Glenn: Sosok dan Suara Kemanusiaan
Indonesia kini sedang dirundung duka. Duka akibat Corona yang berkali-kali merenggut korban akibat penularannya yang masif, ditambah kini duka akibat kepergian sang legenda. Di tengah pandemi Corona yang belum usai, kita dan dunia musik secara khusus kembali berduka.
Pada pukul 18.00 WIB tanggal 08 April 2020 akhirnya Glenn Fredly menemui sang Kuasa untuk selamanya. Kepergiannya yang mendadak tentu menyisakan duka yang mendalam bagi dunia musik tanah air. Terlebih lagi kepergian pelantun lagu “Januari” ini terjadi di tengah pandemi Covid-19 yang sedang melanda tanah air.
Rasa duka itu tentu akan semakin berat rasanya tatkala keluarga, kerabat, dan penggemar mungkin tidak diperkenankan untuk mengantar beliau ke liang lahat. Demi mencegah penularan Corona, pemerintah sudah membuat anjuran resmi agar menghindari, dan tidak boleh berkerumun. Sehingga mau tidak mau kepergian beliau hanya akan dihadiri oleh keluarga dekat, juga mungkin disertai dengan fasilitas kesehatan atau dengan tetap menjaga jarak satu sama lain.
Sang musisi berdarah Ambon ini akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di RS Setia Mitra Cilandak setelah berjuang melawan penyakit "Meningitis". Walau hingga saat ini belum ada pernyataan pasti apakah penyakit yang diderita Glenn apakah sudah mencapai tahap akut atau tidak. Namun dari beberapa media, ada kabar yang mengatakan bahwa penyanyi R&B ini sudah bergulat dengan penyakit tersebut di beberapa bulan terakhir.
Penyanyi bersuaraha khas ini akhirnya harus menyerah dan meninggalkan seorang isteri, serta seorang anak yang baru saja berusia 40 hari. Kepergian Glenn akibat penyakit Meningitis ini tentu mengingatkan kita pada 5 tahun lalu. Dimana artis komedi Olga Syahputra juga meninggal akibat mengidap penyakit yang sama di Singapura, tepatnya pada 27 Maret 2015.
Di balik rasa duka yang kini menyelimuti dunia musik Indonesia ada sebuah kenangan penting mengenai sosok seorang Glenn dengan status “entertainer”. Almarhum juga dikenal sebagai seorang aktivis kemanusiaan yang bekerja secara nyata, meski jarang kita dengar bersuara. Tidak jarang kegiatan beliau di bidang kemanusiaan, sering beresiko akan hilangnya job “manggung” karena kegiatan beliau terkadang menuai ketidak-sukaan dari berbagai pihak selaku sponsor, yang merasa Glenn sebagai sosok yang terlalu idealis.
Tidak sedikit pula masa muda dari kaum 90-an yang masa remaja hingga dewasanya ditemani oleh suara emas dari seorang Glenn. Glenn yang terkenal dengan suara yang romantis itu, juga sangat perduli dengan kesenjangan. Beliau pernah memberikan sebuah statement yang mungkin mengingatkan kita semua akan pentingnya persatuan yang berbunyi "Indonesia tidak akan pernah bisa menjadi Indonesia tanpa Papua, Maluku, Nusa Tenggara dan Sulawesi".
Sosok almarhum tentunya bukan sekedar menjadi ikon dalam dunia tarik suara. Namun keberadaannya juga menjadi sebuah magnet bagi orang muda dari daerah Timur Indonesia. Glenn menjadi sosok yang merubah stigma bahwa Timur akan selalu terbelakang. Juga merubah stigma bahwa orang Papua bukanlah orang jahat.
Tidak sedikit orang muda dari Timur yang menjadikan Glenn sebagai sosok yang inspiring bagi mereka. Seperti kita kenal beberapa stand up komedian seperti Arie Kriting, Abdur, begitu juga dengan penyanyi Admesh Kamaleng. Terlepas dari itu semua, beliau juga dikenal sebagai sosok yang begitu humble kepada semua orang.
- Glenn: Meningitis dan Corona
Dibalik rasa duka kita akan kepergian Glenn yang menyusul Olga Syahputra dengan penyakit yang sama, kita tentu harus menjadikan momen ini sebagai edukasi. Tidak sedikit di antara kita orang Indonesia yang abai akan jenis penyakit langka tersebut. Di samping kasus penyakit ini sangat jarang, gejala yang dialami juga memiliki beberapa kesamaan dengan penyakit ringan lainnya.
Penyakit Meningitis yang dialami alm. Glenn Fredly adalah penyakit yang menyebabkan radang selaput otak pada penderitanya. Peradangan tersebut terjadi pada bagian Meningen. Dimana Meningen merupakan lapisan pelindung yang berfungsi melindungi otak sera saraf tulang belakang. Di samping itu, gejala yang ditimbulkan penyakit ini juga berbeda-beda tergantung pada kualitas imun tubuh, usia, dan beberapa faktor lainnya.
Pada masa Pandemi seperti sekarang kita tentu menjadi lebih aware atas kesehatan diri dan keluarga. Namun tidak sedikit di antara kita yang tidak memahami cara pencegahan Meningitis yang ternyata memiliki beberapa persamaan dengan pencegahan Covid-19. Gejala yang ditimbulkan juga memiliki beberapa persamaan.
Di samping pemberian vaksin sejak usia dini, apa yang kita lakukan hari ini ternyata memiliki fungsi yang sama dalam mencegah Meningitis. Menjaga jarak dengan orang yang ter-infeksi Meningitis menjadi salah satu faktor terpenting. Sebab bakteri Meningitis juga dapat menular melalui bersin maupun batuk.
Oleh karena itu social distancing yang kita lakukan hari ini juga sangat berpengaruh dalam mencegah penularan Meningitis. Demikian juga dengan mencegah kebiasaan berbagi barang yang bersifat pribadi, sebab penyakit ini juga dapat menularkan bakteri yang tersebar melalui sentuhan. Penyakit ini juga dapat menular melalui tangan dan masuk ke mulut, sehingga mencuci tangan dengan sabun sampai bersih juga dapat mencegah penularan penyakit ini.
Gejala yang ditimbulkan juga tidak jauh berbeda dengan Covid-19. Pengidap penyakit ini dapat mengalami demam tinggi, perubahan nafas, batuk dan flu, serta dibarengi dengan rasa sakit yang luar biasa pada kepala. Sehingga apapun gejala yang ditimbulkan penyakit ini harus benar-benar ditanggapi secara serius.
Demikianlah kepergian Glenn Fredly bukan hanya menyisakan duka yang mendalam bagi kita semua. Namun juga memberikan pelajaran bagi kita. Urusan sosial, politik, dan kemanusiaan bukan semata urusan pemerintah, namun juga menjadi urusan kita semua.
Begitu juga dengan penyakitnya. Dengan menjaga kesehatan dan kebersihan diri, kita bukan hanya menjaga diri dari Corona, tapi juga dari Meningitis yang senantiasa dapat mengancam siapa saja. Mari menjaga kesehatan kita demi kesehatan sesama yang lebih baik, sebab dari kita akan berpengaruh untuk semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H