Bicara tentang topik yang ini agak berbeda dengan pembahasan lainnya. Kaiatannya dengan persiapan Indonesia menuju 5.0, tema ini menjadi menarik dan penting untuk diangkat kepermukaan sebagai upaya untuk memperkenalkan bagaimana dunia teknologi hubungannya dengan Islam.
Dengan begitu, maka pembahasan tentang Digital Islam sama artinya dengan membahas tentang pluralisasi dan demokratisasi pemikiran Islam.
Islam: Cyber Islamic Environments are  Transforming Religious Authority, juga menjadi bagian kajian penting untuk pola kajian terminologis dan atropologis, dalam perkembangan tradisi Islam.
Beberapa dai Indonesia, juga di beberapa negara memiliki krakter yang berbeda antara satu dari lainnya. Tetapi, satu yang dapat menjadi kesimpulan, dari semua drama dan warta keislaman yang dihadirkan dengan berbagai model ialah perubahan orientasi dan style Islam yang menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.
Tentu, Syeikh Google juga menjadi bagian dari kajian Digital Islam yang mampu menunjukkan pada pola perubahan yang mampu mempercepat pencarian dan pencapaian pengembangan pengetahuan.
Saat ini, Digital Islam mampu memberikan gambaran berbagai pola dan gaya imaginatif dalam platform keilmuan baru. Seorang dai bisa saja tidak perlu duduk berlama-lama untuk dapat menjelaskan, menjawab, atau melakukan sesuatu. Dia bisa pergi kemana-kemana, akan tetapi film dan tulisannya dalam berbagai sarana digital dapat menyediakan berbagai informasi pengetahuan yang cukup baik dan mudah untuk dicari dan diulang, karena mudah diakses.