Mohon tunggu...
Nurzen Maulana
Nurzen Maulana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang agronomist

Seorang agronomis yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Alih Fungsi Lahan Dan Perubahan Sosial Ekonomi Di Desa

20 Januari 2025   12:10 Diperbarui: 20 Januari 2025   12:03 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Excavator oleh Quang Nguyen Vinh Dari Pexels

Alih fungsi lahan merupakan fenomena yang semakin marak terjadi di Indonesia, terutama di kawasan pedesaan. Proses ini sering kali melibatkan konversi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian, seperti perumahan, industri, atau infrastruktur. Meskipun alih fungsi lahan dapat memberikan manfaat ekonomi jangka pendek, dampak jangka panjang terhadap sosial ekonomi masyarakat desa sering kali menimbulkan perdebatan. Dalam tulisan ini, akan dibahas mengenai bagaimana alih fungsi lahan mempengaruhi perubahan sosial ekonomi di desa, dengan menyajikan data dan contoh kasus yang relevan.

Dampak Ekonomi dari Alih Fungsi Lahan

Alih fungsi lahan sering kali dipandang sebagai solusi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat desa. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan per kapita di daerah yang mengalami alih fungsi lahan untuk perumahan dan industri meningkat hingga 15% dalam lima tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa adanya lapangan kerja baru dan peningkatan investasi dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat.

Namun, perlu dicatat bahwa keuntungan ini tidak selalu dirasakan secara merata. Dalam banyak kasus, masyarakat lokal yang terdampak alih fungsi lahan sering kali tidak mendapatkan akses yang sama terhadap peluang ekonomi yang muncul. Misalnya, di Desa Cikarang, Jawa Barat, alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri tidak diimbangi dengan pelatihan keterampilan bagi penduduk desa. Akibatnya, banyak penduduk yang tidak mampu bersaing dengan tenaga kerja dari luar daerah, sehingga mereka tetap terjebak dalam kemiskinan.

Selain itu, pemerintah daerah sering kali lebih memilih untuk menarik investor daripada melindungi lahan pertanian yang ada. Hal ini terlihat dari kebijakan yang diambil oleh sejumlah pemerintah daerah yang lebih mengutamakan pembangunan infrastruktur daripada mempertahankan lahan pertanian. Dengan demikian, meskipun ada peningkatan pendapatan secara keseluruhan, ketimpangan sosial tetap menjadi isu yang perlu diperhatikan.

Dampak Sosial dari Alih Fungsi Lahan

Perubahan fungsi lahan tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga sosial. Alih fungsi lahan sering kali mengakibatkan pergeseran dalam struktur sosial masyarakat desa. Ketika lahan pertanian berkurang, banyak petani yang terpaksa mencari pekerjaan di sektor lain, yang mungkin tidak sesuai dengan keahlian mereka. Hal ini dapat menyebabkan krisis identitas dan kehilangan tradisi pertanian yang telah ada selama bertahun-tahun.

Contoh nyata dapat dilihat di Desa Puncak, Bogor, yang dulunya dikenal sebagai sentra pertanian sayuran. Dengan adanya alih fungsi lahan untuk pembangunan villa dan resort, banyak petani yang beralih profesi menjadi pekerja serabutan. Hal ini tidak hanya mengubah cara hidup mereka, tetapi juga mempengaruhi pola interaksi sosial di desa. Masyarakat yang dulunya saling bergotong royong dalam kegiatan pertanian kini lebih terpisah oleh kesibukan masing-masing dalam mencari nafkah di sektor yang berbeda.

Selain itu, alih fungsi lahan juga dapat menyebabkan konflik sosial. Ketika lahan pertanian yang menjadi sumber kehidupan masyarakat diambil alih untuk kepentingan pembangunan, sering kali terjadi penolakan dari masyarakat. Di beberapa daerah, seperti di Desa Sukamaju, konflik antara masyarakat dan pengembang terjadi akibat pengambilan lahan tanpa musyawarah. Hal ini menunjukkan bahwa alih fungsi lahan tidak hanya mempengaruhi ekonomi, tetapi juga dapat memicu ketegangan sosial yang berkepanjangan.

Solusi dan Rekomendasi untuk Mengatasi Dampak Negatif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun