Mohon tunggu...
ZEN
ZEN Mohon Tunggu... -

netizen yang out of box

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Belajar dari Ratu Lebah, Semut dan Rayap

9 Februari 2010   13:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:01 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dilahirkan menjadi manusia memang harus kita syukuri dan manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Manusia dibekali nalar, pikiran dan perasaan yang menyebabkan mereka menjadi makhluk Tuhan dengan tingkatan yang paling tinggi. Namun ini bukan berarti manusia teramat sempurna sehingga bisa mengalahkan kemampuan makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya.

Di berbagai sisi kehidupan, ternyata manusia memiliki banyak kelemahan sehingga bisa belajar dari makhluk-makhluk ciptaan tuhan yang lainnya. Lihatlah ratu lebah, semut dan rayap, mereka tanpa kesulitan mengatur rakyatnya yang berjumlah puluhan bahkan ratusan juta dalam suatu hierarki tanpa adanya konflik dan perpecahan.

[caption id="" align="aligncenter" width="305" caption="gambar dipungut dari google"][/caption]

Ratu lebah, semut dan rayap ini tidak memiliki nalar, pikiran dan perasaan, toh mereka juga bisa memimpin dengan baik. Bagaimana dengan manusia? Lihatlah pemimpin-pemimpin kita sekarang ini, sudahkan mereka memimpin kita dengan baik? Sudahkan mereka mengayomi, mengatur dan menuntun rakyatnya sehingga asap dapur terjamin terus mengepul?

Lihatlah rakyat-rakyat lebah, semut dan rayap, mereka berkembang secara adil dan selaras. Tidak ada rakyat lebah, semut dan rayap yang menderita gizi buruk, penyakitan dan kelaparan. Kepala prajurit lebah, semut dan rayap serta ratunya juga tidak ada yang menderita obesitas, asam urat dan kolesterol karena terlalu makmur dan berlimpah makanan. Prinsip persamaan dan keadilan menggapai kamakmuran diterapkan ratu lebah, semut dan rayap dalam setiap kebijakannya.

Lalu apa kabar dengan pemimpin manusia? mampukan pemimpin manusia menciptakan kemakmuran seperti yang dilakukan ratu lebah, semut dan rayap terhadap rakyatnya? Ah….rasanya sulit, buktinya kita lebih mudah menemukan rakyat jelata dengan tubuh tipis, kering dan kerempeng di negeri ini. Banyak pula yang kekurangan gizi, kelaparan dan penyakitan. Hanya segelintir yang terlihat mengalami obesitas akibat kemakmuran berlebih, kira-kira apa pekerjaan orang-orang dengan obesitas ini di masyarakat ya? Apapun itu, saya hanya berharap umat manusia bisa menikmati hidupnya dengan baik dan terlepas dari penderitaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun