Mohon tunggu...
Zen Abdul Rahim
Zen Abdul Rahim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengajar dan Pembelajar sosial Ekonomi

Pembaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemuda Produktif Pembangun Bangsa

14 Mei 2021   21:06 Diperbarui: 14 Mei 2021   21:10 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Term produktif merupakan term aktif yang biasa digunakan dalam diksi ilmu ilmu sosial terkhusus ekonomi. Produktif seringkali berhubungan dengan hasil baik, secara kualitas maupun kuantitas. Dalam KBBI produktif bermakna "menghasilkan sesuatu" yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. 

Dalam implementasinya produktif seringkali berhubungan dengan karya. Bahkan beberapa literatur menyebutkan bahwa produktifitas seorang manusia terlebih kaum muda akan berbanding lurus dengan keahlian yang ia miliki. Namun secara sederhana esensi yang ada pada istilah produktif adalah kegiatan/aktifitas yang akan bermanfaat bagi orang banyak.

Seberapa penting menjadi Pemuda Produktif? 

Dalam istilah lain, produktif juga dapat diistilahkan dengan amal-amal soleh. Yaitu amal kebaikan yang akan membawa perubahan perubahan pada stuktur masyarakat baik secara kualitas maupun kuantitas. 

Selanjutnya dalam literatur keislaman sebut saja dalam al-Quran dan Hadis yang secara langsung maupun tidak menuntut orang untuk produktif. Semisal Qur'an dalam surat Al-Ashr ayat 1-3, pada ayat ini Allah memberikan peringatan teags agar senantiasa memperhatikan waktu. 

Qs Al-Hasyr ayat 18-19 yang mengingatkan agar memperhatikan/memenej hari esok yang lebih baik lagi. Selain itu dalam beberapa hadis, Rasulullah mengajarkan kita agar senantiasa produktif dalam menjalani hidup. Diantara hadisnya dapat kita perhatikan dibawah ini:

Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, Hidupmu sebelum datang kematianmu" (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya)

Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak dari tempat hisabnya pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai empat hal: (1) umurnya, untuk apakah ia habiskan, (2) jasadnya, untuk apakah ia gunakan, (3) ilmunya, apakah telah ia amalkan, (4) hartanya, dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan" (HR Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi).

Ada tujuh golongan yang akan Allah naungi di Naungan-Nya pada Hari ketika tidak ada naungan kecuali Naungan-Nya; seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Agung, seorang pria yang hatinya melekat pada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seseorang yang diajak berzina oleh wanita cantik dan berposisi tinggi tetapi dia menolak dan mengatakan: 'Saya takut kepada Allah', seseorang yang memberi amal dan menyembunyikannya, hingga tangan kirinya pun tidak tahu apa yang diberikan tangan kanannya dalam amal; dan seseorang yang berzikir kepada Allah dalam kesendirian hingga meneteskan air mata."

Ayat dan hadis diatas secara tegas menuntut manusia khususnya kaum muda agar memanfaatkan / memprodktifkan baik usianya, hartanya maupun ilmunya. 

Ketiga aspek inilah yang harus dicapai oleh seorang pemuda. bahkan dalam hadis lain Rosululloh bersabda "al mu'minul qowiyyu khoiru wa ahabbu ilallah minal mu'minidh dho'if" artinya, mumin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai daripda mumin yang lemah. Beberapa ulama mentahrij makna "kowiyyu" pada hadis tersebut bisa bermakna kuat dalam hal duniawi maupun ukhrawi, materi maupun immateri. 

Untuk mendapatkan kekuatan duniawi dan ukhrawi tentunya harus ada produktiftas yang dijalankan oleh kaum muda tersebut, tanpa produktiftas tentulah kerugian dan kesulitan yang akan nampak dalam meraih kesuksesan duniawi maupun ukhrawi, masadepan yang tidak jelas dan kerugian hingga penyesalan yang justru akan didapat dikemudian hari. 

Lantas adakah tips untuk menjadi pemuda produktif pembangun bangsa? Dibawah ini saya sajikan dan elaborasi dari beberapa buku / kitab dan jurnal terutama kitab ma'alim fi ath-hariq karya Sayyid Qutub dan Ihya Ulumudin karya Imam Ghazali.

4 Tips menjadi Kaum Muda Produktif

Setelah membahas dasar dan pijakan pentingnya menjadi kaum muda produktif, terdapat 4 tips yang relefan dalam memantik tumbuh kembangnya produktifitas kaum muda dalam membangun bangsa dan negara.

Tauhidulloh

Tauidullah adalah kalimtatun sawa, yaitu kalimat penyatu dalam menjalankan agenda-agenda sosial. Tauhidullah harus menjadi pijakan dan dasar dalam menjalankan segala langkah. 

Berucap, berfikir hingga melangkah harus didasari oleh tauhidullah. Salah satu manifestasi tauhidullah adalah mewujudkan kualitas dan kpasitas keiman dan ketakwaan kepada Allah SWT. 

Ketika keimana dan ketakwaan dijadikan pijakan dan dasar dalam menjalankan aktifitas, tentunya kaum muda akan dihadapkan pada jalan-jalan menuju kebahagiaan dan keselamatan yang hakiki baik dunia maupun akhirat. 

Dalam Al-Quran dan hadis ada banyak sekali keutamaan (fadilah) bagi orang yang bertakwa. Al-Gahazali menyebutkan ada 20 fadilah didunia dan 20 fadilah akhirat bagi orang yang bertakwa. 

Dua fadilah yang dapat dirangkum pada tulisan ini adalah pertama: Innalloha yuhibbul myawakkilin, (Al-Imron 159), Allah sangat mencintai orang-orang bertakwa. 

Ayat ini merupakan pernyataan Allah dalam Quran yang tentu benar adanya sebagai dzat dari segala dzat. Kedua: min haitsu laa yahtasib (at-Thalaq ayat 2-3). 

Ayat ini merupakan janji yang Allah berikan berupa reziki/kebahagiaan yang tidak lojik, disangka-sangka, diduga-duga bagi orang yang bertakwa. Inilah pentingnya tauhid yang dimanifestasikan pada keiman dan ketakwaan.

Lebih jauh dalam Quran dan Hadis banyak dikisahkan kesudahan orang-orang yang berpegang teguh pada tauhidullah. Sebut saja kisah ash habul kahfi dan ash-habu uhdud. 

Singkatnya, mengisahkan perjalanan kaum muda progresif yang ditindas penguasa untuk mengikuti agamnya namun merek bersikukuh secara continue dan istikomah memegang kalimat tauhid. Hingga kemudian Allah menolong dan meneguhkan kedudukan para kaum muda tersebut. 

Kisah yang sama dialami juga oleh para nabi seperti Nuh, Ibrohim, Musa dsb. Mereka adalah nabi-nabi yang memperjuangkan kalimat Tauhid bersama kaum-kaum duafa dan mustadafin untuk melawan kaum-kaum mustakbirin atau borjuis. Poinnya adalah menjadikan tauhid sebagai landasan gerakan.

Memperbanyak membaca

Membaca adalah amalan yang dahsyat, bagaimana tidak, didalam Al-Quran wahyu pertama yang diturunkan Allah melalui malaikat Jibril kepada Muhamad adalah surat Al-Alaq ayat 1 hingga 5. 

Pada saat bersamaan Muhamad dilantik menjadi Rosul tepatnya 17 Ramadhan di Gua Hiro pada usia ke 40 tahun. Wahyu ini merupakan seruan untuk membaca, mempelajari, dan mendalami venomena-venomena, kejadian-kejadian hingga peluang-peluang yang ada untuk di produktifkan. 

Membaca buku dan membaca peluang adalah hal yang penting dilakukan. Beberapa literatur menyebutkan bahwa implikasi positif bagi orang yang senantiasa membaca akan lebih berenergi, bergairah, dan lebih sehat. Tetunya kondisi yang semacam itu akan memantik produktifitas juga.

Berlomba dalam kebaikan

Mewujudkan kaum muda yang produktif tetu tidak sesingkat yang diharapkan. Didalmnya membutuhkan proses-proses yang panjang nan bergelombang, dalam istilah Tan Malaka terbentur, terbentur, terbentur dan terbentuk. berlomba dalam kebaikan (fastabikul khairat) adalah hal yang tidak kalah pentingnnya, bahkan dalam Quran surat Al-Araf ayat 56: Inna rohmataallahi karibum minal muhsinin. 

Bahwasannya Rahmat Allah sangat dekat kepada orang muhsin yaitu orang yang senantisa berbuat baik dan mentranspormasikan kebaikan itu kepada khalayak umum. 

Kaum muda harus banyak terlibat dalam agaenda-agenda sosal hingga agenda pencerahan ummat dan bangsa, baik di oragnisasi, Masjid, Kampus maupun dalam birokrasi NKRI yang kita cintai ini.

Mempertajam Keahlian

Implementasi kongkrit dalam mempertajam keahlian adalah senantiasa mempelajari dan mendalami potensi yang Allah titipkan kepada manusia. Karena pada hakikatnya Allah senantiasa titipkan satu atau lebih dari itu potensi (keahlian) kepada setiap manusia. 

Untuk itu tugas manusia adalah menemukan potensi tersebut, hal ini bisa dilakukan dengan menuntut ilmu. Semisal melanjutkan studi mulai S1, S2, S3 hingga posdoktoral, hal ini penting dilakukan pasalnya negara tercinta kita sudah menyediakan fasilitas yang besar bagi penuntut ilmu mulai dari beasiswa LPDP, BU, DIKTI, BUDI, Beasiswa Santri dan lainnya. Hal ini penting disikapi secara positif oleh kaum muda dalam menuntut ilmu. Terlebih banyaksekali faedah dan fadilah dalam menuntut ilmu. 

Atau bisa juga dengan mengiuti seminar-seminar untuk meningkatkan keahlian. Dengan menuntut ilmu inilah secara bersamaan akan mempertajam keahlian yang sesungguhnya kita miliki. Dengan mempertajam keahlian maka bersaing dalam mewujudkan produktifitas dalam membangun bangsa akan lebih mudah diraih.

Selanjutnya dengan bekal istikomah dan tawakkal kepada Allah in sya Allah keempat tips diatas paling tidak dapat memantik, memicu dan memacu kaum muda untuk produktif dalam membangun negara. Selain itu terpantik pula mewujdukan harapan, impian dan cita-cita besarnya. Diawali hari ini dan diakhiri hari akhir kelak, produktif dalam hidup adalah kewajiban bersama terutama kaum muda dalam membangun bangsa dan negaranya. 

Wallahu allam

by Zen Abdul Rahim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun