

"Hayu atuh urang ka ditu" ajak Pak Bahana sambil melangkah tenang menuju ruang tamu. 

Ketika Pak Bahana datang, laki-laki itu sedang berdiri dekat pintu. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. Matanya tak lepas memandang siswa-siswa yang sedang bermain kejar-kejaran di halaman sekolah. 

"Selamat siang, Pak" sapa Pak Bahana. Ia terkejut dan membalikkan badannya.

"Siang, saya Ramon. Ayahnya Wendy" dengan gagah ia mengulurkan tangan.

"Oh, orangtuanya Wendy. Saya Bahana Pak, Kepala Sekolah SD Berdikari" jawab Pak Bahana sambil memegang erat tangan

laki-laki tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun