Jika rangkaian siklus tersebut berjalan dengan alami, maka akan kita lihat unsur pemenuhan yang seimbang, sementara bila ada satu saja rantai yang terputus maka akan membuat hubungan yang lain berubah pula.Â
Demikian halnya dengan hubungan antara produsen dan konsumen, ada suatu aturan tidak tertulis bahwa hubungan saling membutuhkan tersebut akan terus berjalan bila kedua belah pihak menjalankan prinsip etika bisnis.
Apakah konsumen perlu juga menjalankan etika bisnis? Tentu saja. Jika pihak konsumen memenuhi etika bisnis maka secara tidak langsung dia juga akan menjadi mitra yang menguntungkan bagi suatu perusahaan/produsen. Kita ambil contoh sebagai berikut;
- Andi mengambul kredit sepeda motor melalui sebuah perusahaan pembiayaan dengan angsuran 36 kali. Namun baru sampai angsuran ke enam, Andi mulai terlambat membayar dan seterusnya dia tidak mampu memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran tersebut. Setelah melalui proses yang panjang akhirnya memang di temukan fakta bahwa ansi tidak memiliki itikad baik untuk memenuhi kewajibannya, bahkan dia menggadaikan motor yang belum lunas tersebut kepada pihak lain. Dalam hal ini tentu saja akan merugikan pihak
- Amir mengambil kredit untuk modal usahanya. Dia menggunakan uang pinjaman tersebut untuk menjalankan usahanya dengan sungguh-sungguh. Setelah sekian waktu usahanya mulai menampakkan hasil dan meraih keuntungan yang mana Amir mampu untuk menyeelesaikan kwewajibannya melunasi pinaman sebelum waktu yang telah disepakati. Hal ini membuat perusahaan peminjaman senang melihat
Ibarat sebuah mobil, laju mobil penting untuk dapat mengantarkan penumpangnya ke tempat tujuan. Mobil melaju karena injakkan pedal gas pengemudinya dan berhenti kerena injakan pedal rem. Injakan pedal gas mobil diperlukan agar mobil dapat melaju dan injakan pedal rem diperlukan agar mobil melaju dengan selamat.Â
Begitu pula sebuah perusahaan bergerak karena beraksinya sumber daya manusia bersama-sama sumberdaya yang lain. Agar aksi manajemen perusahaan berjalan selamat perlu memperhatikan etika bisnis dan tanggung jawab sosial.
Etika dan tanggung jawab sosial perupakan rem perusahaan agar berkerja tidak bertabrakan dengan pemegang kepentingan perusahaan, seperti pelanggan, pemerintah, pemilik, kreditur, pekerja dan komunitas atau masyarakat.
Hubungan yang harmonis dengan pemegang kepentingan akan menghasilkan energi positif buat
kemajuan perusahaan. Mengapa etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat ini? Karena untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.Â
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika perusahaan akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang karena :
- Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya  friksi baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
- Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja.
- Akan melindungi prinsip kebebasan ber-niaga
- Akan meningkatkan keunggulan bersaing.
Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif,misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.Â