Mohon tunggu...
ZEN
ZEN Mohon Tunggu... -

netizen yang out of box

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemborosan Yang Mencemaskan

10 Februari 2011   04:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:44 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewasa ini pemborosan pangan menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, antara lain makan berlebih-lebihan, porsi berlebih lebihan dan banyaknya makanan yang basi karena perencanaan yang tidak baik. Umumnya orang yang berpotensi melakukan pemborosan ini adalah orang-orang makmur yang termasuk tenaga kerja halus.

Tenaga kerja halus disini artinya jenis-jenis pekerjaan yang sebenarnya tidak memerlukan energi yang terlalu besar untuk dijalani. Misalnya pekerja kantoran yang bekerja sambil duduk. Kebutuhan pangan sebagai sumber energi orang yang bekerja seperti ini sebenarnya sedikit sekali, tetapi kebiasaan makan mereka pada umumnya besar. Akibatnya banyak yang tubuhnya menjadi terlalu berat, salah satu indikator yang mudah dilihat adalah perut yang mulai membesar dan membulat (buncit). Ada kebutuhan yang mendesak untuk menyesuaikan antara pangan yang dimakan dengan yang dibutuhkan, baik untuk menjaga kesehatan maupun untuk mengurangi pemborosan pangan.

Wacana pemborosan pangan ini menjadi penting ditengah jumlah manusia dibumi yang semakin bertambah. Jumlah penduduk dunia dewasa ini diperkirakan hampir mencapai 7 milyar. Disisi lain kemampuan alam untuk menyediakan bahan makanan dilaporkan semakin terbatas. Banyaknya alih fungsi lahan pertanian, meningkatnya jumlah lahan kritis, tercemarnya lautan dan perubahan iklim adalah beberapa fenomena yang mendekatkan manusia pada kecemasan akan kelangkaan bahan pangan dunia pada beberapa tahun mendatang.

Dalam suatu dunia yang sedang mengalami kelangkaan, kalau ada diantara kita yang makan terlalu banyak, dengan sendirinya tentu ada yang makan terlalu sedikit. Persoalan moralnya timbul oleh kenyataan bahwa mereka yang makan terlalu sedikit ini bukanlah orang-orang kaya yang ingin melangsingkan tubuhnya, melainkan orang-orang melarat yang sudah kurus kering.

Melakukan hal-hal kecil tapi berdampak nyata adalah solusi yang bisa kita lakukan. Mulailah menyederhanakan porsi diet sehari-hari. Makan tidak perlu banyak-banyak, yang penting lengkap gizinya dan sehat. Hal ini selain bisa menurunkan permintaan bahan pangan, juga akan berdampak pada status kesehatan dan bentuk tubuh anda.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun